04 [pdkt atau php]

27 2 0
                                    

Ajarkan aku bagaimana cara berhenti menyukaimu

***

"Kok gue merasa ada yang aneh ya diantara kalian berdua."

Shera menghampiri Aurel yang tengah mengepel lantai. "Rel lo gapapa kan? Lo gak di apa apain kan sama dia? Lo di pukul? Di jambak? Atau di—"

Aurel membungkam mulut Shera. "Lo kenapa sih? Aneh banget tau ga?" Ujar Aurel bingung.

Shera menatap Arsen diam diam. "Lo tau dia siapa?" Tanya Shera menunjuk Arsen dibelakangnya.

Aurel mengikuti arah tunjuk Shera. "Dia? Arsen Dewantara. Orang ternyebelin sedunia!" Ujarnya kencang tanpa rasa takut.

Shera membelalakkan matanya. "Rel! Lo mau kita di kubur hidup hidup disini?!" Ujar Shera panik.

"Hah apa sih lo? Udah sana gue mau ngepel!" Aurel mendorong Shera hingga Shera keluar dari gudang.

Arsen yang sudah tau arah pembicaraan mereka hanya bisa menahan tawa tidak jelas. Ia menatap Shera dan mengedipkan sebelah matanya.

"HUWAAA SEREEM!" teriak Shera dan langsung berlari menjauhi gudang.

Aurel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kenapa semua orang hari ini gajelas banget sih?" Tanya Aurel bingung.

Arsen mengedikkan bahunya pura pura tidak tahu. "Ni curut emang gatau gue siapa" batin Arsen tertawa sambil membayangkan reaksi Aurel jika Aurel mengetahui identitasnya.

KRIING

tepat setelah mereka menyelesaikan hukuman dari Bu Mirna, bel tanda istirahat berbunyi. Aurel menaruh peralatan kebersihannya dan langsung bergegas menuju lapangan basket.

Arsen menatap kepergian Aurel dengan bingung, ia memegang pergelangan tangan Aurel dan menahannya. "Mau kemana?" Tanya Arsen dengan bingung.

Aurel melepaskan genggaman tangan Arsen. "Mau nonton Radit latihan basket. Bay!" Ujarnya dan langsung pergi menuju lapangan basket.

"Lo belum tau aja siapa gue Rel," gumamnya pelan.

***

"WAAAAA RADIT, RADIT, YEEE"

"ANJIR GUE DI NOTICE RENO!"

"EH EH ITU TUH KAPTEN BASKET NYA UDAH DATENG"

"HUWAAA MY BABY ARSEENNNN I LOVE YOU"

Teriakan para siswi bersahut sahutan membuat kepala Aurel pening. "Ih kenapa pada lebay banget sih!" Ujarnya kesal.

Shera menggeleng pelan, kemudian ia melihat Arsen yang baru memasuki lapangan. Pandangan Arsen tertuju kepada Aurel yang masih menutup telinganya karena kebisingan siswi lain. "Rel, Rel liat tuh dibawah ada siapa." Ujar Shera pelan sambil mengguncangkan bahu Aurel.

Aurel yang sudah pusing makin pusing karena Shera yang heboh disebelahnya. "Apa sih, emang ada siap— LOH LOH KO SI CURUT IKUTAN MAIN BASKET?!" Teriak Aurel kencang sehingga para siswi menatapnya heran.

Shera menutup wajahnya malu, kemudian ia menatap Aurel dalam-dalam. "Rel, dengerin gue. Lo tau siapa yang punya sekolah ini? Lo tau kenapa Arsen ikutan main basket? Itu karena dia kapten basketnya Aurel!!"

Aurel melongo tidak percaya. Ia menutup mulutnya rapat-rapat. "D-dia kapten basket? Terus emang yang punya sekolah ini siapa? Jangan bilang..."

Sedangkan Arsen dibawah sana menatap Aurel seperti menahan tawa. Kemudian ia mengedipkan sebelah matanya kepada Aurel.

AUREL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang