[BOOK1][ON GOING]
[SLOW UPDATE]
penyesalan memang akan selalu datang diakhir atau saat merasa sudah sangat kehilangan. Park Jimin sudah merasakan nya, Jimin pernah dengan brengsek nya mempermainkan kepercayaan dan cinta tulus dari seorang Gadis. D...
'Kau memang pandai dalam Menutupi semua kebohonganmu.'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • • •
Jimin sudah menunggu Yn dibelakang gedung seperti yang diminta oleh Yn, namun disini sepi tidak ada orang. Jimin memutuskan untuk menunggu duduk dikursi kayu dibawah pohon.
Sudah dua puluh delapan menit dan Yn belum juga tiba, Jimin jadi geram sendiri. Meremat tangannya dan melihat kearah lain.
Kesal sungguh. Megambil ponsel nya dan mengirimi beberapa pesan untuk Yn, namun tak kunjung dibaca.
Jimin menghembuskan kasar nafasnya dan kembali memasukkan ponsel miliknya.
Tepat tiga puluh menit kemudian Yn baru memunculkan dirinya dan menghampiri Jimin yang sedang uring uringan.
"Kau kemana saja? Aku sudah menunggumu dua puluh menit sendirian seperti orang bodoh disini." Baru saja menghadap Jimin Yn langsung terkejut saat Jimin meninggikan suaranya.
Menatap Jimin dalam dan tersenyum tipis.
" Jim, kau baru menungguku tiga puluh menit disini dan kau sudah semarah ini. Lalu bagaimana denganku yang menunggumu bahkan satu jam lamanya dan sendirian di taman?"
Jimin sukses bungkam. Menatap Yn yang menatap nya dengan pandangan kosong-- sulit diartikan.
"Jadi kau mencoba membalasku? Begitu?" Yn menundukkan pangannya lalu Tertawa lirih, perasaannya sangat sulit dijelaskan. Apakah Jimin tidak mengerti.
"Kau memang pandai Park Jimin." Jimin langsung melempar tasnya kearah kursi kayu yang ditempatinya tadi lalu mencoba menggengam tangan Yn.
Jimin baru menyadari jika dirinya sempat membentak sang kekasih, Jimin menghembuskan nafasnya untuk berusaha lebih tenang.
"Kau kenapa hmm? Sedang ada masalah? Maafkan aku soal tadi." Jimin memeperhatikan Yn dengan pandangan sendu.
"Kau pandai sekali Jim, bisa ajari aku Bagaimana caranya?" Mengernyitkan alisnya memandang Yn bertanya.
"Ajari? Tentang apa?" Jimin menjulurkan Tangannya menyelipkan anak poni Yn Kebelakang telinga.
Yn tersenyum tipis lalu menghembuskan Nafasnya berat, mulutnya ingin bertanya namun seperti sangat sulit untuk terbuka bahkan untuk mengeluarkan suara Yn terasa sangat berat.