pesta pernikahan

41 13 0
                                    

Aula megah nan besar bernuansa indah dan cantik yang dihiasi bunga-bunga dan dekorasi lainnya yang menambah kesan keelokan. Pesta pernikahan yang dipadati oleh beberapa dewa-dewi terkenal maupun yang tidak terkenal saling berinteraksi satu sama lain. Semuanya hadir dalam Pernikahan peleus dan thetis. Pasangan tersebut duduk di kursi singgasana yang berkedudukan tinggi. Tak lupa detemani dengan para dayang dan nimfa cantik yang siap melayani pasangan tersebut.

Namun, ada yang membuat ganjal pesta ini, walaupun sang dewa-dewi hadir menikmati pesta, ada seseorang Dewi yang tak dapat menikmati pesta meriah ini. Dia sengaja tak dikabari oleh saudara untuk hadir. Dewi Eris namanya. Zeus, sang raja dewa punya alasan tersendiri untuk tak mengabari dewi Eris sebab khawatir jika nanti terjadi sesuatu yang buruk pesta ini. Ketahuilah bahwa Dewi Eris itu adalah Dewi kehancuran. Dimana pun ia berada pasti ada saja kekacauan yang dibuatnya.

Pesta pernikahan nya berlangsung sangat ramai, riuh ricuh beberapa tamu undangan saling bersulang dan mengobrol ria.

“ hai,” salah seorang dewa melambaikan tangannya kepada seseorang. Diwajahnya tercetak senyuman lebar. Dia adalah Hermes. Dewa pembawa pesan sekaligus pelindung para pengelana. Si cerdas dengan taktik saat mencuri domba milik Apollo.

“ ada apa kau menghampiriku?” tanya Athena balik. Terdengar sedikit sinis. Dewi yang terkenal akan pintar dalam menata strategi perang dan kebijaksanaan. Dewi tangguh yang merupakan sang rival dari Ares. Walaupun mereka bersaudara, tetap saja perilaku mereka bak musuh. Namun sebenarnya Athena tak menganggap nya begitu.

Hermes terkekeh kecil, “tak perlu se sinis itu pada ku. Santai saja.”

Reaksi Athena saat melihat Hermes ini terbilang sinis. Ya begitulah Athena. “ tak seperti biasanya kau sendiri, dimana sahabat-sahabat kau itu?” tanya Athena pada Hermes.

“ entah. Mungkin saja mereka sedang bersenang-senang menikmati bir.” ujar Hermes. Hermes, Dionysius dan Apollo mereka sahabat. Seringkali minum bersama didekat kebun anggur.
Secara Dionysius sendiri adalah dewa anggur.
Sedangkan Hermes dan Apollo bersahabat sejak kejadian dimana Hermes mencuri ternak-ternak milik Apollo.

Hermes memerhatikan Athena dari bawah sampai atas,“ kau cantik sekali Athena memakai gaun pesta seperti ini.” Hermes memuji penampilan Athena yang menurutnya begitu cantik. Bagaimana tidak, Dewi kebijaksanaan ini memiliki rambut gelap, serta tubuhnya menjulang tinggi. Ditambah dengan mengenakan gaun, lengkap sudah kecantikannya. Jika seperti itu bersainglah sudah  paras yang  indah dengan Dewi aprodhite. Si Dewi tercantik di Olympus. Namun, jika aprodhite mendengar seperti itu, marahlah dia. Secara ia adalah Dewi kecantikan tak ada saing dan tak ada tandingannya.

“aku memang cantik sekaligus pintar. Jadi Tak perlu kau katakan seperti itu pun aku sudah tau.” Athena sudah bosan mendengar pujian klasik yang tak ada kreatif-kreatifnya.

Hermes tertawa, “athena... Kepercayaan diri mu itu tinggi sekali.”

Athena diam. Tak menyahut ucapan dari Hermes tadi. Kembali menenggak minumannya pelan. Athena tahu bahwa Hermes itu pribadi yang suka mengakrabkan dengan dewa dan Dewi. Sikapnya yang santai dan tak kaku dalam pembicaraan dengan lainnya.

Disudut ruangan besar ini terdapat meja besar dan single chair. Dikelilingi lampu berkelip-kelip. Meja bar kecil menutupi area samping nya. Tempat tersebut diduduki oleh Dewi-Dewi cantik. Hera, aprodhite, persephone dan lainnya. Mengobrol dan bercanda ria entah apa yang mereka bicarakan.
Namun, Athena sendiri enggan bergabung. Dia tak begitu menyukai obrolan garing. Dari tempat Athena duduk, sudah terlihat kumpulan Dewi-Dewi itu. Athena mendengar sedikit apa yang mereka bicarakan. Dan seketika mereka tertawa dalam obrolan.
Menurut Athena candaan mereka terlalu biasa. Flat baginya.

“ Hera, Rambutmu indah sekali. Aku jadi iri melihatnya.” ucap salah satu dari mereka memuji rambut dewa Hera. Rambutnya yang bertatanan indah. Dicepol namun menyisakan beberapa helaian rambut disekitar dahi dan pelipis. Helaian tersebut dibuat bergelombang.

“ cara perpakaian mu juga benar-benar seksi. Sampai-sampai aprodhite pun kalah saing dengan mu.” celetuk salah satu dari mereka.

“jaga bicaramu wahai Dewi. Aku yang tercantik yang tak tertandingi. Tak pernah terkalahkan. Ingat itu!” aprodhite mulai tersulut. Ia sangat sensitif mendengar jika ada yang lebih cantik darinya. Seperti kisah Eros dan psyche.

“Sudahlah Aprodhite,  Lihatlah sendiri, Dewi yang lainnya itu memujiku karna aku cantik. Jadi terbukti bahwa aku ini yang tercantik.” ujar Hera bangga. Ada rasa sedikit meremehkan aprodhite.

Wajah Aprodhite memerah. Alisnya saling bertautan. Ia tak suka dirinya itu dibanding-bandingkan dengan siapapun hanya karena persoalan kecantikan. Jelas-jelas aprodhite ini adalah sang Dewi kecantikan. Terbukti sudah bahwa ia yang tercantik.
Hera sendiri adalah Dewi pelindung pernikahan. Dewi yang setia. Namun, Hera juga sama cantiknya dengan aprodhite. Namanya juga Dewi, tentu saja cantik parasnya.

“aku adalah Dewi kecantikan. Tak ada siapapun yang bisa menandingi kecantikan ku ini.” ucap Aprodhite tak mau kalah.

Hera menata helaian rambut yang menghalangi mata,“oh aprodhite ayolah. Kau tak dengar apa kata mereka. Mereka itu memujiku. Sedangkan kau, tidak. Jadi secara tidak langsung mereka mengatakan aku itu cantik bukan.” ucapnya sembari menyinggung senang.

Aprodhite bangun dari duduknya, tangannya menunjuk ke Hera. “ kau benar-benar—?!” ucapnya terpotong saat tiba-tiba tangannya ditarik oleh Hestia, saudara Hera. Jika saja tak cepat-cepat ditarik, pasti seisi ruangan akan memerhatikan nya.

Fyi,Hestia ini adalah anak tertua dari pasangan Rhea dan chronos. Hestia sangat rendah hati dan kalem. Tak suka berdebat dengan saudara-saudaranya.

“sudah sudah. Tak perlu berdebat seperti itu. Lebih baik kita minum ini saja. ” salah Dewi meleraikan perdebatan antara Aprodhite dan Hera.

BRAAAAKKKKKKK!













PERANG TROYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang