Dewi Eris

41 12 0
                                    

“BRAAAAAAAAKKKKK!!!”

Pintu aula besar terbuka secara keras. Semua seisi ruangan terlonjak kaget. Pandangan nya menuju pintu yang terbuka itu.
Dewi Eris. Mata Dewi perselisihan itu melotot kemerahan. Tangannya berkacak pinggang. Aura negatif terasa amat menyerang penghuni yang ada diruangan tersebut.

“ DIMANA ZEUS?!!” Teriaknya penuh amarah. Bagaimana tidak, dia sangat marah kepada Zeus sebab tega-teganya ia tak mengundang nya ke acara pernikahan thetis dan peleus. Eris merasa tak dianggap sebagai Dewi.
Bisa-bisanya dewa-dewi yang lain bersenang-senang sedangkan ia tidak. Tak adil sekali. Tak boleh jadi nih.

Kemarahan Eris terbilang menakutkan. Sampai-sampai Dewi yang ada di aula meringkuk berlindung dibalik lengan sang dewa.
Akhirnya Zeus muncul dari kerumunan, semua tatapan tertuju pada Zeus dan Eris yang berada didepan pintu.

“ada apa kau kesini?” tanya Zeus sesantai mungkin. Ia bisa saja membalas dengan nada marah juga, namun ia urungkan. Kali ini Zeus berhadapan dengan Eris. Begitupun juga ia adalah seorang Dewi.

Eris mendecih sinis, “ck. kau masih bertanya ada apa?! KAU ITU TAK MENGABARIKU TENTANG ADANYA PESTA INI. DAN ...”

Tatapan Eris mencari sosok dewa pembawa pesan. Matanya tertuju diujung meja panjang, bersama Athena. “KAU HERMES! APAKAH KAU DIPERINTAH OLEH ZEUS UNTUK MENYEMBUNYIKAN KABAR INI DARIKU?”

Sontak Hermes terperanjat kaget. Tiba-tiba ia terkena sasaran dari Eris. Mata Hermes melotot sambil menggelengkan kepalanya cepat. Ia tak tau apa-apa. Tak ada sangkut pautnya. Biasanya untuk seperti ini, Zeus sendiri yang akan mengabari Dewi Eris secara langsung.
Ketahuilah bahwa Dewi Eris itu Dewi perselisihan dan kehancuran. Dimana ada dia, pasti akan terjadi kekacauan. Maka dari itu Zeus hati-hati dan penuh perhitungan jika ingin mengundang Eris.

“aku tak tau apa-apa. Bukan aku sungguh.” Hermes sedikit takut dan tegang.

“tenanglah Eris. kau Tak perlu emosi seperti itu. Disini banyak dewa-dewi yang lain.  Apakah kau tak malu jadi pusat perhatian?” Ujar Zeus menenangkan Eris agar emosi nya tak semakin membludak.

“cih. Tak perlu emosi katamu?!! Haa AHAHAHA AHAHAHAHAH.” tawa Eris menggelegar memenuhi ruangan. Tawanya terkesan merendahkan pada Zeus. Enak sekali dia bicara. Dia tak tau rasanya seperti tak dianggap. Dasar.

“ bicaramu itu seolah-olah aku ini tak penting. Meremehkan akan adanya aku. Jangan merasa hebat hanya karena raja para dewa wahai Zeus!” Eris mengeluarkan unek-unek yang ada dipikiran nya. Ia tak peduli nanti setelahnya apakah Zeus akan menghukumnya atau tidak karena bicara seperti itu.

“eris. Kemarilah. Akan aku jelaskan.”  ucap zeus. Ia jadi merasa bersalah karena tak mengundang Eris.

“ TAK PERLU! AKU TAK BUTUH PENJELASAN MU.” Eris kembali murka.
Tangan kanannya memegang benda berkilauan. Itu apel emas.
Apple kallisti. Ia mengacungkan tangan kanannya tinggi-tinggi, telapak tangannya menggenggam apel itu.

“  Aku akan pergi. Namun sebelum itu aku ada hadiah buat kalian semua. Tahukah kalian ini apa?” ucap Eris. “ apel ini telah aku ukir bertuliskan 'teruntuk yang tercantik' jadi, siapapun yang mendapatkan nya ialah yang paling cantik.”

Seketika ruangan menjadi heboh. Terutama para Dewi. Ingin sekali mendapat apel tersebut. Bagaimana tidak, mendapat predikat tercantik itu impian semua para Dewi.
Aprodhite. Dalam hatinya sangat khawatir dan gelisah. Jika nanti apel tersebut jatuh pada Dewi lain, gelarnya sebagai Dewi kecantikan akan menurun. Ah tak boleh jadi. Ia adalah Dewi tercantik. Tak boleh ada Dewi lain yang mendapatkannya kecuali ia.

Hera, baru saja sebelum kedatangan Eris, ia merasa senang dipuji cantik oleh Dewi-Dewi lain. Bahkan kecantikan nya hingga menyamai aprodhite. Saat kedatangan Eris dan membawa apel dengan predikat teruntuk yang tercantik, dalam benak nya ingin mendapatkan apel tersebut. Jika apel itu jatuh pada nya, sudah tentu kalah reputasi Aprodhite sebagai Dewi kecantikan. Dan nantinya semua pemuja Aprodhite akan beralih padanya.

“ aku lempar apel nya, siapapun yang mendapatkan nya. Selamat. Kau yang tercantik.” detik itu juga Eris langsung melempar apelnya begitu saja.

Apelnya melayang di udara, Dewi-Dewi berlarian kesana kemari dengan kepala mendongak menatap apel itu kemana jatuhnya. Suasana kembali menjadi riuh.

Eris tersenyum sinis, akhirnya terjadi juga kekacauan pesta ini. Itung-itung membalas kekesalannya pada Zeus. “bersenang-senang lah.” ucap Eris sebelum meninggalkan aula besar.
Lalu Eris menghilang sekejap entah kemana.

Begitu apel hendak mendekati jatuh, para Dewi saling berteriak dan heboh. Apalagi Hera dan aprodhite. Saingan ketat.

Haaappp

Apel itu jatuh ditangan seorang Dewi kebijaksanaan. Semua memandang tak percaya dan tak terima.
“apa-apaan kau Athena. Kembalikan apel itu padaku.” Aprodhite merebut paksa apel yang ada digenggaman Athena.

“aku Dewi kecantikan. Aku yang berhak mendapatkan apel ini.” Aprodhite menggenggam erat apel itu.
Hera mendekat ke hadapan Aprodhite. Tangannya berusaha merebut apel yang ada digenggaman Aprodhite dengan susah payah.
“berikan itu padaku. Aku adalah ratu para dewa. Jadi kau Aprodhite, serahkan apel itu untukku.” Hera tersulut emosi karena aprodhite tak mau melepaskan genggaman nya.

“aku tidak mau. Kau ini Dewi pernikahan Hera, buat apa kau mendapatkan apel ini?” ujar Aprodhite.

Athena yang melihatnya menyungging senyum devil. Dasar Dewi-Dewi ini seperti kekanak-kanakan. Diselang perebutan apel, Athena menyela dan langsung menarik apel itu secara paksa dari tangan Aprodhite dengan teknik ala beladiri.
Alhasil apel tersebut jatuh ke tangan Athena. Aprodhite tercengang.

“kembalikan apel itu kepadaku Athena!” Aprodhite marah. Cara Athena merebut apel itu cepat sekali pergerakan nya. Sampai-sampai aprodhite tak bisa mencegah.
“enak saja. Aku yg pantas mendapatkan nya. Aku ini Dewi strategi perang, sekaligus cantik.bahkan kecantikan ku hampir mengalahkan mu, Bukan begitu wahai Hermes?” Athena sengaja membawa-bawa nama Hermes sebagai alibinya, ia melirik Hermes yang tengah meneguk minumannya.

Aprodhite dan Hera menatap Hermes tajam.



PERANG TROYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang