#misi_siswa_siswa_jomblo
(9)Kepsek jatuh tengkurap. Laki-laki yang memukul itu meletakkan kaki di atasnya. Kepsek meringis menahan sakit.
Sedang Dhira sungguh lega, bersyukur, disaat yang benar-benar tepat Tuhan mengirim malaikat untuk menolongnya.
"Pak Luthfi!"
"Aaargh ... sudah cukup!" Kepsek meronta kesakitan, "Saya bisa jelaskan semua. Lepaskan."
Mata Luthfi melihat nyalang, setiap kali nyalinya tertantang saat melihat kelakuan bejat seseorang, semena-mena pada yang lemah. Lebih-lebih pelecehan terhadap wanita.
Tak peduli berapa banyak orang yang diinjaknya minta maaf dan berteriak kesakitan, ia terus menginjak, seolah tak puas jika orang di hadapannya benar-benar tak berdaya. Kini ia raih tangan kanan kepsek dengan ditekuk ke belakang. Sontak jerit sakit semakin keras.
"Aaarghhhh!" Kepsek tidak lagi mampu berkata-kata, hanya teriakan demi teriakan yang keluar dari mulut.
Dhira yang menangis merasa lemah dan tak kuasa melihatnya, "Hentikan! Cukup Pak Luthfi. Dia sudah kesakitan."
Luthfi menoleh, tak percaya Dhira masih menginginkan laki-laki yang sudah hampir memperkosanya untuk dilepas.
"Arrghhh!" Suara kepsek mulai parau.
"Pak ... tolong lepaskan." Suara Dhira melemah, berharap pria yang di matanya adalah malaikat mau mendengar. Ia terduduk dengan sesenggukan.
Melihat sikap wanita itu, Luthfi hatinya mulai luluh. Melepas kasar tangan kepsek, lalu menendang sekali lagi bagian pinggangnya dengan keras. Puas!
Meringis, berusaha bangkit pelan. Kepsek berhasil duduk menyandar ke dinding. Napasnya masih tersengal, "Semua tidak seperti yang kalian bayangkan."
"Tutup mulutmu! Harusnya kuhancurkan wajahmu!" Suara Luthfi meninggi menggema di sepanjang lorong bangunan.
Dhira melihat ke arah Luthfi tak menyangka, pria yang dikenalnya beberapa hari selalu berbicara lembut dan santun hari ini bicara kasar, sikapnya bak singa yang siap menerkam mangsa.
Terdengar derap kaki mendekati mereka.
"Ada apa?" Ridho datang dengan menggendong tas dan obeng di tangannya.
Melihat keadaan tiga orang di hadapannya, Ridho mampu membaca apa yang tengah terjadi.
"Wouh, Fi! Terakhir kali gue lihat muka lo kek gini pas kita imtihan di pondok dulu.""Begini, kalian sudah salah paham. Saya mengajak ibu Dhira masuk ke dalam, untuk melihat sesuatu tentang Bu Risma. Saya menyimpan rekaman beberapa kelakuannya di sekolah ini." Pundak kepsek masih terlihat naik dan turun. Berusaha menenangkan orang-orang di depannya agar tak lagi mendapat penyerangan.
"Siapa dia?" Ridho melihat ke arah Luthfi dengan tangan menunjuk pada kepsek.
"Kepsek," jawab Luthfi pelan.
"Oh, jadi selain koruptor Anda ini orang mesum juga!" Ridho melotot pada kepsek dengan tangan akan mengayunkan obeng.
Kepsek buru-buru bangun, "Ayo ikut saya!" Berjalan ke arah Dhira dan hendak meraih tangannya. Segera bangkit dan menepis, Dhira berlari ke belakang Luthfi. Di sinilah ia merasa aman. Luthfi hanya menoleh sebentar, memaklumi rasa takut yang Dhira alami.
"Pantes aja Luthfi gak tertarik sama cewek-cewek yang kutawarkan. Ternyata wanita cantik ini sebabnya." Ridho bicara dalam hati.
"Oke, baiklah." Kepsek mengangkat dua tangannya, seolah biacara 'aku tak macam-macam', dia melangkah menuju kantornya.
"Ayo ikuti saya! Akan saya tunjukkan."Ketiganya saling pandang lalu mengikuti kepsek.
.
.
Membuka sebuah komputer, klik folder 'videos', muncul beberapa gambar. Dengan lincah tangan menggerakkan mouse kepsek memutar video dan menzoom. Video diputar berurutan, Risma sedang bicara genit pada Andra, keduanya tersenyum berjalan sambil pelukan. Lalu dengan Agus juga lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi Siswa-siswa Jomblo
عشوائيMenceritakan empat sekawan yang tiba-tiba harus melaksanakan misi kebaikan setelah datang guru baru dan banyaknya kejadian-kejadian aneh sampai kematian beberapa orang. Ikuti perjalanan mereka yang seru dan menegangkan dengan sisi humor dan romantis.