part-1

23 2 0
                                    

Ana melanjutkan sekolahnya di SMA Dharmawangsa. Di Jakarta. Dengan kehidupan baru, suasana baru, teman baru, dan semangat baru. Ia tak ingin terlalu lama terpuruk akan kepergian sang ayah.

Sekarang hari keempat Ana sekolah, hari ini sudah efektif seperti seharusnya, setelah 3 hari kemarin diadakan ospek.
Ana masuk di kelas IPA 1 yang ternyata satu kelas dengan temannya yang sempat berkenalan di waktu ospek kemarin, Dita.

"Jadi lo dari Bandung. Udah berapa lama di Jakarta?" Tanya Dita.

"Baru sekitar satu bulan ini" jawab Ana

"Lo tinggal di daerah mana?"

"Di Pejaten Barat"

"Ooh, kalo lo butuh temen buat keliling Jakarta, gue siap buat temenin lo, asal ada uang makannya"

"Ya asal kamu makannya masih porsi manusia sih nggak papa" canda Ana.

"Ya kali porsi dugong"

"Ya siapa tau aja"

"Eh btw, lo pindah ke Jakarta karena apa?" Tanya Dita serius.

"Ayahku meninggal karena kecelakaan pesawat 5 bulan lalu. Jadi ibu ngajak pindah ke Jakarta aja. Lagian disini nenek aku juga cuma tinggal sendiri"

"Ya ampun, gue turut berduka ya."
"Eh besok hari jum'at loh, jangan lupa besok bawa SPL, soalnya sepulang sekolah langsung ekstra pramuka" Dita mengganti topik, ia tidak enak karna telah mengingatkan Ana pada sang ayah.

"Emang harus ya ikut pramuka?"

"Haruslah. Soalnya pramuka itu ekstrakurikuler wajib bagi semua kelas 10."

"Hmm, iya deh"

Wali kelas mereka memasuki kelas untuk berkenalan dengan siswa siswinya, membetuk pengurus kelas, jadwal piket, dan memberikan penjelasan ulang tentang tata tertib di sekolah, yah meskipun sebenarnya kemarin sudah disampaikan oleh guru dari kesiswaan pada saat ospek.

Saat jam istirahat tiba. Semua siswa siswi berhamburan memadati area kantin untuk membeli something untuk memberi makan cacing-cacing di perut. Tak terkecuali dengan Ana dan Dita yang kini tengah berjalan di koridor kelas sebelas untuk menuju kantin. Sebenarnya kantinnya sih nggak ngelewatin koridor kelas sebelas, tapi karna urusan perut Dita yang nggak bisa ditahan lagi akhirnya mereka memutuskan ke toilet terlebih dahulu sebelum menuju kantin. Dari toilet menuju kantin memang ada jalan, yaitu koridor kelas sebelas tadi, yah setidaknya akan lebih cepat sampai ke kantin daripada harus balik ke kelas dan baru ke kantin.

"Woo" ucap seorang cowok yang terkejut, maybe kelas sebelas kayaknya, karna dia tiba-tiba saja muncul dari pintu kelas sebelas IPA 2 dengan terburu-buru dan hampir saja menabrak Ana yang sedang berjalan dengan Dita sampai tepat di depan pintu kelas sebelas IPA 2.

Ana yang juga terkejut pun reflek mundur dan menatap wajah si cowok. Nggak lama karena si cowok segera berucap,
"Sorry"

Belum sempat Ana menjawab, si cowok sudah berlalu dengan tergesa, mungkin ia memang sedang terburu-buru.

"Itu tadi nyata atau cuma ilusi gue aja sih?" Tanya Dita.

"Kenapa emangnya?" Ana balik bertanya.

"Kayaknya cowok tadi makhluk Wattpad yang kabur deh, ganteng banget" jawab Dita.

"Ngaco." Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kantin.

Scouting MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang