Tau bahwa pintu aula telah ditutup yang berarti Radit sudah masuk kembali, Ana jalan perlahan kembali ke tempatnya tadi sambil membalik permen Kiss yang Radit berikan.
Dibagian belakang bungkusnya tertulis kalimat 'Thank You'.
Ana tersenyum geli."Dikira iklan kali ya" lirihnya.
"Atau endorse" lanjutnya sambil nyengir.Ana lalu berjalan menuju gerbang untuk menunggu ibunya disana, meski ibunya belum mengabarinya bahwa ia sudah dekat.
~♡♡~
Hari ini Jum'at, hari kelima bagi Ana dan teman-temannya bersekolah di tempat yang baru ini. Bel masuk sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Kini siswa-siswi tengah fokus dengan pelajaran di kelas.
"Dit, kenapa di sma kita ekstra pramukanya hari jum'at sih? Kan sekolah lain kebanyakan hari Rabu" Tanya Ana kepada Dita yang duduk disampingnya dengan lirih, takut didengar oleh guru didepan.
Dengan tangan yang masih sibuk menulis dan mata yang tertuju pada buku Dita menjawab,
"Kalo gue denger-denger sih karna Jum'at itu hari yang pendek""Emang hari lain sepanjang apa sih?"
"Sepanjang jalan kenangan. Maksudnya kalo hari lain kan kita pulangnya jam tigaan, sedangkan kalo jum'at kan sebelum jam dua udah balik" jelas Dita.
"Ooh. Berarti takut pesertanya pulang kemaleman. Atau takut waktu ekstranya cuma sebentar? Emang boleh ya gitu?"
"Mana gue tau. Mending lo tanya aja sama kepseknya"
"Ihh ya kali" jawab Ana sekenanya sambil kembali menulis.
Tiba-tiba Ana teringat sesuatu. Ia teringat permen, bukan lebih tepatnya seseorang yang memberinya permen kemarin. Cowok itu ternyata orang yang sama dengan cowok yang hampir menabraknya dan membuatnya terkejut di koridor kelas sebelas kemarin, ketika ia dan Dita berjalan menuju kantin.
"Nulis woy, nglamun aja. Ada apa?" Ucap Dita mengejutkan Ana.
"Eh, enggak. Tadi.. lupa belum kasih makan kucing" jawab Ana berbohong.
"Lo punya kucing?" Tanya Dita.
"Kucing tetangga."
Hari ini berlalu begitu cepat. Kini bel tanda pulang sekolah bagi sebagian siswa kelas sebelas dan dua belas serta pertanda ekstra pramuka akan segera dimulai bagi kelas sepuluh telah berbunyi.
"Ana, gimana? Gue udah rapi belum?" Tanya Dita tentang kerapian seragam pramuka lengkapnya pada Ana sambil memutar tubuhnya.
"Iya udah kok" jawab Ana.
Seseorang bicara di microphone sekolah hingga suaranya terdengar ke berbagai penjuru, "Minta perhatiannya. Kepada seluruh siswa-siswi kelas sepuluh SMA Dharmawangsa, peserta ekstra pramuka. Saya mohon untuk segera berkumpul di halaman upacara. Sekali lagi, kepada seluruh siswa-siswi kelas sepuluh SMA Dharmawangsa, peserta ekstra pramuka siang hari ini. Saya mohon segera berkumpul di halaman upacara. Berbaris sesuai kelas dan satuan terpisah. Disana akan dipandu oleh Kak Andi. Terima kasih."
"Ayo An, buruan" ajak Dita pada Ana yang dibalas anggukan oleh Ana, dan mereka segera berlari menuju halaman upacara.
Dari halaman upacara terdengar seorang cowok berseru tegas "hitungan beresiko 5, 4, 3, 2, 1"

KAMU SEDANG MEMBACA
Scouting Moments
Novela JuvenilMomen-momen pramuka? Momen seperti apa sih? Bukan cerita bad boys ketemu good girls atau sebaliknya, bukan juga perjodohan di usia dini. Maaf ya kalo banyak typo dan sedikit absurd ♡ Enjoy the story ♡