Biarkan saja aku merindukan dia yang telah
mematahkan hatikuWHATT! APA YANG GUE FIKIRKAN TENTANG DIA
kenapa difikiranku selalu ada bayangan tentangnya."Mahh abang pulang" gue masuk langsung menuju dapur tuk menemui mama yang sedang masak.
Gue membuka tudung dan mendapatkan ayam goreng, aku mengambilnya "moh odek mono?" Dengan kondisi ayam masih di mulut.
Dengan insting orang tua mama tau apa yang gue ngomong barusan.
"Belum pulang, ntar kamu jemput dia" baru aja sampe udah di suruh jalan lagi hedehh....
Gue naik menuju kamar Gue melepas seragam sekolah yang dari pagi melekat di badan kekar, anjirr banget nih orang.
Sebelum menjemput adek tercintanya dia mandi terlebih dahulu dengan sabun mandi beraroma mas kulin njirr.
Setelah mandi dia menghadap cermin yang terdapat di wcnya memang, dia melihat wajahnya yang begitu tanvan dan menampakkan perutnya bak roti sobek yang siap dinikmati kaum hawa. Yaa itu lah dia, beda dengan di sekolah dingin bangett anjay.
Gue memilih tuk pake hoody warna abu abu dipadukan dengan jins hitam tak lupa pula menyemprotkan parfum beraroma vanila dan yang terakhir gue mengotak atik rambut gue agar terlihat kece.
"Mah aku jalan" setelah selesai dengan kegiatanku tadi aku naik menuju ruang tau yang terdapat mama sedang menonton drama korea, itu loh The World of The Married.
"Anjir, nih cowok iyaa hati hati bang, ceraikan aja ba***at" asal kalian tau mama gue tuh muka aja yang keliatan tua jiwanya masih muda kok hehe.
Gue hanya menggeleng melihat tingkahnya yang super duper heboh kalo nontong yang begituan.
Aku mengambil kunci mobil yang terdapat meja depan mama tadi.🌝🌝🌝
BTW nihh guys gue sekarang udah di depan sekolah adek gue tapi kok gak keliatan tuh tulang idungnya mungkin dia pesek kali yah, oky guyss sampai disini aja gue mau cari adek dulu. Dahh stay tune.
Yaa seperti itu deh keadaan gue ketika sendiri, menghibur diri tanpa ada orang yang menghibur. Anjirrkodekeraswkk.
Gue keluar dari mobil yang mendominasi warna merah ini memberi kesan tersendiri bagi gue. Songong lu:v
Gue keliling sekolahnya tetapi nggak ada juga tuh bocah.
"Abang iki" gue langsung menuju suara itu yang tadi menyebutkan nama gue.
"Ayok pulang dicari mama loh" ternyata adek gue ada di penjual lolipop.
"Ayok tapi bawa kakak ini yaz" ucapnya sambil menarik perempuan yang dari tadi membelakangi kita karena dia lagi ngobrol sama penjualnya.
"Ehh" dia kaget saat ditarik oleh adek gue dan lebih kagetnya dia menatap gue.
"Ehh haa...ii kak Rifky" katanya sambil melambaikan tangan pelan. Ternyata adeknya Rara satu sekolah dengan adek gue.
"Gak bisa Ibra, ntar mama marah kalo kita lambat pulang" ucap gue pelan sambil berjongkok di depannya.
"Pokoknya Ibra gak mau pulang kalo gak sama kakak Rara" dia melipat kedua tanganya di depan dadanya serta memanyunkan bibirnya, lucuu binggitt.
"Ibra gak boleh gitu kasian tuk abangnya Ibra" dia mulai membujuk adek gue.
"Pokoknya Ibra gak mau TITIK! Iya kan Riri" dia merangkul perempuan seumuran denganya yang tentunya adeknya Rara, adeknya Rara sekelas dengan Ibra jadi dia temanan deh sesempit itu kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend
Teen FictionPERTAMA KALI DI PUBLIKASIKAN PADA: 16 MEI 2020 Gue Bilal Rifky Aditya Kelas 11 IPS 2, irit ngomong, ketua geng motor, anak pertama. DINGIN. Gitu gitu dia punya sahabat karib Aldo, Aldi, Rizal, Rafi dan Husein fiks mereka kembar. Haii kenalin nama a...