"Nih buat lo" aku kaget dia menyodorkan susu kotak itu kepadaku dan aku menerimanya dengan bingung.
"Mulai sekarang gue yang beliin lo susu kotak" ucapnya datar dan menarik lenganku aku pun menurut dan mengikutinya.
Sepanjang pelajaran gue tidak fokus mendengarkan pak Sumadi menjelaskan pelajaran geografi.
Entah apa yang gue pikirkan saat itu "RIFKYY!" gue kaget bukan main sampai Rafi yang fokus dengan penjelasan pak Sumadi dia pun ikut kaget karena gue tepuk pundaknya sangat kuat.
"Bangsat lu Rif" ucapnya sambil mengusap pundaknya yang habis gue tepuk tadi.
"Rifky! Kenapa kamu melamun aja terus dari awal bapak masuk kamu gak fokus" tanya pak Sumadi namun seluruh siswa dalam kelas menatapku.
"Rif lo mikirin apa sih, ditanya bapak tuh"
Rafi yang melihat gue tidak membalas pertanyaan pak Sumadi tadi dia bertanya pada gue secara berbisik."RIIFKKYY!" Suara guru itu mulai meninggi. Tapi masih saja gue belum sadar.
"Kak Rifky"
Gue langsung berdiri tanpa aba aba dan membuat orang tertawa melihatku tingkahku yang tiba tiba itu.
"Huaaaa ngakak anjir" Aldi yang sengaja membuat gue seperti itu, dia mengusap perutnya yang geli itu.
"Aldi suaramu"dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan, datar pak Sumadi dan gue pun duduk kembali dengan rasa malu, sedikit.
"Kamu kenapa duduk Rifky, keluar sana!" Guru itu menunjuk pintu keluar.
Gue keluar dengan senang hati memasukkan tangan di saku celana.
"Kamu seperti tidak ada salah aja" guru itu melirikku saat gue melewatinya.
"Gue memang gak ada salah" datar dan keluar dengan langkah yang agak di percepat. Pak Sumadi hanya mengusap usap dadanya melihat tingkah gue, gak peduli.
Gue berjalan menuju kantin sekolah, saat gue ingin duduk di salah satu kursi di sana gue mendengar suara seseorang yang tidak asing di telinga gue.
"Makasih mba" suara cewek, Rara.
Saat dia berbalik mata kita bertemu "ehh kak Rifky" dia mengawali percakapan.
Gue berjalan cepat mengarahnya dan menarik tanganya menuju kelasnya, saat hampir di depan kelasnya dia menahan.
"Kak Rifky ada apa?" Tanyanya bingung.
Gue langsung berbalik yang awalnya dia di belakang menjadi di depan gue.
"Lo gak boleh bolos" gue menarik lagi tanganya namun belum sempat gue menarik dia lebih dulu menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya.
"Siapa yang bolos?" Gue bingung dengan ucapanya dan memasang wajah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend
Fiksi RemajaPERTAMA KALI DI PUBLIKASIKAN PADA: 16 MEI 2020 Gue Bilal Rifky Aditya Kelas 11 IPS 2, irit ngomong, ketua geng motor, anak pertama. DINGIN. Gitu gitu dia punya sahabat karib Aldo, Aldi, Rizal, Rafi dan Husein fiks mereka kembar. Haii kenalin nama a...