4.

33 26 3
                                    

             
                Jadilah seperti ini selalu, aku suka.

Thanks kak Rifky:)

Nggak tau lagi dehh ekspresi gue nih kek mana pokoknya senyum aja deh sambil menutup mata.

Malam berganti pagi, kini aku terbangun untuk menatap hari yang aku tidak tau kejadian apa yang aku alami nantinya.

Tok... tok... rok...

Seseorang sedang mengetuk pintu kamarku dengan sangat kuat, tidak ada balasan dariku ia pun masuk untuk membangunkanku.

"Raraa... kamu belom bangun juga" ucap mamakj sambil mengoyangkan tubuhku kuat.

Mama berusaha membangunkanku, menarik selimut dari wajahku namun aku menariknya kembali.

"Raraaa... bangun ada teman kamu di bawah" dengan berkacak pinggang di berkata seperti itu.

Seperti baru sadar kalau ada di dunia nyata aku pun langsung berdiri di atas kasur, menatap tajam jam dinding di depanku.

WHATT!!

Dengan gerakan secepat kilat aku mengikat rambut berlari menuju kamar mandi yang berada di lorong kamar kakaku, mamaku yang melihat tingkahku hanya menggeleng 'punya anak kok gini gini amat'

Saat aku hendak membuka pintu wc. Kok terkunci?

"ABAGGGGG! CEPETANN.... ARA JUGA MAO MANDIIII CEPETAN BANGGG" aku merasa kesal coba aja aku gak punya abang kek dia nih rese betul, di suruh cepat malah di lambatin.

"Abbaaangg nahhh-"

"Akhemmm"

Aku langsung menutup mulutku dengan kedua tangan tersontak dengan suara deheman seseorang yang membuatku bungkam seketika.

Apa suaraku sampai di ruang tamu, senyaring itu kah suaraku- batinku.

Tidak lama suara pintu terbuka, pada akhirnya yang aku tunggu dari tadi tercapai juga.

"Yaelah suara kau nih buat telinga orang yang dengar jadi tuli tau" berkata seperti itu sambil menutuk kedua telinganya dengan telapak tangan yang dia miliki.

"Apa iya bang suaraku nyaring banget?" Aku menarik lengannya lebih dekat denganku sehingga badan kita terpaut satu jengkal, aku menatapnya dengan serius sambil mengangkat kepala.

"Bangett page zz terakhirnya terus ditambahi super duper cempreng" dia berbisik di telingaku.

"ABAAANGGGGG!!" Aku makin geram dibuatnya.

"ARAAA KAMU GAK MALU DIDENGAR SAMA TEMAN KAMU"mama berteriak dari dapur, sumpahh aku malu bangett.

                                           🌝🌝🌝

Aku turun menuju ruang tamu dengan keadaan rapi dilengkapi seragam sekolah menempel di badanku yang mungil ini.

Sekarang aku berhadapan dengan seseorang yang sedang menungguku dari tadi sambil memainkan ponsel miliknya.

"Heheh maaf kak udah buat nunggu lama" ucapku sambil menunduk sesekali menatapnya.

"Iyaa gak papa kok" rasanya akj mau meleleh kalau bisa mendidih juga hadehhhh....

"Ya udah yuk kak" aku berjalan duluan di depannya namun tidak ada pergerakan terhadapnya, aku binggung dengan tindakanya sehingga aku mundur tepat di depannya sambil memasang wajah bertanya tanya.

"Lo gak sarapan dulu?" Kak Rifky menaikkan sebelah alisnya sambil menatapku.

"Gak usah kak, gak enak sama kakak udah numggu lama" ucapku sebagai balasan atas pertanyaanya barusan.

My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang