2.

43 31 10
                                    


               Dia nggak suka kamu, jangan bego.
                                     Sadar diri aja.

                                                             ~Andi Ranie Andika

Semua kekesalanku ku lampiaskan semuanya dalam tangisan, aku membasuh mukaku dengan air di wastafel yang berada di WC sekolah.

Ya Allah, ada apa ini? Kenapa kak Rifky kelihatanya benci banget sama Ara, padahal Ara kan niatnya baik cuman mau kasi susu kotak aja terus dia buang begitu saja rasanya hati Ara hancur. Kuatkan Ara ya Allah. Ara aja gak tau kenapa Ara bisa suka sama kak Rifky- titah Ara dalam hati

Saat dia sedang mengusap mukanya dengan air yang berada di wastafel seseorang menarik lenganya kuat sehingga dia berbalik dan berhadapan dengan orang itu.

Rani sudah memasang wajah kesal dengan menatap Ayra dengan tajam serta menautkan kedua alisnya.

"Maksud lo lakuin itu apa sih!?" Sambil membentak sedikit.

"Emang Ara ngelakuin apa?" Sungguh polos.

"Iss kenapa lo kasi susu kotak ke kak Rifky yang egois itu" Rani tidak melepaskan genggaman tanganya memegang Ayra.

"Ouh gak papa aja sih" jawabnya sambil menahan tangis.

Tangan Rani berpindah ke bahu Ayra "Ra, cukup cukup sampai sini mau sampai kapan lo diginiin terus sama dia, dia tuh cowok yang ndak baik buat lo. Gue gak kuat liat lo kek gini, pura pura bahagia di depan semua orang dan melampiaskan tangismu itu di sini. Orang lain mungkin tidak tau lo lagi bersedih tapi lo gak bisa boong sama gue, gue udah kenal lo dari kecil. Lo sahabat gue dari kecil. Sadar Ra, sadar dia tuh gak suka sama lo jangan bego. Sadar diri aja, dia tuh masih pacaran sama Chelsea" jelasnya panjang lebar sambil menguncang badan Ayra pelan.

"Iya aku tau aku salah hiks, tapi aku juga suka sama kak Rifky. Kalau kamu sahabat gue harusnya kamu harus bantu aku lah hikss" sambil mengusap air mata berkata seperti itu.

"Okey gue akan bantu lo, gue akan support lo sama Rifky. Dengan satu syarat, lo gak boleh halangi gue buat ngehajar dia pas lo disakitin" mendengar persyaratannya itu sedihku menjadi tawa receh dan aku langsung memeluknya erat.

"Hehehe iyaa"

Kini gue berada di dalam kelas dengan keadaan tangan merah, sejak berada di kelas gue beberapa kali memukul meja sebagai pelampiasanku.

"Rifky!" Gue tersontak saat namaku di sebut teman kelasku, gue menatapnya binggung.

"Tangan lo" gue langsung melihat tanganku, berdarah.

"Njir" gue langsung pergi ke UKS berniat untuk membalut lukaku.

Saat ini gue berada di depan pintu, gue terdiam ternyata ada seseorang yang berada di dalam.

"Ehh kak Rif-"

Dia terdiam gue binggung dengan tingkahnya ini, dia menatap tanganku yang luka. Dia berjalan mendekatiku tetapi aku malah menjauh.

"Ikut Ara" gue kaget dengan ucapannya yang tegas itu sampai aku tidak bisa melakukan apapun selain mengikutinya yang sudah menarik tanganku.

"Duduk" mengerti ucapannya gue langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan di UKS.

Dia mengotak atik kotak P3K dan dia mendapatkan apa yang dia cari. Dia membawa perban, alkohol serta obat merah.

Dia duduk disampingku dan menatapku sekilas mengulurkan tanganya "tangan"mengulurkan tanganku tanpa berkata apapun.

Dia mulai mengobatiku, entah mengapa mataku tidak bisa lepas dari wajahnya itu.

Cukup lama dia mengobati tanganku "udah" ucapnya sambil kembali mengembalikan apa yang dia pakaikan di tanganku.

Dia melilit perban di tanganku dengan sangat rapi.

"Lain kali lebih berhati hati"

Gue membuka mulut serta mataku lebar mendengar perkataanya, dia pergi meninggalkanku. Gue sangat binggung untuk saat ini. Biasanya dia manggil gue dengan sebutan kakak, kok sekarang beda???? - begitulah isi pikiranku yang senada dengan hatiku.

Sepanjang jalan di otak gue dipenuhi olehnya, yang dia awalnya selalu tersenyum melihatku itu tiba tiba berubah derastis dengan tidak tersenyum apalagi menatapku, sungguh cewek misterius.

"RIFKYYYY!!" Aldi berteriak di telingaku sontak gue langsung kaget dan memukul kepalanya, mungkin Rifky tertular oleh temannya yang suka mukul kepala orang heheh.

"Njirrr gak usah tereak bambang!" Gue menutup ke dua telinga dengan tangan.

Mereka mendatangiku dan tersontak melihat ke arah tanganku yang berbalut perban.

"Tangan lo kenapa?" Dia menarik tanganku yang luka agar dia bisa melihat dengan teliti.

"Ahhkkk sakit bambang" ucapku sambil menarik kembali tanganku.

"Minggil lo ahhks" ucap gue sambil menepis badan Rafi dengan tanganku yang tidak sakit, gue berjalan menuju kelas.

Apa yang membuat dia seperti itu? Apa dia marah denganku? Apa dia udah bosan gue cuekin terus? Mungkin dia capek kali ya. Memang cewek aneh, gak jelas, astr-

"HAI KAK RIFKYY"

WHATT!

Apa apaan semua ini, kenapa dia seperti ini, nih cewek benar benar buat gue pusing.

"Tangan kak Rifky masih sakit ya?" Ucapnya sambil menyentuh tanganku dan mengelusnya dengan halus, gue tidak langsung menjawab pertanyaanya itu gue masih bingung dengan tingkahnya yang tiba tiba itu.

"Holla" dia melambai lambaikan tanganya di depan wajahku, gue pun tersontak.

"A.. apa? Oohh gak juga, agak mendingan" ucapku sambil membolak balikkan tangan yang luka tadi.

"Ouh syukurlah. Ara pergi dulu dadahhh" dia pun berlalu.

"Dadahh dede imoett" kata mereka serentak. Gue melamun sambil menatapnya yang mulai menjauh.

"Ck aneh" suara pelan.

"Siapa Rif" tanya Rizal.

"Lo" lagi lagi gue meninggalkan mereka.

"EHH TAU DIRI AJA YAH NGATAIN GUE ANEH LO TUH" Teriak Rizal yang panas dengan ucapan Rifky tadi.

"Lo ruh memang aneh hahahah" Rafi dan yang lainya berlari setelah mengatakan itu.

                                          🌝🌝🌝

Sepanjang berjalanya waktu, sepanjang pelajaran, sepanjang pak Yanto menjelaskan pelajaran, hingga waktunya pulang. Gue melamun, entah mengapa cewek aneh itu selalu merasuki pikiranku sejak tadi. Entah itu apa selalu aja melintas di kepalaku walau hanya sedikit.

Saat di tengah perjalanan seperti biasanya aku singgah di kafe tempat biasa bersama yang lainya untuk mengisi perut siang ini.

"Rif sumpah lo jahat banget sama dede imoet kita" ucap Aldi dengan serius yang dibalas anggukan sama temanya yang lain kecuali Rifky, dia masih sibuk dengan gamenya itu.

"Ehh asal lo tau ya Rif, dari awal masuk siswa baru dia udah demen sama lo. Bayangin Rif, jarang cewek yang kaya dia. Kalo dibilang banyak tuh yang mau dia tapi dia malah milih lo" jelas Rizal yang membuat yang lainya tersontak dengan ucapannya itu, bijak seketika.

Mendengar perkataanya barusan, membuatku flasback di awal masuk siswa baru. Gue berhenti memainkan hpku.

Gue beralih meminum minuman yang berada di meja, sambil memikirkan perkataan Rizal tadi.

WHATT! APA YANG GUE FIKIRKAN TENTANG DIA
kenapa difikiranku selalu ada bayangan tentangnya.

Maapkan mimim yang banyak salah dalam mengarang cerita🙏🤗

Banyak typo nya

Follow ig mimin yaww
Shxfitri._

My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang