Harus baca sampe akhir dan penuh penghayatan gengs:)
Sudah terbiasa dan bersahabat dengan kelam.
"Alissa!" Panggil seorang laki-laki bersuara berat dari arah belakang."Ya???" Jawab Alissa lalu menoleh pada laki-laki itu.
"Mau ke perpus? Tumben hahaha" Ucap laki-laki itu bercanda.
Alissa mengangkat kedua alisnya sambil memegang sikunya yang sakit.
"Emang anak pinter doang yang boleh ke perpus?" Tanya Alissa.
"Ya siapa tau kalo Lo masuk perpus jadi alergi"
"Iya sih. Auto gatel-gatel gue masuk perpus."
"Gila Lo." Laki-laki jangkung itu tertawa mendengar ucapan gadis di depannya.
"Dari lama bego!" Balas Alissa dengan tersenyum kecil dan tertawa.
Laki-laki itu memandang Alissa dengan tatapan aneh. Juga dengan senyum melihat gadis itu tertawa.
Pandangannya tak sengaja melihat Alissa yang memegang sikunya. Di sana juga terdapat sedikit bercak darah segar.
"Tangan Lo?" Tanya laki-laki itu langsung memegang siku Alissa.
"WOY ANJIR SAKIT, DIK!" Teriak Alissa terkejut karena lukanya di pegang tiba-tiba.
Dika langsung mengatupkan kedua bibirnya dan merasa tidak enak.
"Eh, sorry Sa! Kok bisa gini sih? Lo habis jatoh? Gue anter ke UKS ya?" Dika langsung mendekat pada gadis itu dan melihat wajah Alissa yang menahan sakit.
"Nggak usah. Gue bisa sendiri, Lo masih pelajaran kan? Mending Lo ke kelas aja, daripada dikira bolos." Ucap Alissa cepat lalu berlari meninggalkan Dika.
Dika. Laki-laki itu mendengus kesal melihat Alissa yang meninggalkan dirinya. Ingin sekali ia membantu gadis itu.
"Awshh.. Perih banget sih!" Pekik Alissa sedikit memencet lukanya.
Alissa berjalan santai menuju UKS.
Lagi pula dirinya juga begitu malas mengikuti pelajaran. Guru yang mengajar di kelasnya begitu killer.
Ada guru itu di kelas saja sudah membuat suasana menjadi horror.
Saat guru itu masuk, aura negatif sudah melekat kuat di tempatnya berada.
"Eh Alissa!" Panggil bapak guru yang berpapasan dengan gadis itu.
"Eh bapak!" Jawab Alissa mengikuti nada dari guru tadi.
"Bapak ramal kamu mau bolos lagi." Selidik guru itu menyipitkan matanya menatap Alissa.
Gadis itu menatap dalam guru di depannya. Ikut memandang dan menyipitkan matanya.
"Bapak ganti profesi jadi dukun? Atau mau jadi Dilan???" Tanya gadis itu menahan tawa di sana.
Guru itu memutar bola matanya malas, kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.
"Saya terlalu tampan untuk bersaing dengan Dilan".
"Halu kan pak! Daripada halu mending ikut saya bolos deh."
Guru itu memang santai jika berhadapan dengan Alissa. Karena ia juga guru yang humoris, jadi Alissa tidak sungkan jika bercanda dengan guru itu.
"Bolos enak tau Pak! Skuylah kita ngopi atau makan nasi padang depan sekolah! Hahahaha." Lanjut Alisa tertawa renyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Addict ( On Going )
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Jauh dari rasa bahagia juga penuh konflik. Seorang gadis yang menginginkan warna dan pelangi dalam hidupnya. Juni 2020