Pencet bintang dulu skuy! Komen yang banyakk, muach muach!
Entahlah, berubah menjadi tidak peduli itu menyenangkan.
Kali ini, gadis cantik itu tidak menggerai rambutnya bebas, tidak juga mengenakan bandana favoritnya.
Ia memilih mengucir asal rambutnya, membiarkan anakan rambut menjamah wajah cantiknya.
Memoles bibirnya dengan liptbalm, kemudian mengambil tasnya lalu bergegas keluar.
Kepalanya masih terasa sakit. Tidur tadi malam tidak mengurangi rasa sakitnya. Lebih baik mencari obat di UKS saja, sambil istirahat juga membolos di sana.
Gadis bersepatu converse putih itu sudah memesan ojek online. Melipat kedua tangannya di depan dada, menunggu kedatangan ojek itu.
Beberapa menit menanti, ia melihat motor dengan pengendara memakai jaket khas ojek online. Kemudian menunggu ojek itu menghampiri dirinya.
"Neng cantik!"
"Bukan. Saya Alissa, Pak!" jawab Alissa mengerutkan keningnya.
"Iya maksudnya kamu, kamu cantik neng aelah." balas bapak itu sambil menyengir gurau.
"Saae Pak, udah tua masih aja modus." gumam Alissa pelan.
"Gimana neng?!" tanya orang itu karena sedikit tidak mendengar.
"Hah? Gapapa, dari dalam kandungan saya udah cantik. Ga usah heran Pak, hehe." balas Alissa cepat kemudian menaiki motor itu.
Bapak ojek itu membalas dengan anggukan paham sambil tertawa kecil. Kemudian melajukan motornya menuju sekolah Alissa.
"Neng, cantik-cantik kok jomblo sih?"
"Sok tau deh bapak! Hahaha" balas gadis itu tertawa sambil menatap jalanan.
"Ya kalo punya pacar, pastikan dijemput sama pacarnya." balas bapak itu.
"Pacar saya lagi sibuk Pak. Lagi pula saya gamau ngerepotin dia terus." balas Alissa memutar bola matanya malas.
Alissa POV
Kenapa sih ni bapak. Sok cenayang deh, tau aja kalo gue jomblo. ( Batinku melirik wajah bapak itu dari sepion. )
"Ga usah liatin saya gitu juga kali neng. Saya tau saya ganteng." balas bapak itu seperti tau apa yang aku pikirkan.
Atau mungkin bapak itu memergoki aku meliriknya? Ah, bodoamat.
"Pede bat si Bapak, inget umur hahaha." balasku tertawa sedikit kencang.
"Kalo cari cowo itu jangan muka tampan doang neng. Hatinya juga harus tampan, cari yang tulus. Pilih yang mau nerima neng apa adanya." tutur bapak itu seakan menasehatiku.
Aku mengernyitkan dahiku, memikirkan apa yang dikatakan bapak itu barusan. Jika dipikir, benar juga katanya.
Untuk apa memperjuangkan seseorang yang sama sekali tidak peduli pada kita. Terlebih dia yang selalu memandang kekuranganku. Tanpa melihat sisi baik dalam hidupku ini.
Apakah aku terlalu buruk untuk dia yang kurasa sangat sempurna? Namun memang begitukan, cinta diciptakan untuk saling melengkapi. Kalau aku buruk, akan dilengkapi oleh dia yang baik.
"Neng..."
Aku masih terfokus memikirkan kata-kata bapak itu. Juga membayangkan laki-laki yang selalu ku nantikan kehadirannya dalam hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Addict ( On Going )
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Jauh dari rasa bahagia juga penuh konflik. Seorang gadis yang menginginkan warna dan pelangi dalam hidupnya. Juni 2020