6. Patah

108 34 127
                                    

Komen di setiap kalimat skuy! Happy reading:3

Terbiasa berteman dengan gelap dan perasaan sunyi.


Langkah gadis dengan mata indah yang kini sembab, memasuki rumahnya. Wajahnya yang cantik tertutup kesayuan.

Sudah banyak kekecewaan dan kesedihan dihati itu. Entahlah, mungkin suatu saat nanti Tuhan akan memberikan gadis itu bahagia, tapi kapan?

Alissa membuka pintu, memasuki kamarnya dan membuang tasnya sembarang tempat.

Kakinya melangkah mendekati cermin, menatap bayangan dirinya yang terlihat miris.

"Miris banget sih hidup Lo!" Gumam gadis itu disertai sudut bibirnya yang terangkat.

Berbicara dengan diri sendiri sangat menyenangkan, saat semua orang di dunia ini sibuk dengan urusannya.

Perlahan air mata itu menetes kembali, dada  Alissa mendadak sesak. Tangannya mengepal mencegah cairan itu jatuh di pipinya.

"Please, jangan cengeng... Lo bisa Alissa." ucap gadis itu sayu masih menatap dirinya di cermin.

"Dunia ga berhak tau rasa sedih itu, jangan rapuh, Sa..."

Mungkin ruangan itu telah bersahabat dengan kesedihan Alissa. Andai dinding kamar itu bisa berbicara, mungkin dia telah bosan.

Drtttt.....drtt.....

Fokus Alissa terpecah merasakan pahanya bergetar. Ponselnya berdering, siapa yang menelepon dirinya?

Gadis itu mengusap air matanya kasar, kemudian menrogoh saku roknya mengambil benda pipih itu.

"Ayumi..."

Pikirannya memikirkan untuk apa Ayumi menelponnya. Lagipula belum ada 2 jam mereka berpisah.

Alissa membuka matanya, menahan air matanya untuk menetes dan menghirup nafas panjang.

"Alissa?? Lo gapapa kan?" Ucap orang di seberang sana, terdengar khawatir disetiap katanya.

"Yaelah, gue gapapa." Alissa menjawab sambil tersenyum, walaupun lawan bicaranya tidak melihat itu.

"Sa... Gue ngerasa bodoh, ga bisa jadi..jadi sahabat yang baik.." Terdengar suara berat, sepertinya Ayumi sedang menangis.

"Hey.. kalian sempurna buat gue. Lo, Bita.. cuman kalian yang bisa bikin gue ketawa. Kalian keluarga Ay, makasih..."

Alissa tidak bisa menahan air matanya. Sungguh, gadis itu merasa lega telah berkata seperti itu.

"Sahabat macam apa gue, Sa? Sampe kesedihan temen gue sendiri aja ga tau. Bodohnya gue ngebiarin lo nanggung rasa sedih sendirian... hiks..hiks.."

Alissa memejamkan matanya mendengar perkataan Ayumi. Menahan tangisannya agar sahabatnya itu tidak mendengar.

Menghembuskan nafas untuk menetralkan suaranya.

"Lo ngapain nangis Ayumi.. gue tabok online mau?" Alissa tertawa kecil bersamaan dengan air matanya yang terus menetes.

"Tega Lo! Gue ke rumah Lo ya??"

Love Addict ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang