3.| Pingsan

28 13 15
                                    

Selamat membaca, semoga suka❤️
Jangan lupa klik vote untuk like⭐

Ketemu typo langsung komen yah:)

******

Setelah mendapat sedikit pengarahan dari para OSIS, Syaqila dan Alina mulai berbaris untuk mengikuti upacara.

Syaqila tiba-tiba merasa kurang enak badan. Kepalanya pening, bibirnya pucat, dan perutnya perih karena ia belum sempat sarapan.

Alina yang melihat perubahan Syaqila langsung menanyakan keadaannya.

"Lo gapapa Qil?"tanya Alina cemas.

"Kenapa emang?"tanya balik Syaqila.

"Bibir lo kok pucet banget."

"Belum sarapan yah?" Alina menatap Syaqila khawatir.

"Iya belum. Gapapa kok Lin, gue masih kuat,"lirih Syaqila yang semakin lemas.

"Beneran nih?" Syaqila hanya mengangguk mengiyakan.

"Kalo nanti pingsan gimana?"

"Engga Alina. Tenang aja,"jawab Syaqila menenangkan Alina agar tidak khawatir.

"Okedehh,"pasrah Alina.

Upacara baru berjalan sepuluh menit, Syaqila merasakan kepalanya semakin pusing. Ia tidak enak jika harus ijin dengan petugas UKS karena ini hari pertamanya. Karena sedikit demi sedikit kesadarannya mulai menghilang, tubuh Syaqila seketika ambruk. Syaqila pingsan.

Bruuukkkkk...

"Syaqila!!"pekik Alina karena panik. Ia langsung pergi ke belakang dan memberitahu petugas UKS.

"Kak tolong, teman saya pingsan,"pinta Alina pada salah satu petugas UKS cowok yang berjaga di belakang barisan.

"Sebelah mana dek," Alina langsung menunjuk arah dimana Syaqila tak sadarkan diri.

Terdengar banyak cibiran saat Syaqila digendong menuju UKS.

"Cihhh, baru hari pertama kok udah pingsan."

"Lemah banget deh!!"

"Paling dia cuman boongan."

"Cari perhatiannnn!"

"Modus itu paling, biar di gendong cogan!"
"Ho'oh tuu modus."

"Gue kan juga pengen digendong cogan."

Alina sedikit kesal mendengar cibiran orang iri yang tidak mengetahui keadaan.

"Iri bilang boss,"cicit Alina melirik cewek yang sedari tadi ngoceh kek bocil.

Namun, tak sedikit juga yang merasa kasihan pada Syaqila

"Kasihan itu."

"Eh iya, kasihan banget yaa."

"Semoga gak kenapa-kenapa deh."

SYAQILA AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang