8

2.4K 375 33
                                    

"Dri, cepet lo balik lagi sini!"

"Elah bang gue baru sampe rumah ini belom sempet masuk juga, belom mandi tau."

"Udah lo kagak usah mandi, kesini aja cepetan!"

"Mandi dulu lah, lima menit aja deh."

"AH, ARKAN AMA HAFIS UDAH SADAR COK!"

***

Kemarin mereka tak sadarkan diri saat sampai di rumah sakit karena darah terus keluar dari tubuh mereka. Namun dokter segera menanganinya dan memberi darah tambahan, Arkan sempat kritis karena luka nya benar-benar dalam di bagian perut.

Refan dan yang lain tak henti-hentinya berdoa agar kedua temannya itu bisa kembali sadar, padahal mereka juga punya luka masing-masing namun mereka tak peduli dengan itu.

Untunglah Tuhan mendengar doa-doa yang dipanjatkan keempat remaja itu. Hari ini, mereka menyaksikan kedua temannya membuka kelopak matanya bersamaan.

Usaha dari keenam remaja itu tidak sia-sia sama sekali, terlebih lagi usaha Arkan dan Hafis.

***

Sudah seminggu berlalu semenjak sadarnya Arkan dan Hafis. Keluarga Arkan, bahkan nenek 'asli' dari Arkan telah mengatakan jika cucunya itu terkena 'setan budeg' yang dimana bermaksud bisa menghilangkan ingatan, pendengaran, dan fokus dari seseorang.

Makanya saat itu Arkan terkejut ketika abangnya mengatakan bahwa sang nenek sedang rawat inap di rumah sakit. Sebab saat itu juga, ia mendadak teringat ketika ia tengah menjenguk neneknya sepekan lalu.

Kata sang nenek, "beruntung lah saat itu adam sempat menelepon adiknya, sehingga adiknya dan lima temannya belum terlarut ke dalam dimensi lain."

Dibenak Arkan setelah mendengar cerita sang nenek adalah, "terus waktu itu gue ijin sama siapa ya? Beneran bang Adam bukan ya?"

Sebagai orang tua, otomatis mereka sangat khawatir dengan apa yang terjadi pada putra bungsunya, sehingga Mama dan Papa memutuskan untuk pindah rumah sebelum kejadian yang lain membahayakan keluarganya.

Teman-teman Arkan juga sudah memahami soal apa yang sudah terjadi, sehingga mereka selalu meyakinkan Arkan dan diri mereka sendiri jika semuanya baik-baik saja dan juga agar mental mereka tetap stabil, terlebih lagi arkan yang dalam kondisi pemulihan.

***

"Hello friend, liat nih Alen ba-" Ucapan Alen terhenti karena kaget ketika memasuki ruang rawat Arkan dan Hafis, ia malah melihat Refan dan juga Akmal di sana.

"Eh ada bang Refan sama bang Akmal, hehehe."

"Haha hehe, heh lu cabut kelas kan?!"

"Mau gue beliin kaca nggak???" Suara Adrian terdengar dari luar, dan kini berdiri tepat di belakang Alen.

"Elah lo juga malah ikut-ikutan, Dri. Nih ya gue kasih tau, buat umur kalian tuh nggak bagus cabut kel-"

"Alah ribet lo Mal, kagak usah sok nasehatin mereka deh, lo ngaca aja, kita lebih parah kali."

"Halah udah deh, nggak usah pada denial, mending makan aja nih pizza."

Arkan dan Hafis hanya haha hehe saja sambil tiduran, mereka berdua masih lemas untuk gerak badannya masih nyeri katanya, teman-temannya yang tak tega pun rela bolos dan cabut kelas demi menemani mereka berdua (re:emang males buat sekolah sebenarnya).

Disaat yang lain lagi enak-enak makan, Arkan mengulum tersenyum. Ia sangat bersyukur karena masih bisa lihat kelima temannya tersenyum dan tertawa lepas.

"Guys, gue minta maaf ya."

Mendengar itu sontak semua berhenti menghunyah, dan memutar bola matanya jengah.

"Gua lempar nih pizza ke muka lo."

"Lo nggak usah bilang kek gitu lagi, kita udah maafin beneran kok, kalo belom ya kagak mungkin kita mau bolos bahkan cabut kelas demi lo."

"Hehe, makasih ya."

"Serius nih gua lempar nih."

Gimana perasaan Arkan? Jelas senang sekali, namun tetap saja ia merasa bersalah.

"Tapi guys, gue sekeluarga mutusin buat pindah rumah."

"Alah paling beda komplek doang, share loc aja ntar."

"Iya kok gue share loc, tapi lo pada kalo mau maen bikin paspor dulu aja kata gue."

"Gimana?!"




















-GH-

END.

Aduh aduh, udah nyampe ending aja nih. Sebelumnya aku mau berterima kasih buat semuanya yang mau meluangkan sedikit waktu untuk membaca cerita ini, walaupun enggak jelas banget (emang, kek yang nulis).

Ya pokoknya banyak-banyak terima kasih buat kalian, terus juga sebenernya aku menerima kritik saran dari kalian kok, jadi kalo mau menyuarakan isi hati pas baca ini, ketik aja di komen. But, aku emang jarang buanget buat responin komen kalian wkwkwk, maaf yaaa soalnya kadang ketimbun dan juga bingung mau dibales model apa, kayang, sikap lilin, atau roll depan gitu, kan bingung diri ini.

Sudah sekian aja, jangan lupa mampir ke lapak yang lain, juga follow.. babay!!

Grandma House ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang