4" Teman baru"

1.1K 122 5
                                    

Di dalam kamar. Dengan posisi tengkurap, Seokjin tampak menulis sesuatu di buku tulis miliknya.

Ia suka sekali menulis lirik lagu, tanpa sepengetahuan ayahnya. Jika merasa jenuh, maka dirinya akan menuangkan semua keluh kesahnya dalam sebuah lagu.

Seokjin beranjak, tatkala dirinya merasa haus. Ia melangkahkan kakinya menuju Televisi, untuk menuang air ke dalam gelas. Namun langkahnya terhenti, sewaktu tiba-tiba ia terduduk lemas, dan kepalanya terasa pusing. 

Seokjin memegangi kepalanya, sambil ia mencoba untuk beranjak, dan kembali ke kasurnya.

Seokjin merasa bingung, dengan apa yang terjadi padanya saat ini.  Ia benar-benar merasa tidak enak badan, lemas dan kepalanya yang seperti berputar-putar.

Ia khawatir semakin parah. Seokjin pun memutuskan untuk merebahkan tubuhnya, lalu menutup kedua matanya.

Waktu berlalu sekitar satu jam. Namun, Seokjin tidak bisa terlelap karena bagian perutnya yang terasa tidak nyaman. Ia juga merasa pusing.

"Anemia-ku sepertinya kambuh lagi." gumamnya dan masih memejamkan matanya.

Seokjin merubah posisi duduknya. Sambil meraba lampu meja, ia pun mematikannya. Agar rasa pusingnya sedikit berkurang.

-
-
-

Di kediaman keluarga Sejin. Taeyeon tersenyum memandangi ketiga anaknya yang baru saja pulang. Dan mereka menyantap makanan yang ia hidangkan untuk mereka.

Taehyung sangat menikmatinya, bahkan dengan makanan penuh di mulut, ia juga bersenandung karena senang.

Jungkook sendiri menggoyangkan kedua tangannya, jika menikmati makanan kesukaannya. Namjoon terkekeh melihat tingkah kedua adik kembarnya.

Meski hanya tinggal di rumah sederhana. Namjoon sudah merasa bahagia  karena dirinya dikelilingi oleh orang-orang baik dan penyayang.

Namjoon tersenyum, ketika bayangan pemuda tadi terlintas dipikirannya. "Pemuda itu seperti seumuran dengan Taehyung dan Jungkook."

"Ah.  Kenapa aku memikirkan pemuda asing itu?" Namjoon menggelengkan kepalanya.

"Kau kenapa Joon?" itu tanya Sejin padanya.

"Hehehe. Tidak apa-apa." sahutnya malu, sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

-
-
-

Beberapa hari kemudian.

Hari ini adalah hari pertama Seokjin masuk kuliah. Yoongi tampak semangat sekali, sewaktu memilihkan pakaian formal untuk anaknya, yaitu kemeja putih dan celana kain berwarna hitam polos. Ia juga memilihkan dasi bermotif polkadot untuknya.

Seokjin merasa risih jika harus menggunakan dasi. Ia pun menjauhkan dasi itu, dan perdebatan kecilpun terjadi diantara mereka.

"Kenapa dengan dasi pilihan appa? Kau tidak suka?"

"Aku bukannya tidak suka. Tapi... Aku'kan hanya kuliah. Bukan magang, appa."

"Tapi kau harus memakainya. Appa membelikan dasi mahal ini untukmu." kukuh Yoongi yang tetap ingin sang anak memakai dasi pilihannya.

"Aku tidak mau." tolaknya.

"Ayolah.  Dasi ini sangat cocok dengan kemeja putih itu." bujuk Yoongi.

"Appa~~~ aku tidak mau. Nanti aku malu, karena dipikir teman-temanku --- aku ke kampus seperti anak magang."

Yoongi mendesah pasrah, "Ya sudahlah. Lebih baik,  dasi ini appa berikan ke orang lain saja." Yoongi berpura-pura sedih di depan anaknya.

"Father and Son" (Seokjin,Yoongi,Namjoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang