AL ; 2

67 4 0
                                    


06.15 WIB

Seorang gadis mengerjapkan matanya berulang kali, berusaha meraih kesadaran penuh saat suara alarm yang nyaring menggema ke seluruh ruangan, menariknya paksa dari alam mimpi menuju ke alam nyata yang sejak enam belas tahun lalu ditinggalinya.

Melirik sedikit kesamping, ia membulatkan matanya saat mendapati jam yang menunjukkan pukul 07.20 yang berarti ia sudah hampir terlambat dua puluh menit untuk siap-siap.

"Sialan, mana hari senin lagi" umpatnya kesal.

Senin, adalah hari dimana seluruh umat manusia merasa ingin pindah ke dunia lain. Setidaknya, bagi sebagian orang yang masih ehm..., NORMAL. Segala aktivitas dan rutinitas mingguan dimulai di hari ini. Jadwal yang padat, tugas yang menumpuk, kemacetan yang seakan tak berujung, dan itu tidak bisa terbayarkan dengan sehari istirahat di akhir pekan. Itulah mengapa semua orang sangat membenci hari itu.

Termasuk seorang gadis yang baru memasuki usia remaja yang saat ini entah sejak kapan sudah mengenakan seragam dan mengikat dasinya.

"Athena, cepat turun. Sarapan sudah siap." Teriak Mommy nya dari lantai bawah.

"Iya bentar Mom, give me five minutes more."

Suara klakson dari arah gerbang menandakan seseorang telah sampai didepan rumahnya. Biasanya Athena ke sekolah selalu bersama dengan seseorang yang sejak 2 tahun belakangan ini menjadi tetangga favoritnya.

Dengan langkah tergesa-gesa Athena menuruni anak tangga sehingga menyebabkan ia tanpa sengaja menabrak wanita yang mengenakan seragam putih abu-abu, sama sepertinya. Hanya saja, ia sedikit lebih tinggi dari Athena.

"Aduh, kalo jalan tuh pake mata, lu kek di kejar setan tau, gak?" semprot wanita itu.

"Ehh kak, dimana-mana jalan itu pake kaki, bukannya mata." Balasnya tak mau kalah

"Lo tuh kalo di kasih tau ngelawan mulu yah, bawaannya ngajak gelut terus. Heran gue"

"Ntar deh, kalo lo mau ngebacot, mending pendam dulu, yah? Gue gak ada waktu soalnya. Udah ditunggu di depan sama calon." Jawab Athena sambil menekankan kata di akhir kalimatnya.

Kata CALON yang baru saja terlontar dari bibir kemerahan milik Athena membuat wanita yang di panggil "Kak" itu tampak geram dan kesal.

"Eh, lo itu benar-ben..."

"Good morning everyoneee... Hei girls, ada apa sih pagi-pagi gini udah pada ribut? Daritadi ditungguin di meja makan juga, gak ada yang nongol batang idungnya. Dah pada ilang kali, ya?"

Belum sempat menjawab perkataan Athena, seorang wanita paruh baya datang menghampiri keduanya. Sudah bukan hal baru jika setiap hari selalu saja ada hal yang membuat kedua anaknya selalu di lingkupi atmosfer dingin dan mencekam. Membuat semua orang berpikir dua kali sebelum percaya bahwa keduanya adalah saudara.

'Yah, sudah bukan rahasia lagi jika Daddy Athena menikahi wanita paruh baya tepat tiga tahun setelah ibu kandung Athena meninggal, dengan alasan agar Athena tidak kekurangan kasih sayang sedikitpun. Saat itu, umur Athena sudah menginjak 10 tahun. Meskipun agak berat menerima kehadiran sosok baru dalam hidupnya, Athena harus siap melakukannya.

Baginya, tidak ada hal yang dapat ditolak selagi itu dapat menyembuhkan luka Daddy nya, dan saat ini yang dapat menutupi bekas luka itu hanyalah wanita itu. Wanita yang akan menggantikan sosok orang yang paling di sayanginya. Meskipun posisi itu tidak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun.'

Athena tahu, Daddy nya benar-benar menyayangi sosok yang telah meningalkan mereka, selamanya. Namun, bagaimanapun juga Daddynya tetap membutuhkan seseorang yang akan merawat dan mengurusnya, 'meskipun dia tidak benar-benar menginginkannya.' Seseorang yang akan selalu ada disisinya dalam keadaan apapun dan tempat itu tidak mampu di isi oleh seorang Athena Valora Audinata.

ALARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang