After You Leave[HIATUS]

part 7

Mau dikatakan apalagi kita takan
Pernah satu, engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu.

Batu memang keras tapi jika air terus-menerus menetes kepada batu secara perlahan percaya batu itu lambat laun akan menjadi lembur. Sama halnya denga hati yang keras, jika kita terus berusaha  melunakan hatinya dengan cara halus maka hati itu akan berhasil kita taklukan.

****

Langkah kaki terdengar nyaring di kolidor kelas dua belas membuat siapa saja yang mendengarnya akan menghormatinya, guru kepercayaan sma bakhti mekar berjalan menuju kelas XII Ips 3.

"Permisi."

Seisi kelas menoleh ke arah pintu.

"Iya, silahkan masuk."

"Punten bu menggangu,  saya minta waktuna sebentar mau ngakenalkeun murid baru." ucap pak dani menggunakan bahasa sunda.

"Oh... Monggo pak dani, silahkan toh!"

"Nak angga mangga sok masuk ke kedalem." sahut pak dani mempersilahkan angga memasuki kelas.

Angga berjalan pasti, Semua murid berbisi-bisik atas kedatanya. Ganteng man ngak kaya si dodi buriq...,

"Anak-anak, nih bapak teh disini membawa teman baru buat kalian, Sok atuh nak angga mangga kenalan sareng teman baruna."

"Nya, hatur nuhun pak," Ujar angga membungkuk sedikit.

"Van, artinya apa?" rara menepuk bahu stivany dari arah belakang.

"Artinya, iya terima kasih pak."

"Oh gitu ya."

"Ya...,"

"Perkenalkan nama saya Angga Wareles pindahan dari bandung, tolong kerja samanya teman-teman." ujar angga memperkenalkan diri.

"A-"

"Jangan ada yang nanya-nanya dulu anak-anak, angganya mau duduk dulu, nanti ge ada waktu istirahat, jadi kalau mau kenalana nanti pas waktu istirahatnya ngerti?"

"Ngerti pak," serentak murid-murid.

"Ya udah bu ijen, makasih atas waktuna teh, saya pamit undur diri tolong ya anggana di kasih bangku yang layak jangan yang goyang, kasiakan atuh nanti kalau angga lagi belajarnya gak pokus."

"Yowes pak dani nak tenan saja lah sama saya, nak angga bakalan dapet kursi yang nak tenan pokoknya"

Seisi kelas menahan tawa, melihat dua guru yang lagi bungkuk-membungkuk.

"Kalau gitu saya pergi dulunya ibu ijen."

"Yowes, pak."