Bab 9 - Pribadi yang berbeda

4.9K 382 16
                                    

Ok. Update lagi. Semoga kalian ngga kecewa.

***

Aku memejamkan mata sebentar. Masih belum percaya bahwa saat ini aku telah berada di depan pintu rumah Adam. Dengan membawa dua koper besar, aku menatap rumah milikku sendiri yang berada di seberang dengan tatapan sedih. Oma sudah pergi bersama dengan Mr. dan Mrs. Leonard, sedangkan aku masih berdiri kaku meski pun Adam sudah membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

"Sia...?" Dan panggilannya kembali membuatku terkesiap. Masih belum yakin untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam rumahnya.

"Ayo lah, Sia. Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan."

Aku tersentak, sepertinya Adam mampu membaca pikiranku saat ini. Tiba-tiba rasa takutku menjalar ketika teringat apa yang pernah aku lakukan di rumah ini beberapa waktu yang lalu. Ciuman itu...! Gairah itu! Membuatku benar-benar frutrasi ketika aku kembali ke rumah ini.

"Ayo lah, lagi pula kita tidak benar-benar sendiri di rumah ini. Karena beberapa saat lagi, akan ada puluhan bodyguard dan satu pelayan perempuan yang akan melayanimu. Mengerti lah, kau tidak perlu khawatir."

Dengan perasaan yang masih bercampur aduk, tiba-tiba Adam menarik paksa lenganku untuk masuk ke dalam rumah ini. Tetapi ternyata, Adam memang tidak menipuku. Beberapa saat setelah aku masuk ke dalam rumah, tiba-tiba terdengar sebuah suara. Membuat Adam segera membuka pintu itu kembali dan melihat beberapa orang berjejer rapi di depan pintu.

Semuanya tampak sangat menyeramkan. Mukanya garang dan penuh tato. Menyapa Adam yang berada di sampingku dengan penuh hormat. Sedangkan Adam hanya menganggukkan kepala dan kemudian orang-orang itu langsung menyebar ke seluruh penjuru luar rumah Adam.

"Mereka semua bodyguard-mu, Sia. Orang yang akan menjaga dirimu. Aku meletakkan lima orang untuk berjaga di luar rumah dan sebagian lainnya untuk berjaga di depan kompleks perumahan ini."

Aku mendongak menatap ke arah Adam. Kaget akan ucapan Adam yang ternyata, dia benar-benar menepati janjinya untuk menjagaku. "Dan dia―" Tiba-tiba Adam menunjuk ke arah seseorang—yang aku sendiri tidak sadar bahwa ada satu orang perempuan yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. "Perkenalkan, ini pelayanmu. Kau bisa memanggilnya Penny." Adam menatap ke arahku sebentar sebelum akhirnya menatap ke arah orang itu lagi. "Dan Penny. Perkenalkan ini, Sia. Aku mohon layani dia dengan baik."

Mataku membulat ketika melihat Penny. Tetapi, maksudku.... Ya Tuhan, sebenarnya aku tidak perlu mempunyai pelayan. Aku kemudian menatap ke arah Penny. Penny terlihat tersenyum ramah dan menganggukkan kepalanya ke arah Adam.

"Adam. Apa kau tidak berlebihan?" Bisikku pada Adam. Sedangkan Adam hanya menggelengkan kepala dan menarikku pergi meninggalkan Penny.

"Tidak, Sia. Sekarang, aku akan menunjukkan kamarmu." Aku mengerutkan dahiku sendiri. Tidak sadar bahwa tanganku sedari tadi digenggam oleh Adam ketika dia menuntunku masuk ke dalam sebuah ruangan. Membuka pintu dan menyuruhku untuk segera masuk.

Sebuah kamar dengan design sederhana. Dengan dinding cokelat bernuansa gelap, khas seperti kepribadian Adam.

"Ini kamarmu. Istirahat lah." Ucap Adam. Ia kemudian membantuku membawa seluruh koper-koperku masuk ke dalam kamar. Meletakkannya di sana dan kembali meraih tanganku untuk masuk ke dalam kamar.

Sedangkan aku, aku hanya bisa menurut. Entah lah, jiwa pemberontakku seperti sedang tertidur lelap di dalam sana. Aku tidak menampik bahwa saat ini aku sedang mengandalkan Adam. Menggantungkan hidup dan keselamatanku berada di tangan Adam. Terlepas dari semua hal yang pernah Adam lakukan padaku, aku hanya bergantung pada janjinya untuk tidak macam-macam denganku selama aku tinggal bersamanya. Dan aku berharap, Adam tidak pernah lupa akan janjinya itu.

The Bad Boy Next Door (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang