Bab 7 - Mimpi buruk

5.1K 430 11
                                    

Ok. Masih berusaha setiap hari update. 

***

Lima tahun yang lalu. Kala itu umurku masih sangat belia. Masih tidak mengerti kenapa Papa dan Mama membawaku pergi, sambil menenteng koper-koper besar dan dalam perjalanan menuju bandara.

"Papa. Hati-hati." Pekikku. Merasa khawatir karena Papa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Melesat cepat di antara jalanan dan menerobos lampu merah yang sedang menyala.

Aku meremas tangan Mama yang ada di sampingku. Di tempat duduk, Mama tidak henti-hentinya terus menoleh ke arah belakang. Merasa was-was karena sepertinya ada orang yang mengikuti kami. Melihat ada kilatan lampu mobil yang sedari tadi berusaha menyalip mobil yang kami tumpangi.

"Papa...! Lebih cepat!" Teriak Mama.

Aku tidak habis pikir. Bagaimana Mama bisa menyuruh Papa mempercepat laju mobil ini padahal Papa sudah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maksimal?

Ada apa ini?

Aku tidak mengerti.

Yang aku tahu, tiga puluh menit yang lalu aku tiba-tiba dibangunkan. Mereka memaksaku untuk segera bangun dari tempat tidur―dan Mama bergegas memasukkan seluruh bajuku ke dalam koper. Menyeretku keluar dari dalam kamar dan segera menyuruhku masuk ke dalam mobil.

"Mama. Papa. Ada apa ini?!" Teriakku.

Aku tidak tahu pukul berapa sekarang. Hari gelap gulita dan jalanan sudah terkesan lengang. Membuat Papa semakin mempercepat laju mobil ini dengan kecepatan yang sudah melampui batas. Mengabaikan lagi lampu merah yang menyala yang ada di perempatan jalan, menembus dengan cepat tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri.

Tiba-tiba terdengar bunyi klakson yang sangat keras muncul dari arah lain. Dari arah kanan jalan yang berusaha menghindari mobil kami.

Papa syok. Membuat kami terkesiap kaget akan kilatan lampu yang menyala itu. Segera banting stir hingga mobil kami melesat jauh ke pembatas jalan. Menabrak pohon besar yang ada di sana dan seketika itu juga tubuh kami terpental jatuh ke depan.

"Sia...?" Yang kulihat adalah asap yang mengepul dari arah depan mobil. Melihat Papa dengan darah segar yang mengalir dari ujung pelipisnya. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Papa lagi. Mengusap darah itu dan menatap ke arah Mama dan juga aku yang masih kaget dengan apa yang baru saja kami alami.

Wajah Papa terlihat sangat pucat. Sangat lemas ketika melihat ke arah kami. Tetapi kemudian Papa memegang kemudi lagi. Mencoba menghidupkan mesin mobil dan berusaha untuk menjalankan mobil ini lagi.

Tapi tiba-tiba, aku melihat kilatan lampu yang menyala-nyala. Papa dan Mama syok hampir bersamaan ketika sebuah mobil berhenti tepat di samping kami. Seseorang turun dari mobil itu dan berjalan menghampiri kami.

Mama menjerit histeris. Mata Papa menyala lebar. Sedangkan aku, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Aku hanya melihat seseorang bertopi hitam itu berjalan sambil membawa linggis menuju ke arah kami.

Aku tidak tahu kapan tepatnya ketika dia sudah berada di samping mobil ini. Menghancurkan kaca mobil dan dengan sekali hentakan ia langsung menikam Papa dengan membabi buta.

"PAPA!!!" Aku menjerit keras. Napasku tertahan, dan dadaku tiba-tiba sesak saat melihat ada begitu banyak darah yang mengalir di seluruh tubuh Papa. Aku terus berteriak-teriak. Memanggil Papa yang langsung tidak sadarkan diri di sana. Meminta bantuan kepada siapa saja untuk meminta pertolongan.

The Bad Boy Next Door (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang