Bab 4 Pasar Malam

8 6 1
                                    

Ada kala nya, cukup aku saja yang menyimpan moment ini dan merasakan sakitnya, kamu jangan sampai merasakan nya juga yah ~

         
“Cobain deh, enakk banget. Bumbu nya berasa gitu” lukman memberikan jagung bakar yang baru saja ia beli.

   Kami sekarang tengah berada di pasar malem, setelah dari pulang sekolah kami memang tidak langsung pulang. Sebernya tadi niat nya mau menemani lukman sebentar untuk membeli bakso langganan mamah nya, tapi tidak sengaja ketika kami menunggu pesanan bakso nya lukman, aku melihat pasar malam yang tak jauh dari tempat kami membeli bakso, alhasil setelah membeli bakso kami berdua pun mampir ke pasar malam tersebut.

     Mata ku berbinar setiap kali melihat pasar malam seperti ini, aku sangat suka melihat kerlap kerlip lampu yang menghiasi wahana di pasar malam ini. Melihat kincir angin yang terus memutar mutar di udara, serta jajanan - jajanan unik yang tersedia di pasar malam ini, seperti sekarang ini, lukman tengah asik menikamati jagung bakar yang ada ditangannya.

  Ia bilang sudah lama tidak pernah makan jagung bakar semenjak ia sibuk memasuki tingkat sekolah SMA.
“Iya enak hehehe” ucap ku setelah mencicipi jagung bakar yang tadi lukman berikan ke aku

“Manis kan ??”  tanya nya memastikan

“Iya manis, kaya kita sekarang ini. Manis banget”

“Kaya lo manis nya jes hahaha” ucapnya sambil tertawa renyah
Aku langsung menoleh ke arah lain.

  ‘Panas banget anjir muka gue’ – ucap ku

“Jes mau beli permen kapas gak ??” tawar nya

    Aku melirik ke arah jari lukman yang menunjuk ke tukang permen kapas. Aku melihat banyak anak kecil yang tertawa puas ketika melihat permen kapas itu digenggamannya. Ada pula, anak kecil yang menangis karena tidak bisa menggenggam permen kapas tersebut. Sama hal nya dengan kisah cerita cinta ku dengan dia, tidak dapat ku genggam. Aku pun menoleh ke arah lukman, dan tersenyum ke arahnya.

“Yuk” ajak ku kepada lukman
Hampir sekitar 15 menit lama nya aku menunggu permen kapas kami selasai terbuat. Kami sengaja hanya beli satu, alasannya simpel. Biar hemat.

“Gue makan disisi kiri, lu makan disisi kanan yah. Kita lomba siapa duluan yang abis” ucapnya

    Aku pun bersemangat untuk segera menghabiskan bagian ku. Perlahan ku masukan permen kapas kedalam mulut ku. Jantung ku tidak bisa di ajak untuk bekerja normal. Pasalnya posisi kami sangat dekat. Aku bisa merasakan hembusan nafas lukman yang semakin lama membuat ku semakin was was. Permen kapas kami pun sudah mulai habis, yang membuat jarak di antara kami pun semakin menipis. Lukman melirik ke arah ku, aku pun juga melirik ke arahnya. Yang tersisa di permen kapas tersebut hanya tinggal tangkainya. Lama sekali lukman menatap ku, membuat ku semakin sesak melihatnya. Jantung ku sudah terpompa sangat cepat, keringet dipelipis ku semakin bercucuran.

    Perlahan lukman menyingkirkan tangkai permen kapas tersebut. Fokus nya pun tidak teralih sedikit pun ke arah ku. Seketika tenggorokan ku terasa sangat perih, susah sekali rasanya untuk menelan ludah sendiri disaat seperti ini. Lukman mulai menyentuh pipi ku, dan semakin memajukan wajah nya ke arah ku.

   Hembusan nafas nya menyapu wajah ku, aku tidak kuasa berada dijarak sedekat ini dengan lukman. Ketika lukman mulai memiringkan wajahnya dan fokus matanya terpusat ke bibir ku, aku langsung menutup wajah ku.

ini ceritanya lukman maun nyium gue ?? apa gue nya yang kege’eran ? gila gue gak tau harus apa’ – batin ku

Otak ku sudah beku, aku tidak tau lagi harus melakukan apa selain memejamkan mata ku. Hati ku ingin sekali menolaknya, namun otak ku sama sekali tidak bisa diperintah. Seluruh sistem saraf ku tidak berfungsi.

Just Friend [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang