Bab 5 Pertengkaran

11 7 0
                                    

Sakit ku, ketika aku bertengkar dengan mu~

Aku merasakan badan ku seperti tertumpuk beras yang membuatku tak kuasa untuk segera bangkit dari ranjang ku, mata ku mengerjap ngerjap menetralisirkan sinar cahaya yang memasuki kornea ku.

    Ku lirik jam dinding yang bertengker di atas nakas ku, sudah pukul 8 pagi rupanya. Aku pun menoleh ke arah dinding, kemudian aku tersenyum melihat tempelan poster manusia paling tampan dimuka bumi ini.

“Morning yangbeb” ucap ku setengah sadar kepada poster jongin yang tertempel erat didinding ku

    Aku pun bangun dan berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden nya. Sinar matahari terlihat sangat jelas ketika aku membuka gorden jendela kamar ku, lalu aku membuka jendela ku untuk menikmati udara pagi yang selalu memabukan ku setiap kali aku menghirupnya.

     Aku sangat suka udara pagi, rasanya sangat segar, membuat beban pikiran ku menghilang sejenak.

      Aku tersenyum ke arah burung burung yang tengah asik bermain di taman dekat kamar ku, suara burung burung tersebut sangat indah sekali untuk didengar.

    ketika aku sedang asik memandangi suasana pagi tiba tiba saja phonsel ku berdiring.

Rizky pun hanya membaca pesan ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rizky pun hanya membaca pesan ku

Aku tersenyum melihatnya. Rizky memang tidak menanyakan kembali rumahku, karena semalam rizky mengantar ku tepat didepan rumahku. Tanpa ingin menunda waktu, aku pun langsung bergegas untuk segera membersihkan diri ku

********

15 menit ku habiskan untuk membersihkan diri ku. Ketika aku ingin memilih baju untuk ku kenakan pergi nanti, tiba tiba saja mamah memasuki kamar ku

“Ada lukman didepan” ucap mamah

“Hahh !!?? lukman ?? ngapain??” tanyaku sambil mengeringkan rambut ku dengan handuk

“Gak tau, kata nya mau ketemu sama kamu. Temuin gih kasian dia, udah nunggu 30 menit” jelas mamah kepada ku

“Oke oke, nanti jejes ke depan, jejes mau jembur handuk ini dulu kebelakang” aku menunjukan handuk yang ku pegang ke mamah

“Oke mamah tunggu depan yah”

Setelah mamah memberi tahu ku kalau didepan ada lukman, aku pun segera bergegas menjemur handuk ku,

      Aku pun menghampiri lukman dengan langka gontai. Pasal nya bukan karena aku tidak senang sepagi ini disamperin lukman, sama sekali tidak, justu malah senang.

       Yang jadi masalah nya adalah hati ku belum siap melihat wajah lukman, bayangan menyakitkan selalu terlihat ketika aku melihat wajah lukman.

Just Friend [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang