Bab 10 Pingsan

7 3 0
                                    


Kadang, adakalahnya kita harus tersadar akan kenyataan. Bahwa tidak semua nya harus kita gantikan peran tersebut, adakalahnya kita hanya dapat menyaksikan tanpa harus menggantikan posisi itu ~

.
.
.

"Jes bangun udah jam 5 lewat lukman udah nunggu diluar tuh, jadi mau berangkat bareng ngga ??"

"Eughh..." erang ku masih setengah sadar

"Jes bangun kasian lukman udah nunggu 15 menit diluar"

"Masih ngantuk mah"

"Terus lukman gimana ??" tanya mamah masih dengan berusaha keras membangunkan ku

"Lukman...Hahh lukman ??!!!"

Aku pun langsung terduduk dan menoleh ke arah jam dinding, sudah pukul 05.15.

'Oh Heol !!! ~' -batin ku

"Kenapa ngga bangunin aku dari tadi mah" ucap ku setengah berlari ke arah kamar mandi

20 menit aku habis untuk merias pakaian ku, mulai dari makeup tipis layak nya seperti makeup anak sekolahan, serta pakaian yang aku kenakan.

Aku tidak henti henti nya memandang patulan ku di balik cermin, kemudian aku pun memasuki perlengkapan peralatan sekolah ku. Aku baru ingat tadi malam aku lupa membereskan buku buku sekolah ku, mungkin karena efek lelah atau banyak pikiran jadi aku melupakan hal sepenting itu.

Setelah ku rasa semuanya telah selesai aku pun segera berlari ke arah dapur untuk mengambil bekal ku

"Mah bekal aku mana ??" teriak ku setelah sampai di dapur

"Jangan teriak teriak malu ada lukman diruang tamu"

Aku pun langsung memelankan ucapan ku agar tidak terdengar keluar

"Bekal ku mana ??" ulang ku

"Nih, makan dulu jess, hari ini senin takut kamu kenapa kenapa pas upacara. Soalnya lambung mu ngga boleh kosong" ucap mamah setengah khawtir dan merapihkan rambut ku yang berantakan akibat berlari dari kamar ke dapur

"Nggak mah, kasian lukman udah nunggu aku lama banget" aku pun memasukan bekal yang mamah berikan ke dalam tas

"Aku berangkat, assalamu'alaikum"
Setelah menyalami punggung tangan mamah, aku pun segera meleset ke arah luar. Ternyata benar lukman tengah duduk manis di bangku ruang tamu ku sambil memainkan handphone nya dan sambil senyam senyum sendiri. Aku sudah bisa menebak hal apa yang membuat lukman tersenyum seperti itu. Tanpa mau menunggu lama aku pun menghampir lukman dan menyapa nya terlebih dahulu

"Hai" ucap ku

Masih tidak ada respon apapun yang lukman berikan kepada ku, sepertinya lukman masih belum menyadari keberadaan ku disini

"Lukman ??" ucap ku sekali lagi
Masih belum ada balas juga, aku pun geram karena merasa terabaikan. Dengan cepat aku rampas handphone lukman, and see ? hal itu sukses membuat fokus teralih kepada ku.

"Apaan sih jess ??" Ucap nya setengah kesal

"Penting banget yah isi yang di handphone ini sampe lo mengabaikan gue ??" ucap ku tak kalah kesal

"Penting lah ! itu chatingan dari salsa, sini balikin elah, ngga lucu kali" ucapnya mulai bangkit dan ingin merampas handphone nya ditangan ku.

Tapi dengan sigap aku melesetkan handphone lukman ke arah belakang tubuh ku hingga akhirnya jarak kami begitu dekat

"Balikin" ucapnya

"Nggak"

"Ko lo nyebelin sih, sini gue lagi chatingan sama salsa jes jangan kaya anak kecil"

Just Friend [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang