Bukan Cuma sekolah aja ada ujian nya, kehidupan pun juga. Ujian kehidupan lebih sulit dibandingan ujian matematika !
.
.
.
Aku berjalan menuju dapur melengkapi seluruh keperluan ku yang ingin ku bawa kesekolah, aku memang sering sekali membawa bekal buatan mamah alasan ku Cuma satu, agar hemat ! setelah aku mengambil bekal ku di dapur. Aku pun berjalan ke arah ruang tamu, namun belum juga sampai ke ruang tamu aku melirik ke arah kamar, melihat bayangan mamah ku dibalik kamarnya. Perlahan aku memasuki kamar mamah tanpa permisi. Betapa kaget nya aku, melihat mamah nangis dengan isak yang terdengar sangat dalam.“Mamah ..... mamah kenapa ?? “ ucap ku panik dan sudah merangkul erat tubuh mamah, mengusap punggung mamah yang terus bergetar hebat
“mamah..” ucap ku lirih
Akupun yang melihat mamah menangis seperti ini mau tidak mau ikutan menangis. Tangisan mamah sama seperti tangisan 3 tahun silam, di saat papah meninggalkan kami berdua untuk selama nya. Butiran air mata telah mengalir di pipi ku, aku tidak tahu apa yang membuat mamah ku menangis seperti ini
“Ada jejes mah, mamah tenang yahh” ucap ku menenangkan mamah agar tidak menangis lagi
“Rumah kita jes.... rumah kit... taaa..” ucap mamah terbata bata, aku pun yang bingung akan maksud mamah terus memeluknya, memberikan kekuatan kepada mamah
“Tenang dulu mah, pelan pelan aja jelasin nya” ucap ku masih terus mengusap punggung mamah ku
“Rum...maah... kit..taa, di ju..al sa..maa... ne..nek, jes...” ucap nya terbata
Kini tangis kita berdua pun pecah berbarengan, dengkul ku terasa melemas. Dada ku sesak mendengarnya‘Apa lagi ini tuhan ? apa tidak cukup engkau ambil papah dari kami, dan sekarang engkau mengambil rumah kami juga. Tempat perlindungan kami satu satu nya’ – batin ku
“Mamah tau dari mana ??” tanya ku ketika tangis kami mulai meredah
“Barusan nenek telfon mamah, dan bilang seluruh harta papah nenek yang ambil alih. Kebetulan juga, papah sama sekali belum bikin surat wasiat apapun. Dan mamah baru tau kalau surat tanah ini masih memakai nama keluarga dari papah” jelas mamah
Aku mengepalkan jemari ku, rasanya kekesalan ku terhadap nenek ku sudah semakin membuncak. Aku memang dari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang nenek, entah apa yang membuat nenek ku berbeda dengan nenek teman teman ku.
Setiap kali kami bersilahturahmi nenek selalu sinis kepada ku, tidak pernah menanyakan aku, tidak pernah membanggakan aku ketika aku menang lomba olimpiade bahasa jepang, parah nya lagi aku selalu dimarahin jika mamah dan papah tidak lagi disamping ku.
Nenek ku sudah sering berbuat kasar ke aku, sering memukul ku tanpa sebab, selalu bilang kalau aku adalah cucu pembawa sial. Aku yang masih belum tau apa apa tidak mengerti maksudnya. Maka dari itu ketika aku main ke rumah lukman, aku selalu bertemu dengan neneknya, nenek lukman sangat baik kepada ku, berbanding terbalik dengan nenek ku, aku terkadang suka iri melihat lukman yang mempunyai nenek yang sangat baik dari kecil aku memang tidak pernah merasakan kasih sayang nenek.
Aku selalu menerka nerka apa yang membuat nenek tidak suka dengan ku. Tetapi kalu dipikir pikir nenek bukan dengan ku saja yang tidak suka, namun dengan mamah ku juga tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend [ON GOING]
RomansaHanya lah cerita klasik, yang sering di alami para remaja pada umumnya... Yah ?? mencintai sahabat sendiri.. klasik bukan ?? first love ku memang begitu menyakitkan, aku jatuh cinta dengan sahabat ku sendiri, sebenarnya tidak masalah kalau kita menc...