Iya, kita pacaran

2.6K 254 39
                                    

Disclaimer : I do not own Harry Potter. I own nothing. Harry Potter belong to J.K. Rowling. I did not make money off this story. Title is from "Hari Bersamanya", a song by Sheila on 7.

Warning: Drarry/DMHP. OOC. Fluff. Pendek. Boy's Love.

Note: Setting cerita saat mereka tingkat 6 (movie HBD).

—000—

Di suatu sore setelah kelas, Draco melangkah masuk menuju Kamar Kebutuhan. Seseorang tak kasatmata yang mengikutinya sedari selesai kelas tadi juga ikut. Meski tak tampak, Draco sadar seseorang ini ada ketika dalam perjalanan ke sini, terdengar suara menabrak salah satu patung prajurit namun tidak ada orang begitu ia melihat. Mengingat peristiwa di Hogwarts Express awal tahun ajaran, ia yakin sekali jati diri yang mengikutinya ini.

Hening.

Ia tak bergerak karena mempertajam pendengaran untuk mendengar suara di sekitar setelah Kamar Kebutuhan mengubah ruangan menjadi mirip ruang rekreasi Slytherin. Menunggu seorang penghuni lagi menunjukkan diri namun setelah beberapa menit masih dengan keheningan, Draco mendengus tak sabar.

"Jadi?" Ia buka suara dengan nada menyindir kentara. "Kau tak mau memperlihatkan dirimu?"

Alisnya terangkat, menunggu respon apapun tapi tak juga datang. "Lebih suka hidungmu kupatahkan lagi?"

Terdengar suara kain tapi tetap tidak ada sosok yang terlihat.

Draco menambahkan, "Kau mengikutiku seperti anak anjing kehilangan majikan dan sekarang malu berhadapan dengan sang majikan, Potter?"

"Aku bukan anak anjing!" Sergah Harry sambil menarik lepas Jubah Tak Kasatmata yang menutupi dirinya sedari tadi. Draco tampak tidak terkesan dengan pelototan dari Harry. Alisnya masih terangkat dan mengedikkan bahu ia kembali menyindir dengan sarkas.

"Yah, benar, salah terbesarku, memandang Gryffindor, seharusnya aku menyebut anak kucing," Draco memasang wajah seolah dia bersalah sebagai ejekan.

Harry dengan muka cemberut bilang, "Bukan itu intinya, Malfoy!"

"Oh?" kali ini si Slytherin pirang memasang muka polos tak tahu apa-apa. "Jadi intinya apa dong? Kau menguntitku ke tempat sepi begini, pasti ada maksud kan?"

"Itu yang mau kucari tahu! Kau pasti ada rencana tidak-tidak, Malfoy! Akan kutemukan dengan cara apapun!" Balas Harry.

Draco tertawa mengejek, "Apa kau dengar kata-katamu sendiri, Potter? Kau baru saja membenarkan tuduhanku dan kau merasa berhak menghakimiku? Wow. Sekali Gryffindor memang akan terus Gryffindor."

Pipi Harry merona sedikit karena apa yang dibilang Draco memang benar tapi merasa perlu membela diri, si remaja Gryffindor menjabarkan, "Ini bukan tanpa alasan. Aku melihatmu dan ibumu di Knockturn Alley dan... dan..."

"Itu sebabnya kau bersembunyi di kompartemenku?" Draco mendengus. "Apa aneh jika aku dan ibuku ada di Knockturn Alley? Itu bukan tempat yang dilarang Kementrian Sihir."

Alis Harry mengernyit, perkataan Draco benar dan asumsi Harry saja yang meraja, maka ia melanjutkan, "Tapi kau terlihat aneh tahun ini, Malfoy."

Draco menyipitkan mata sekejab sebelum mencibir, "Aku tetap tidak berkacamata dan rambutku tidak berantakan seperti seseorang jika itu yang kau maksud."

Muka Harry tampak kesal, ia menekankan "Maksudku! Kau tidak mengangguku atau teman-temanku sama sekali tahun ini. Mengejek pun tidak padahal setiap tahun setiap ada kesempatan tidak pernah kau lewatkan..."

"Kau tahu, Potter? Aku tersanjung kau merindukan ejekan dan gangguanku," Draco memasang wajah seolah ia tergugah, "tapi maaf, mungkin kau masih kecil dan tidak familiar dengan kata 'beranjak dewasa' tapi itu yang kualami sekarang."

Hariku BersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang