0.3

44 6 9
                                    

"Tak butuh dia atau mereka, semua sama saja, hampa!"

~mishel~
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nggghhhhh,,,, leguhan lembut seorang gadis kecil yang perlahan membuka matanya.. sayup sayup iya melihat seperti hmmm,,, ruangan yang cukup Asing di tangkap lensa nya.. ia melihat banyak benda benda aneh yang tergantung dan semacam kabal kabal.. ahh dia sangat bingung,,,

Ceklek~~~
Suara pintu yang di buka...

"Ohh kau sudah sadar" ucap pria muda yang  masuk, serta memakai pakaian yang serba putih di tambah kaca mata yang menghias di lekukan matanya,,

"K- kau siapa??" Mishel mencoba mengangkat suaranya, membranikan diri untuk bertanya kepada pria yang baru sja bertanya padanya yang terlihat asing baginya,,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"K- kau siapa??" Mishel mencoba mengangkat suaranya, membranikan diri untuk bertanya kepada pria yang baru sja bertanya padanya yang terlihat asing baginya,,

"Ah ya, kau pasti bingung kan, baiklah perkenalkan namaku dokter Kim, aku melihat mu tergeletak di lorong sempit ujung jalan kota Seul jadi aku membawa mu kesini," sambil tersenyum mnis memamerkan gigi gigi rapinya

"T- terima kasih pak dokter" ucap mishel agak terbata bata di sebebkan tenggorokan nya yang memang kering, dan sedikit rasa takut juga.

" Kau bisa memanggilku paman sja. Tak usah takut padaku, hmm... oh iya nama mu siapa?" Dokter Kim mengulurkan tangannya untuk membelai sedikit Surai lusuh mishel

"mishel paman" sambil menatap lekat lensa lawan bicaranya

"Ah benarkah? nama yang indah" kembali tersenyum memamerkan gigi giginya mishel memperhatikan senyum itu yang baru di sadari bahwa paman di depan mishel ini memiliki senyum kotak yang indah

"Oh iya, kau sudah boleh pulang saat ini... Aku akan mengantarmu tapi bisa kau beritahu di mana rumah mu?" Ucap dokter Kim seketika mengubah raut wajah mishel.

" A-aku tak memiliki rumah paman" tutur mishel sambil tersenyum kaku.

"Ha? Be-benarkah? Jadi selama ini kau tinggal di mna? Mau tinggal bersama paman?"

"Aku tingg-......" Blm sempat mishel melanjutkan kalimatnya ponsel dokter Kim berdering

"I'm so sick of this fake love, fake love"

Dokter Kim yang mendengar suara ponselnya berdering langsung merogoh sakunya lalu mengambil benda persegi panjang itu,,
Dan berkata pada mishel sejenak

"Kau di sini dulu ya, aku akan mengangkat panggilan ku sebentar" setelah mengucapkan itu dokter Kim langsung keluar kamar rawat mishel.
Mishel mulai berfikir lalu berkata pada dirinya sendri

"Aku tak boleh merepotkan dokter itu, dia memiliki kehidupannya sendri. Aku tak ingin egois, lagi pula aku sudah menginjak usia sepuluh tahun jadi aku pasti bisa mencari uang" ucap mishel meyakinkann dirinya sendri

Tak berapa lama mishel telah selesai melepas prentelan yang melengket ditangannya, yahh bisa di katakan itu adalah selang infus yang biasa di gunakan pasien lainnya.

Setelah melepas semuanya.. mishel berjalan dengan perlahan dan sedikit mengendap endap agar dokter Kim TDK melihatnya..
Dia trus berjalan hingga menemukan pintu keluar rumah sakit besar itu...
Kemudian berlari sekencang mungkin sampai lah iya pada tepi hutan yang hmmm lumayan gelap..

'mungkin aku bisa bertahan hidup di dalam sana' monolog mishel..

Setelah mengucapkan itu mishel segera melangkah kan kakinya masuk kedalam hutan itu.

Disisi lain

Dokter Kim mencari sosok gadis kecil yang beberapa saat lalu berbicara dengannya.. ia mencari di toilet, di ruangan yang lain, rooftop, dia tidak menemukannya. Ia pun bergegas keluar rumah sakit untuk mencarinya.. tetapi nihil, semua tempat di rumah sakit telah ia telusuri namun tak mendapatkan apa apa..  sampai pada akhirnya dokter Kim pun menyerah~,,,,,

TBC....

Typo bertebaran ♥️

Klo mau ambel foto izin dulu yah😶soalnya yng ngedit Meres otak juga guys,,, ,,♥️♥️

Jgn lupa vote ya.. setidaknya hargai penulis, karna menciptakan alur itu butuh memeras otak😘😘

See you next time all😘

The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang