Sehun memapah tubuh Sooyoung yang lemah dan membawanya menuju kamar. Ia merebahkan tubuh wanita itu dan menyelimutinya.
"kau istirahatlah. Jika butuh sesuatu, aku dan Yeri ada di ruang keluarga."
Ujar Sehun dan beranjak meninggalkan kamar tersebut. Wanita itu pun mulai memejamkan matanya.
---
Sooyoung tengah berada di dalam mobil dengan Johnny. Keduanya tersenyum bahagia. Mereka baru saja memeriksakan kandungan Sooyoung yang baru menginjak usia 3 bulan. Dan kabar baikpun datang dari dokter kandungan yang mengatakan bahwa kondisi Sooyoung dan sang bayi dalam keadaan baik.
"Bagaimana kalau kita makan malam di luar?"
Usul Johnny bersemangat.
"Tapi aku sudah merencanakan untuk memasakkanmu sesuatu."
"Untuk malam ini saja. Lagipula kau tidak boleh terlalu lelah. Usia kandunganmu masih sangat rentan sayang."
Sooyoung terlihat berpikir sejenak. Mempertimbangkan saran dari suaminya itu. Johnny membelai pipi Sooyoung lembut dan mengecup pipinya manis.
"Honey, please.."
Ucapnya lembut. Sooyoung yang tak bisa menolak permintaan pria itu apabila sudah bersikap manispun akhirnya hanya mengangguk pelan pertanda bahwa ia menyetujui keinginan suaminya. Johnny tersenyum tampan dan mulai menancap gas untuk bergegas pergi meninggalkan halaman Seoul Hospital.
Diperjalanan, sesekali Johnny menggengam lembut tangan kiri istrinya dan menatapnya penuh kasih. Saat pandangannya tertuju pada kondisi jalanan, tiba-tiba sebuah truk pengangkut sampah melaju kencang menuju kearah mobil yang mereka tumpangi.
Sontak Johnny berusaha membanting stir kearah kanan namun dari arah kanan melaju sebuah mobil sport dengan kencang. Tanpa berpikir panjang, pria itu melepas sabuk pengamannya dan memeluk Sooyoung erat. Terdengar begitu jelas jerit ketakutan wanita itu. Ia balik memeluk suaminya dan memejamkan mata. Tak lama setelahnya terdengar dentuman yang begitu nyaring.
Suasana begitu sunyi. Yang terdengar hanya suara dengungan orang-orang yang mulai berlari mendekati mobil mereka. Sooyoung mulai membuka matanya perlahan. Ia membelalakkan matanya tak percaya. Tepat di depan matanya, Johnny tersenyum menatap Sooyoung dengan kepala serta tubuh yang berlumuran darah. Sooyoung membelai pipi pria itu dan gemetaran menggenggam tangannya.
"Sa..sayang.."
Panggil Sooyoung terdengar ketakutan. Johnny meringis menahan sakit.
"You okay?"
Tanya Johnny tertatih. Sooyoung mulai menangis seperti seorang anak kecil yang ditinggal pergi oleh orang tuanya.
"Aku tidak apa-apa. Kau baik-baik saja? Seseorang tolong kami.. tolong"
Pekik Sooyoung putus asa. Terasa Johnny menggenggam lembut tangan wanita itu. Berbeda dari biasanya, tangan yang terasa begitu hangat itu kini terasa amat dingin.
"Sweetheart, i love you.."
"I know.."
Jawab Sooyoung sesenggukan.
"Our baby.. apakah ia baik-baik saja didalam sana?"
"Aku yakin ia baik-baik saja. Jadi kau jangan memikirkan hal lain. Tunggu sebentar lagi. Ambulance akan datang. Kita akan kerumah sakit dan semuanya akan baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN [END]
Fanfiction{FANFICTION} Cinta sejati tidak berakhir bahagia. Karna cinta sejati tidak akan memiliki akhir. Ia akan terus mengukir kisah dalam kehidupannya.