8

312 57 7
                                    

"Kita sudah sampai..”

Ujar Sehun setelah memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Sooyoung.

“Kau mau minum teh dulu?”

“Lain kali saja. Ini sudah malam.”

“Baiklah, terima kasih untuk hari ini. Terima kasih untuk semua kebaikanmu selama ini.”

“Kenapa tiba-tiba kau berterima kasih? Tidak biasanya.”

Sooyoung tersenyum simpul dan menggeleng pelan.

“Aku hanya merasa sangat bersyukur memiliki teman sepertimu.”

“Aku hanya melakukan apa yg harus kulakukan. Yang harus kau lakukan hanya menerimanya. Apapun yang kau lakukan, aku selalu mendukungmu.”

“Aku masuk dulu. Sampai jumpa..”

Pamit Sooyoung dan bergegas keluar dari mobil Sehun. Wanita itu membalikkan badannya dan melambaikan tangan kearah Sehun sebelum akhirnya memasuki rumahnya. Setelah melihat Sooyoung masuk kedalam rumah, Sehun pun bergegas meninggalkan halaman rumah.

-

Sooyoung keluar dari rumah bersiap untuk berangkat kerja. Setelah mengunci rumahnya ia berbalik. Wanita itu sedikit terkejut mendapati sosok Sehun tersenyum sembari melipat kedua tangannya.

“Selamat pagi.”

“Apa yang kau lakukan disini sepagi ini?”

“Tentu saja untuk mengantarmu bekerja.”

“Kau tak sibuk?”

“Justru karna aku sibuk maka dari itu aku harus bertemu denganmu sekarang.”

Mendengar pernyataan Sehun membuat wanita itu berjalan mendekat.

“Apa maksudmu?”

“Aku harus segera pergi.”

“Kemana?”

“Jepang. Akan ada pagelaran fashion show besar-besaran yang melibatkan hampir seluruh negara yang ada di Asia.”

“Berapa lama?”

“Kurang lebih selama satu bulan.”

“Selama itu?”

“Kau takut merindukanku?”

“Merindukanmu apanya. Aku hanya sedikit terkejut.”

“Jika ada waktu luang aku pasti akan menghubungimu. Karna itu,, selama aku pergi jaga dirimu.”

“Aku bisa menjaga diriku dengan baik.”

“Benar.. kau kan bukan anak kecil lagi.”

“Ayo..”

Ajak Sooyoung berjalan mendahului Sehun dan memasuki mobilnya membuat pria itu menggeleng pelan. Iapun turut memasuki mobilnya.

“Kau belum sarapan?”

"Belum.”

“Kau harus sarapan sebelum berangkat ke Jepang.”

“Aku bisa sarapan di pesawat.”

“Bagaimana bisa begitu. Kau harus sarapan denganku.”

“Kau ingin sarapan denganku rupanya. Baiklah.. di persimpangan jalan ada cafe yang menu makanannya nikmat.”

“Baiklah..”

Setibanya di cafe, keduanya mulai memasuki cafe dan duduk di dekat jendela.

“Salad tuna disini sangat nikmat.”

PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang