10

292 54 2
                                    

Sehun berjalan pelan keluar dari ruang rawat Sooyoung.

“Kak, bagaimana?”

“Ia sudah sedikit tenang. Sekarang sedang beristirahat.”

“Syukurlah..”

“Bisakah aku meminta bantuanmu?”

“Bantuan apa?”

“Tolong jaga ia untukku. Hanya sampai besok. Aku harus mengambil barang-barangku yang kutinggalkan di Jepang.”

Yeriana tersenyum mendengar ucapan Sehun dan mengangguk pelan.

“Pergilah..”

“Terima kasih, aku pergi dulu.”

“Hati-hati..”

Sepeninggal Sehun, Yeriana lebih memilih masuk ke dalam ruang rawat Sooyoung. Namun yang ia dapati kini adalah wanita itu duduk terdiam di ranjangnya.

“Apa Sehun sudah pergi?”

“Kak, mengapa kau tidak tidur?”

“Bagaimana bisa aku tertidur..”

Sahut Sooyoung terdengar tak bertenaga. Yeriana berjalan menghampiri Sooyoung dan duduk disampingnya. Ia menggenggam tangan wanita itu berusaha untuk menguatkan.

“Aku tidak bisa menerima semua ini. Bagaimana bisa janin yang selama ini dokter bilang tumbuh begitu sehat di rahimku hilang begitu saja? Dokter bilang janinku begitu kuat. Ia anakku.. darah daging Johnny. Jadi bagaimana bisa aku kehilangannya dengan begitu mudah?"

Yeriana memeluk Sooyoung begitu erat. Gadis itupun tak mampu menahan tangisnya. Ia turut merasakan kesedihan yang Sooyoung rasakan. Karna bagaimanapun juga, janin itu adalah keponakan satu-satunya yang ia nantikan kelahirannya.

“Aku paham betul apa yang kau rasakan kak, aku tau itu.”

“Bayi dirahimku sudah hilang. Aku gagal menjadi seorang ibu.”

“Kau masih seorang ibu kak.. anak itu memang sudah tidak bersamamu sebelum ia sempat melihat wajahmu. Tapi kita tidak bisa mengubah kenyataan bahwa kau adalah ibunya. Kau seorang ibu kak. Kau bahkan seorang ibu yang hebat.”

Sooyoung melepas pelukan Yeriana dan menatapnya sendu
.
“Aku seorang ibu?”

“Aku yakin bayimu pun merasakannya dan percaya bahwa kau adalah ibu yang amat hebat untuknya. Sekarang ia sudah bahagia disana. Kakakku akan menjaganya untuk kita.”

Sooyoung sembari menghapus air matanya dan tersenyum paksa.

“Johnny pasti sangat senang bertemu dengannya. Ia sangat menanti-nantikan kelahirannya. Ia akan menjaganya dengan baik kan?”

“Tentu saja.. Kak Johnny pasti menjaganya dengan baik.”

“Kalau begitu aku tidak boleh bersedih..”

Ucap Sooyoung tersenyum sembari menarik nafasnya.

“Aku harus berusaha kuat untuk mereka..”

“Kau benar, kau harus kuat.”

Ujar Yeriana tersenyum dan menggenggam erat kedua tangan Sooyoung.

“Terima kasih Yeriana.”

Ujar Sooyoung sembari memeluk adik iparnya itu.

-

Dua tahun telah berlalu sejak Sooyoung mengalami keguguran. Ia memilih untuk resign dari pekerjaannya. Ia menyadari bahwa ia tak ada bakat dalam menjadi seorang anak buah. Ia lebih menyukai profesinya dahulu saat ia menjadi bos. Maka ia memutuskan untuk membeli kembali butik pemberian Johnny tentunya dengan harga yang fantastis.

PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang