April dan Rafa berjalan menghampiri salah satu meja yang ditempati Billa, Tara dan Arvin. Menyebalkan melihat temannya sudah enak-enakan makan dan dapat tempat, sedangkan mereka berdua baru selesai mengembalikan buku dari perpustakaan."Enak banget ya lo pada udah makan-makan," sentak April kesal di saat mereka bertiga sedang enak-enaknya makan sambil mengobrol dan bercanda.
"Enak, dong!" balas Tara bangga.
"Yang abis bantuin pak Jonat, rajin bener," ledek Arvin membuat April mendengus sinis.
"Gue dipesenin ngga?" tanya April sesampainya di samping meja yang mereka tempati.
"Ngga," jawab Billa, Tara dan Arvin kompak.
"Ish," April berdecak kesal. "Ngga peka lo pada."
"Yeu, kita aja ngga tau lo mau mesen apa. Lagian kenapa ngga chat kita, sih?" balas Billa.
"Hape gue low bat, lagi di charge di kelas," jawab April. "Ya udah gue mau pesen dulu. Siapin satu bangku buat gue sama Rafa duduk."
"Iye," balas ketiganya kompak.
April dan Rafa berjalan menuju stand yang menjual makanan dan minuman. Semua stand penuh oleh siswa siswi Aregas. Ada yang sampai berdesak-desakan agar tidak keduluan. Suara nyaring berteriak menyebutkan pesenan sebagai pelengkap ramainya suasana. Tidak ada ruang untuk mereka memesan. April mendengus kesal.
"Rame banget," keluh Rafa dengan wajah cemberutnya.
April melirik sekilas. "Sabar." Padahal dia sendiri tidak sabar untuk ikut berdesak-desakan sampai ke depan dan memesan makanan dengan lantang. Sayangnya dia terlalu malas untuk melakukan itu.
"Takut keburu bel, Pril," balas Rafa.
April melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Benar apa yang dikatakan Rafa. Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Mereka berdua tidak akan sempat mengisi perut. Syukur-syukur sudah membeli makan dan dibungkus, tapi melihat betapa ramainya stand saat ini. Mereka yakin tidak akan sempat untuk membeli makan.
"Lo mau beli apa emang?" tanya April.
"Mie ayam," jawab Rafa.
"Ya udah, nanti bungkus aja. Kita makan pas istirahat kedua. Moga-moga aja ada jamkos jadi bisa makan," balas April. Rafa hanya menganggukan kepalanya saja.
Bugh!
"AAA!!!"
April dan Rafa sontak menoleh ke arah luar kantin. Tempat terdengarnya suara pukulam dan jeritan beberapa siswi. Sontak semua murid yang mengantri berlari keluar kantin untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Liat, yuk!" ajak April. Tanpa menunggu balasan dari Rafa. Gadis itu menarik tangan teman semejanya. Ikut berlari kecil bersama yang lain. Penasaran apa yang sedang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
Jugendliteratur#AREGAS SERIES 1 "Hi, my name is Alfa. The leader of the Bla Skygger gang. Lo belum tau nama gue, kan? Dan lo juga belum tau siapa gue, kan?" Alis Alfa naik satu. Namanya April Anastasya. Hidupnya di sekolah dalam bahaya sejak dia menolong teman sek...