PART 6

30 9 47
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

Happy reading....

"Dia nggak bakal kesini,karena yang mengirim pesan itu bukan Dava tapi aku"kataku santai.

flasback on

"Hai Na"sapa Dava sambil meletakkan tasnya diatas meja.

"Hai"balasku singkat.

"Tumben Lo datang pagi"ucap Dava.

"Gapapa,lagi pengen aja"jawabku sekenanya.

"Muka Lo pucet banget,Lo belum sarapan ya?"tanya Dava.

Aku hanya menggeleng kan kepala.

"Yaudah gue beliin sarapan buat Lo dulu ya"ucap Dava lalu pergi kekantin.

Aku pun tak membuang kesempatan itu,aku segera membuka tas Dava dan mengambil ponselnya.

"Ah sandi nya sangat mudah ditebak"ucapku sambil membuka ponsel Dava.

Aku mulai mengirimkan pesan kepada Karin untuk menemui Dava di gudang setelah pulang sekolah.Dan langsung di-iyakan oleh Karin.Aku sudah menduga bahwa Karin juga menyukai Dava,tetapi ia  tak berani mengatakannya karena ia takut pada Tiara.

Aku segera menghapus pesan itu dan meletakkan kembali ponsel Dava ke dalam tasnya.

Tak berapa lama setelah itu Dava muncul dengan membawa roti isi dan 1 botol air mineral.

"Nih dimakan,ntar Lo sakit"ucap Dava sambil menyodorkan roti dan air mineral kepada ku.

"Makasih"kataku sambil menerima nya.

Dava hanya membalas dengan senyuman manis nya.

Flashback off.

"Gimana?baguskan permainanku?"tanyaku pada Karin sambil menyeringai.

"Mau Lo apa HAH?!"bentak Karin sambil mendorong ku sehingga membuatku sedikit mundur.

"Eitss tenang dulu,aku hanya ingin bermain sebentar denganmu"kata ku sambil memainkan pisau lipat ku.

Karin langsung mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak.

"Main apa maksud lo HAH?!!"bentak Karin sambil berjalan mundur.

"Ayolah ini pasti akan seru!"ucapku sambil terus mendekat ke arah Karin.

"Jangan mendekat!Atau gue akan teriak!"ancam Karin.

"Teriak saja sepuasmu,karena mungkin setelah ini kau tidak akan pernah mengeluarkan suara indahmu lagi"ucapku sambil menyeringai.

"Akhh"teriak Karin saat aku menancapkan pisauku tepat Dimata sebelah kanan nya.

"Aku suka mata berwarna biru,tapi sayang mataku berwarna hijau,jadi jika aku tak memiliki nya kau pun tak boleh memiliki nya"

Karin terus memegangi mata kanannya sambil menangis darah.

"Cup cup jangan nangis ya, permainan nya kan baru dimulai"ucapku.

Aku mengambil kotak kecil yang ada didalam tas sekolahku,lalu menjambak rambut Karin dengan keras hingga ia memiringkan kepalanya.

Kemudian aku membuka kotak kecil yang aku pegang dan mengeluarkan isinya.Kaki seribu.Itulah isi dari kotak kecil tersebut.

Aku mendekatkan kotak berisi kaki seribu tersebut pada telinga Karin,Dan berhasil.Kaki seribu tersebut berhasil masuk ke telinga Karin.

Karin berteriak dan menggeliat sambil memegang telinganya berusaha mengeluarkan kaki seribu tersebut.

Aku tersenyum puas melihat raut kesakitan Karin.

Mata kanan Karin yang mengeluarkan banyak darah membuat nya seperti sedang menangis darah,dan itu sangat kusukai.

Aku mendekat kearah Karin yang duduk meringkuk sambil memegang telinganya.

Aku menganyunkan pisauku dan mulai membuat karya diatas wajah cantik milik Karin.

"Bunuh aku sekarang!"

"Karin sudah tidak sabar lagi untuk pergi ke neraka rupanya"pikirku.

"Aah tidak tidak kita kan baru saja memulai permainan nya"ucapku sambil mengambil gunting dari tas ku.

Aku menggunting bibir mungil dan menggoda milik Karin,hingga memperlihatkan gigi-gigi putihnya yang sudah berubah warna menjadi merah.

Aku membuka mulut Karin secara paksa lalu menarik lidah nya keluar dan membelahnya menjadi dua.

Karin hanya terus menangis dengan wajahnya yang dipenuhi darah.

Lalu aku merobek pakaian sekolah Karin hingga memperlihatkan tubuh Karin yang bisa dibilang seksi.

"Tubuhmu sangat bagus,aku ingin melihat apakah didalam nya juga sebagus yang diluar"kataku sambil merobek perut Karin menggunakan gunting ku.

Aku menarik usus Karin keluar,dan menggunting-guntingnya.

"Aku sudah lelah,kita akhiri saja ya?"

"Ada yang ingin kau sampaikan sebelum kau pergi ke neraka?"

"Kurasa tidak ada,oke kita akhiri sekarang"ucapku sambil mengangkat guntingku lalu menancapkan nya ke leher Karin,hingga gunting ku menembus  lehernya dan akhirnya Karin menemui ajalnya dengan matanya yang terbuka.

Aku segera mencincang-cincang tubuh Karin dan membakar tubuhnya dan juga tas Karin.Agar tidak ada yang bisa menemukannya.

Gudang dibelakang sekolahku cukup tertutup,jadi tidak ada celah untuk asap dari api yang membakar tubuh Karin keluar dari gudang dan mengundang perhatian orang-orang, lagipula tidak ada yang berani ke gudang belakang sekolah karena isu mengatakan bahwa gudang ini angker.

Itu memudahkan aku untuk tidak ketahuan.

Aku memakai jaket kebesaran berwarna hitam milikku untuk menutupi bajuku yang berlumuran darah dan segera keluar dari gudang itu.Lalu pulang ke apartemenku.

Tanpa Clarinna sadari ada seseorang yang sudah memperhatikannya sedari tadi.

*
*
*

Holla!!! ketemu lagi dengan author yang imueeet😆.

Gimana?Udah sadis belum?
Jangan komen kurang sadis lagi yaaah, author bingung mau sadis kayak gimana lagi yang kalian mau😢

Jangan lupa voment nya yaah!!

~see you guys❣️


DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang