Ini kisah Raina. Raina Adellia namanya, gadis yang mendapatkan beasiswa full di SMA Harapan Indah. Kalau bukan karena kepintarannya, ia tidak akan bersekolah disini. Awalnya, ia kira sekolah disini menyenangkan karena bisa semakin dekat dengan Nevan...
HARI ini merupakan acara pekan seni yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Sudah menjadi tradisi SMA Harapan Indah. Pastinya, ini sangat diminati seluruh siswa-siswi. Ada beberapa lomba yang akan diadakan. Seluruh siswa-siswi bersemangat merayakan acara ini. Begitu juga dengan Raina. Gadis ini mengikuti lomba cerdas cermat bersama dengan Kevin. Sementara, ketiga temannya mengikuti lomba melukis.
Bel sekolah berbunyi menandakan pekan seni sekolah akan segera di mulai. Para siswa-siswi berjalan ke arah theater sekolah. Sebelum masuk ke theater, seluruh siswa di beri tanda pengenal.
Giliran Raina untuk di beri tanda pengenal, sebelum Raina menyebutkan namanya. Seorang pria berbadan tinggi yang merupakan kakak kelasnya sudah menuliskan namanya dan tersenyum saat memberikan tanda pengenal ke Raina. Hal ini membuat Raina merasa bingung karena pria tersebut sudah mengetahui namanya. Banyak pikirian muncul di benaknya. Gadis melamun cukup lama.
"Heh ngelamun terus, kesambet baru tau rasa lo," ucap Adelline seraya memukul bahunya membuat gadis ini menatapnya kaget.
"Lagi mikirin Nevan pasti." Sekar menggodanya.
Sementara Ara terkekeh, mencari keberadaan Nevan. "Tuh, Nevan ada di sana." Ara menunjuk tempat nevan duduk. Tepat arah jam dua.
"Ngaco ni kalian, siapa juga yang mikirin Nevan," tolak Raina.
Adel menggodanya. Gadis ini merangkul pundak Raina. "Kalo mikirin bilang aja ke kita aja nggak usah malu-malu gitu."
Raina menggelengkan kepalanya seraya menghela nafas. Ia tidak membalas ucapan ketiga sahabatnya, acara segera dimulai dan ia tidak mungkin membuat keramaian.
Seluruh siswa-siswi menikmati pembukaan acara dengan baik
Tiba-tiba ponsel Raina menyala, menandakan ada pesan masuk. "Ada notif tuh," ucap Sekar saat sadar ponsel Raina menyala.
Raina awalnya ingin mengabaikan, namun rasa ia tahu itu tidak mungkin. Lalu, ia segera membuka pesan yang masuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis ini tidak membalas pesannya ia memilih mengambil nafasnya sejenak. Sedikit bingung dengan pengirim pesan tersebut. Lalu, gadis ini memutuskan untuk melakukan apa yang ada pada pesan itu. Ia meminta izin pada ketiga temannya. Lalu segera keluar menuju toilet.
Sesampainya di toilet, ia tidak menemukan siapapun. Lalu, tiba tiba dirinya merasa disudutkan, mendorong dirinya hingga sampai pada ujung ruangan.
Raina menatap gadis di hadapannya takut. Tak disangka, gadis ini menyirami Raina dengan air. Raina sempat menghindar awalnya, namun saat kedua kali Raina tidak dapat menghindar. Alhasil, baju seragam Raina basah.
"Rasain lo!" ketus gadis ini. "Nggak usah ganjen makanya. Anak baru kok songong!"
Raina menundukkan kepalanya. Melipatkan kedua tangannya untuk menghilangkan rasa dinginnya. "Kamu siapa?" tanya Raina. Suaranya melemah.