7 | Sakit

16 3 1
                                    

JAM menunjukan pukul 5.00, Raina terbangun dari tidurnya dan hendak bersiap-siap untuk sekolah. Namun tiba-tiba dia merasakan sakit pada kepalanya. Raina tidak menyerah ia mencoba bangun dan berjalan ke toilet, tapi sayangnya di tengah perjalanan menuju toilet kepalanya semakin terasa pusing. Raina terjatuh dan tidak sadarkan dirinya. Davira melihat putrinya yang terjatuh dan segera membawanya kembali ke kamar.

Davira segera mengambil ponselnya lalu mencari nama Nevan disana. Memberikan kabar bahwa Raina hari ini tidak masuk sekolah karena kurang sehat.

Setelah cukup lama, akhirnya Raina tersadar. Raina melihat Davira yang sedang duduk di samping dirinya.

"Ibu?" Raina berusaha mendudukan posisinya. "Kok enggak kerja?"

Davira menahan Raina agar tetap pada posisinya. "Hari ini Ibu izin, enggak tega ninggalin kamu," kata Davir lembut.

Raina paham, ia menganggukkan kepalanya lalu tersenyum.

Bagi Davira, lebih baik kehilangan pekerjaannya daripada kehilangan Raina. Karena Raina satu-satunya yang Davira miliki.

"Kamu makan dulu, ya, Rai." Davira kemudian memberikan semangkuk bubur yang ia buat tadi.

Raina menganggukkan kepalanya lalu menerimanya.

****

Sementara di tempat lain, Nevan tengah berjalan di koridor, ia menemui Ara yang duduk di depan kelas.

"Ra." Nevan menghampirinya membuat Ara mengangkat kepalanya.

"Loh? Rainanya mana?" tanya Ara saat melihat Nevan tidak bersama Raina.

Nevan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Raina enggak masuk, tolong kasih tau bu Vella, ya, Ra." Nevan memintanya. "Makasih, Ra."

"Kenapa?"

"Pingsan dia," sahut Nevan. Tanpa perizinan Ara, lelaki ini pergi ke kelasnya.

Setelah selesai, Ara masuk ke kelasnya, menghampiri kedua temannya. "Raina sakit." Hanya itu yang Ara katakan. Gadis ini khawatir pada temannya, namun saja tidak diperlihatkan. Itulah Ara.

"Tau darimana?" Sekar balik bertanya.

Ara duduk di kursinya. "Tadi Nevan bilang."

Adel mangut-mangut. "Kayaknya gara-gara kemarin."

Kedua temannya mengira hal yang sama.

****

Bel istirahat berbunyi, serpeti biasa seluruh siswa-siwi menuju kantin.

"Kita ke rumah Raina yuk," ajak Adel bersemangat. Walaupun Raina adalah teman baru, tapi ketiganya merasa sangat dekat dengan Raina.

"Yuk." Sekar menyahuti.

"Entar gue tanya alamatnya ke Nevan." Ara inisiatif.

Tanpa mereka sadari, Alvaro tengah mendengar percakapan mereka.

"Halo." Alvaro menghampiri mereka.

Raina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang