Satu tahun kejadian itu berlalu tapi masih teringat diotakku. Percuma dia tidak akan kembali. Sekarang adalah musim dingin. Sampai kapan aku harus memikirkannya. Aku terbaring disofa sambil menonton tv. Aku memutar video saat kebersamaanku dengannya. Sampai kapan ku harus menunggu.
"Oppa ambilkan aku buah itu"
"Itu tinggi"
"Oppa usahalah, aku lapar"
"Huh baiklah"
Aku sedang memanjat pohon mengambil buah untuk Sena.
"OPPA SARANGHAEYO!"
Teriak Sena dari bawah sana.
"NADO SARANGHAEYO"
Siaran tv ini semakin membuatku gila, cepat cepat aku mematikannya. Aku pergi kedapur untuk mengambil minum saat aku menuangkan air kedalam gelas aku melihat cucian bajuku banyak sekali. Aku harus melaundrynya. Aku meminum air putih yang aku tuang ke gelasku. Aku menderita hidup sendirian, meninggalkanku sendirian sendiri dan tinggal di Australia. Apa ada orang tua sekejam itu? Mereka bilang aku tidak boleh ikut karena aku harus sekolah tapi aku boleh main kesana kalau mau. Apa pekerjaan mereka terlalu banyak sampai harus pindah kesana dan apa alasan yang tepat harus aku yang tinggal disini sendirian. Tidak ada Sena membuatku kesepian, aku merasa sendirian disini. Kenapa tuhan memberiku cobaan seperti ini? Aku membawa baju kotorku ke tempat laundry. Sesampainya disana aku membuka mesin cuci dan memasukan bajuku. Mesinnya sudah berputar. Aku duduk dibangku yang sudah ada. Kenapa banyak sekali kenanganku dengan Sena. Disemua tempat ada saja kenangannya. Ini karena setiap hari aku mengajaknya jalan jalan. Aku berjalan keluar mengambil sesuatu di mobil. Aku kembali ketempat laundry mengambil sesuatu gantungan kunci monster yang dia berikan padaku. Lebih baik aku letakan disini mungkin dia akan kesini. Jika aku membawa iti hati ini akan selalu membekas namanya. Kenapa aku jadi teringat Sena?
Flashback
"Oppa aku punya sesuatu untukmu"
"Apa?"
"Ini untukmu"
Dia memberikan gantungan kunci monster.
"Untuk apa ini?"
"Untuk kau jaga, agar kau selalu mengingatku dimanapun"
"Kau ini ada ada saja"
"Oppa sini aku urus bajumu"
"Tidak perlu Sena oppa bisa"
"Jangan menolak, sebagai calon istri harus melayani suaminya. Ehh, upss"
"Ohh yeojaku sudah ingin menikah ya?"
"Hehe tidak, aku hanya bercanda. Kemarikan"
Dia mulai memasukan bajuku didalam mesin cuci. Musim dingin ini sepi sekali. Sena duduk disampingku.
"Oppa tidak memberikan apapun padaku?"
"Kau mau apa?"
"Aku ingin ini" dia menyentuh bibirku.
"Kau serius?"
"Iya serius"
Aku mencium bibirnya tiba tiba ada orang datang dengan spontan aku melepaskan ciuman kami. Ahh sial.
☆☆☆
Aku tertawa sendiri mengingat kejadian itu. Ahh Namjoon kau harus melupakannya. Dia tidak akan kembali padamu, selama satu tahun inipun dia tidak pernah menghubungiku atau aku pun tidak pernah bertemu dengannya. Aku sudah empat tahun menjalin hubungan dengannya kenapa harus seperti ini? Kenapa dia tega meninggalkanku? Apa dia punya namja lain? Tuhan tolong beri aku jawaban. Aku sudah lama tidak mendengar kabar orangtua Sena. Aku ingin sekali bertemu mereka sakalian melihat Sena ada atau tidak disana. Tidak mungkin Sena tidak pernah membari tau kabarnya pada orangtuanya. Selama ini aku takut pergi kerumah orang tua Sena karena aku takut nanti orang tua Sena akan bertanya Sena dimana atau apa yang sama sekali tidak aku ketahui. Tapi sekarang aku harus memberanikan diri aku harus mampu mejawab pertanyaan mereka tanpa ada kecurigaan apapun.
~¿?¿~
15 menit lagi kereta akan berangkat, aku berada didalam kereta. Berjalan sendirian menuju lorong kereta. Aku duduk sendirian, sekarang aku mulai berfikir.
'Apa aku bisa melupakan Sena semudah itu? Apa aku bisa menghilangkan Sena dari pikiranku, hatiku, kenanganku untuk selamanya?'
Sesampainya di Busan aku melangkahkan kakiku keluar stasiun. Aku masih tau alamat rumah orangtua Sena karena aku pernah kesana. Aku pergi menggunakan taxi menuju rumah Orangtua Sena.
Tok tok tok
Cklek
"Selamat sore ahjumma"
"Namjoon, kenapa datang tidak bilang? Ayo masuk"
"Terimakasih ahjumma"
"Jangan panggil aku ahjumma lagi, panggil aku eomma"
"Ba-baik eomma"
Kenapa orangtua Sena tidak menanyakan kabar Sena? Apa mereka tau? Atau Sena ada disini? Tapi jika aku bertanya apa Sena ada disi dan jawabannya tidak mereka akan khawatir dengan Sena. Lebih baik tidak.
"Mau minum apa Namjoon?"
"Tidak perlu eomma, aku hanya mampir saja ke sini"
"Kenapa kau kesini? Kau sendirian?"
"A-aku, aku, aku pergi kerumah teman eomma. Aku sedang main kerumahnya karena dia ada ulang tahun disini. Teman lama eomma. Aku sendirian disini"
'Jangan tanyakan Sena, aku mohon. Aku tidak tau ingin menjawab apa' batinku.
"Sering sering ya main kesini, eomma senang kau datang kesini"
"Baik eomma"
Sudah dua jam kira kira aku disini tapi tidak ada pertanyaan tentang Sena. Aku merasa curiga dan lega karena itu. Perasaanku campur aduk sekarang. Lebih baik aku pamit.
"Eomma aku pamit dulu ya"
"Cepat sekali"
"Iya tadi temanku sudah mengirim pesan untukku. Aku akan datang lagi kesini"
"Baiklah, eomma tunggu ya"
"Iya"
Aku keluar dari rumah orang tua Sena. Berjalan ditengan salju yang turun, udara dingin menghantam tubuhku. Aku menutupi kepalaku dengan topi jaketku. Ditengah salju ini lah aku mengungkapkan.
'Aku merindukanmu Sena. Sampai kapanpun aku tidak bisa kehilanganmu. Hatiku sudah jatuh didalam pelukanmu. Jiwaku sudah pergi. Pergi bersamamu. Sampai kapan aku harus menunggu?'
♡♡♡
Maapkan typo yang bertebaran. Jangan lupa vommentnya. Enjoy it gaes:)
KAMU SEDANG MEMBACA
FF NC 21+
FanfictionBerisi kumpulan ff nc Diharapkan yang dibawah umur jangan membaca kalo mau gapapa sih. Yang gak kuat jangan dipaksa