Bagian 03 : Langit senja

23 6 0
                                    

- PATAH -

Bel pulang telah berbunyi beberapa saat lalu tapi seungyoun masih terlihat sibuk memunguti beberapa bungkus sampah plastik yang berserakan di lapangan belakang. sial sekali. seharusnya dia tetap berdiri dilapangan tadi bukannya pergi ke rooftop.

Kini setelah menghembuskan nafasnya pelan seungyoun kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh lapangan. mencari sampah plastik yang di biarkan tergeletak begitu saja oleh pemiliknya.

"Eoh, kau juga mendapat hukuman membersihkan lapangan belakang?" suara itu membuat seungyoun tersentak kemudian membalikkan tubuhnya menghadap seorang yeoja yang tengah mendongkak ke arahnya dengan kantong plastik hitam berisi sampah di tangan kanannya.

Kehadiran yeoja itu tentu membuat seungyoun kembali tertegun. terlebih yeoja itu memang lucu sekali di matanya.

"Huh, ini tidak adil. seharusnya kita sudah berada di rumah sejak 15 menit lalu" yeoja itu mendengus sembari mengambil sampah plastik yang ada di dekat kakinya. seungyoun sendiri hanya diam. otaknya berfikir keras.

Bagaimana bisa yeoja itu juga mendapat hukuman yang sama seperti dirinya disaat tadi dengan jelas kedua matanya melihat yeoja itu berdiri di lapangan hingga bel istirahat berbunyi.

Tapi memilih untuk tidak ambil pusing. seungyoun akhirnya kembali pada kegiatan awalnya memungut sampah. lama mereka membiarkan keheningan itu singgah hingga tak terasa langit yang semula berwarna biru perlahan berubah menjadi jingga.

Entahlah sepertinya sang pelukis langit terlalu terburu buru mengakhiri kebersamaan mereka yang kenyataannya hanya diisi oleh kesunyian.

Disaat seungyoun sudah mendudukkan dirinya di pinggir lapangan yeoja itu terlihat masih berdiri. matanya menatap lekat sang langit yang membentang di atasnya.

"Menurutmu kenapa senja menyenangkan?" yeoja itu mengalihkan pandangannya pada seungyoun yang ternyata ikut membalas tatapannya dalam diam.

"Terkadang dia merah merekah, bahagia. terkadang juga hitam gelap, berduka. tapi meskipun begitu langit selalu menerima senja apa adanya"

Seungyoun mengerutkan kedua alisnya bingung sedangkan yeoja itu kembali menatap sang langit dengan senyuman yang membuat seungyoun terdiam cukup lama.

"Mari menjadi lebih bahagia dan lebih kuat. tidak ada alasan lain, selain kamu yang memang pantas mendapatkannya"

Patah || Seungyoun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang