Bagian 05 : Waktu untuk pulih

24 5 0
                                    

- PATAH -

Hari ini seungyoun memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah. dia berniat mengistirahatkan raga dan juga hatinya yang sudah terluka parah.

Kalian tentu tau. tidak ada yang benar baik baik saja saat seseorang di sugukan luka. dan seungyoun pun begitu.

Hatinya selalu butuh masa untuk memulihkan pilu yang tertera. raganya selalu butuh waktu untuk rehat dari seluruh dekap nestapa.

Dalam rentang waktu yang lama. mungkin semua orang tidak akan pernah menemukan dia yang seperti dahulu kala.

Segalanya akan terasa berbeda. karna kini luka sedang berusaha mengubahnya menjadi sosok yang lebih kuat dari pada sebelumnya.

Kini setelah bermalas malasan nyaris hampir setengah hari di dalam kamar. seungyoun memutuskan untuk mengisi perutnya yang terasa perih akibat tidak makan sejak semalam.

Toktoktok

Seungyoun menghentikan langkahnya saat mendengar pintu apartemennya di ketuk oleh seseorang. tapi bukannya berjalan menuju pintu utama seungyoun malah terlihat membawa kakinya berjalan ke arah dapur.

Moodnya masih belum sepenuhnya pulih jadi dia memutuskan untuk mengabaikan seseorang itu.

Setelah berkeliling selama beberapa menit di area dapur. seungyoun hanya menemukan 3 kotak sereal dan beberapa makanan ringan yang sudah pasti tidak akan membuatnya kenyang.

Sesaat seungyoun memijit pelipisnya pusing. entah kenapa dia merasa seperti orang sakit sekarang. apa lagi saat ketukan pintu itu terdengar semakin brutal. kepalanya terasa mau pecah.

Dengan langkah cepat seungyoun berjalan mendekati pintu utama kemudian membukanya lebar.

"Berisik!" teriaknya yang membuat ketiga namja itu tersentak. wajah seungyoun terlihat menyeramkan. mendadak mereka ingin pulang saja.

"Ck, kalian mau apa"

Seungyoun sedikit menurunkan nada bicaranya saat tau ketiga namja itu adalah seungwoo, woseok dan hangyul.

"Kami cuma ingin berkunjung" seungwoo menepuk pelan punggung seungyoun. mencoba menenangkan namja yang merupakan sahabat sekaligus adik kelasnya itu.

Tanpa menjawab seungyoun kembali ke dalam apartemennya membiarkan ketiga namja itu mengikutinya hingga berhenti di ruang tengah.

Sesaat mereka di buat terpaku ketika menyadari suasana apartemen seungyoun terasa semakin suram di banding saat terakhir kali mereka berkunjung.

"Seungyoun kau tidak mau mendekor ulang apartemenmu?" mendengar itu seungyoun tidak menjawab. dia terlihat hanya diam dengan tatapan datar seperti biasa. kemudian menggeleng pelan membuat woseok gemas sendiri.

Namja dengan kaca mata bulat itu menghela nafas berat sebelum melirik seungwoo dan hangyul yang juga ikut diam. tidak tau harus mengatakan apa. karna terakhir kali mereka berkujung dan menasehati seungyoun untuk berubah mereka malah pulang dalam kondisi babak belur.

"Lupakan. sekarang ayo kita taruhan. siapa yang kalah harus traktir selama satu bulan penuh!"

Woseok melemparkan stick ps pada seungyoun kemudian mulai menyalakan layar televisi itu. bersiap untuk bermain.

Hangyul dan seungwoo sendiri terlihat hanya memperhatikan. sembari menunggu giliran mereka mengingat stick psnya hanya ada dua.

Kini mereka bermain nyaris hampir 3jam dengan beberapa makanan dan minuman ringan yang sudah terlihat berserakan dimana mana.

"Your lose!"

Seungyoun memekik senang saat kemenangan berada di pihaknya sedangkan woseok tampak biasa saja. dia bahkan terlihat terkekeh kecil saat melihat seungyoun tersenyum begitu lebar. hatinya mendadak terasa hangat.

Sebenarnya woseok sengaja mengalah untuk membuat sahabatnya itu merasa lebih baik. jujur saja selama ini dia merasa tidak berguna sebagai sahabat. di satu sisi akhir akhir ini dia sibuk dengan kegiatan osisnya kemudian disisi lain seungyoun juga menjadi lebih tertutup.

"Baiklah aku kalah tapi sebagai gantinya kau harus lebih sering tersenyum." mendengar itu seungyoun langsung memudarkan senyumannya. entahlah hatinya mendadak sakit.

Woseok yang merasakan perubahan ekspresi sahabatnya itu langsung tersenyum tulus. untuk hari ini dia rela pulang dalam keadaan babak belur asalkan seungyoun bisa pulih dari rasa sakitnya.

"Seungyoun kau tau. tidak selamanya musuh datang dari arah berlawanan. terkadang dia datang dari sini" woseok menjeda perkataannya sembari menunjuk ke arah dada kiri seungyoun.

"Ruang terdekat. bergerak antara logika dan perasaan. namanya ego, ekspektasi dan emosi."

Seungyoun tertegun. dia tidak bodoh untuk tidak mengerti apa yang baru saja woseok katakan.

"Dia benar. saat seseorang cukup kuat untuk membuatmu jatuh. seharusnya kau juga tunjukkan padanya bahwa kau juga cukup kuat untuk bangkit berdiri" itu bukan woseok melainkan seungwoo.

Namja yang satu tahun lebih tua dari mereka itu terlihat menatap lekat seungyoun. berbeda dengan hangyul yang langsung merangkul punggung seungyoun sembari tersenyum lebar.

"Sudahlah mulai sekarang tidak usah ada kebohongan. jujurlah pada dirimu sendiri. masih mengharapkannya lagi apa tidak? jangan menutupi semuanya lagi. paksakan dirimu untuk berhenti berharap. rasanya sakit bukan---maka pergilah."

Patah || Seungyoun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang