Tujuh // Bayangan

400 53 25
                                    

"Witchcraft."

Viny membuka lembar demi lembar buku yang Ia ambil. Membacanya dengan teliti. Berharap Ia mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tidak masuk akalnya itu. Matanya terus bergerak melihat kata demi kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat. Ada banyak penegasan dan informasi yang bahkan Viny sendiri belum mengetahuinya hingga detik ini.

Bayangan masa lalu bisa mengusik dirimu ketika kamu mulai merasa tidak siap dalam menerima sesuatu.

"Bentar. Bayangan masa lalu?" Viny terus membuka lembar demi lembar dari buku yang Ia baca.

Ilmu sihir tidak bisa dilihat oleh mereka yang tidak memiliki kemampuannya.

"Dah tau," ketus Viny pada buku dihadapannya.

Gerak tangan Viny terus membuka lembar-lembar kertas penuh kata. Dari semua yang dibaca olehnya, ada hal penting lain yang baru saja Ia dapatkan. Dia mulai meneguhkan hatinya untuk terus melatih kemampuannya saat ini, untuk mencari tahu lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi.

Ada banyak jenis asap yang digunakan oleh mereka, para witch dan wizard. Hanya ada 5 dari 100 orang yang bisa memperkuat kemampuannya. Kemampuan yang bahkan bisa didapatkan dalam jangka waktu lama.

"Apa salah satu dari kemampuan itu?"

Setiap mereka yang memiliki kemampuan berwujud asap, hanya ada satu warna yang bisa mereka gunakan. Warna tersebut akan menggambarkan karakter mereka.

"Ada artinya?" Viny berkerut bingung.

"Ada," jawab buku tersebut.

"Oy!"

***

Terbangun.

Matanya mengitari sekitar. Kembali disebuah ruangan gelap tanpa pencahayaan. Dia tidak tahu dimana dirinya berada saat ini. Viny berfikir dirinya dibawa masuk ke dalam bayang-bayang masa lalu lagi.

Tapi, untuk hari ini terbilang sangat sering. Bahkan sudah beberapa kali bayangan masa lalu keluarganya terbesit di kepalanya.

Langkahnya membawa Viny menyusuri tempat gelap yang tidak dia ketahui keberadaannya. Dia hanya mengikuti satu jalan kecil yang seperti gang, tapi juga tidak terlalu sempit.

Matanya menyipit. Manik matanya menangkap sebuah asap berwarna merah. Kemudian asap itu berubah warna menjadi hitam, diikuti dengan perubahan berwarna hijau dan orange. Viny bahkan bisa melihat asap berwarna ungu di sana.

Bukannya satu orang hanya satu warna?

Mengingat dirinya yang juga berasap ungu, Viny terlihat berfikir. Di depannya ada sosok wanita yang memunggunginya. Dia merasa tahu siapa wanita itu.

Satu, dua, tiga. Berbalik.

Viny tertergun.

"Mama?!"

Dia berlari menuju sosok wanita yang dirasa Shania, Ibunya. Asap ungu miliknya mulai membentuk seutas tali, berusaha untuk menarik Shania. Tapi Ia tidak mendapatkannya. Bola matanya mulai berubah. Viny menghilang. Dia berhasil berdiri tepat di hadapan Shania dengan menggunakan kemampuan matanya. Namun, lagi-lagi Shania menghilang.

Sebuah cermin mulai bermunculan dari arah yang berbeda-beda. Viny mulai terdiam. Jebakan seperti apa yang Ia dapatkan saat ini. Bahkan dengan membawa wujud Shania yang sudah tidak memiliki urusan di dunia.

Enigma // [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang