"Tebak saja~"
Beberapa saat setelah Yori mengatakan hal yang cukup menyebalkan, Viny kembali menghilangkan tubuhnya. Gadis berambut sebahu itu kini sudah berada di belakang tubuh Shani. Dia memutuskan tali yang mengikat tubuh Shani. Tangannya yang sudah dikepuli asap berwarna ungu segera dia arahkan pada luka-luka di tubuh Shani.
Tetapi, waktu seolah tidak mengizinkan dirinya untuk menyembuhkan luka-luka Shani. Tubuh Viny kembali terpental dan menghantam dinding dibelakangnya.
Viny meringis pelan. Dia kemudian mengubah asap ungu miliknya menjadi sebuah tombak. Asap yang menyala-nyala itu perlahan membawa tubuh Viny berada dibelakang Yori.
"Yori!" teriak Veranda.
Yori pun menoleh kemudian berusaha untuk menghindar, namun dengan cepat tombak itu sedikit menusuk lengan kanan Yori. Membuat sang empunya mundur beberapa langkah. Darah pun mulai menetes ke lantai.
Shania yang melihat Viny berusaha membunuh gadis mungil itu pun mulai mengeluarkan asap ungu miliknya. Dia pun melayangkan tubuhnya, mengikat tubuh Yori menggunakan asap ungu miliknya.
"Viny, sekarang!"
Setelah mendengar perintah dari Shania, Viny pun mengubah tombak tersebut menjadi sebuah katana, kemudian diarahkannya pada Yori. Tapi tiba-tiba saja..
Bug!
"Mama!"
Yori kini sudah berada disamping Veranda sambil menatap Viny yang tengah meneriaki nama Shania setelah Shania tertusuk katana yang Viny arahkan pada Yori. Namun dengan sialnya, gadis kecil itu kembali menghilangkan tubuhnya.
"Cup cup cup! Keroyokan sih~" ucap Yori pelan.
Mendengar ucapan Yori untuk yang kesekian kalinya, membuat Viny benar-benar merasa kesal.
Gadis berambut sebahu itu kembali mengepalkan tangan kanannya, kemudian semua benda yang berada di dalam ruangan ini kembali hancur.
Viny berjalan mendekati Yori, kemudian tangan kirinya memegang kuat tangan Yori. Dia pun mengalihkannya dengan mencekik leher Yori. Viny mengangkatnya. Sedangkan Yori terus menepuk-nepuk tangan Viny yang mencekiknya.
"Nggh! Le-"
BRAK!
Viny melemparkan tubuh Yori ke bawah dengan cukup kencang. Membuat gadis kecil itu meringis. Hidungnya mengeluarkan darah dengan cukup banyak.
"Satu menit.." gumam Viny.
Viny pun berbalik. Dia berjalan mendekati Christy yang masih merasakan sakit. Kemudian menarik Christy untuk duduk disamping Shani. Setelah membawa Christy berada di dekat Shani, Viny tersenyum tipis, tangannya terangkat mengusap lembut rambut Christy, kemudian beralih mengusap lembut pipi Shani. Dia menghapus jejak darah yang berada di pipi Shani juga Christy secara bergantian.
Kembali Viny tersenyum manis menatap kedua gadis yang sangat dia sayangi.
"Nanti kita pulang, ya?" ucap Viny pelan yang diangguki oleh Shani dan juga Christy.
Viny kembali beranjak bangun, kemudian berjalan mendekati Veranda.
"Dua menit.." gumam Viny.
Percaya atau tidak, Viny masih terus mengepalkan tangan kanannya. Dia terus berjalan menuju Veranda. Namun, bukan Veranda namanya jika dia tidak menyadari sesuatu yang aneh. Saat langkah Viny semakin mendekat, Veranda segera menghilang kemudian dia berada disamping Shani.
"Tiga menit.." ucap Veranda pelan.
Viny yang mendengar hal itu langsung menolehkan kepalanya. Apa Veranda menyadari rencananya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma // [END]
Fanfiction"Jika ada dua orang berarti keduanya saling berhubungan, kan?" Title by : @mochazukkii (WP) Member art by : @andre_random (IG)