Setelah Viny menyudahi obrolannya dengan Shani, tatap matanya kembali pada danau di luar sana. Menatapnya dengan begitu dalam. Melamunkannya dalam beberapa saat.
Dia bahkan tidak mendengar panggilan Shani yang sejak tadi terus menyerukan namanya. Berawal dari suara terkecil Shani sampai gadis itu berteriak.
"Kak Viny?"
Shani berdecak kesal. Dia kemudian bangkit dari duduknya, menatap tajam gadis dihadapannya.
BRAK!
"KAK VINY!"
Terkejut.
Itulah hal pertama yang Viny rasakan saat mendengar suara gebrakan meja cukup kencang di dekatnya. Dia menatap Shani penuh tanya. Detak jantungnya berpicu sangat cepat.
"Ka-kamu.."
Viny terus mengatur nafasnya dengan baik. Dia bahkan meneguk minumannya sampai habis.
"Apansih?!" kesal Viny. Dia kemudian berganti menatap tajam Shani yang sedang tersenyum lebar ke arahnya.
Ingin sekali dia melempar gelas ini ke Shani.
"Ya.. Abisnya Kakak aku panggil gak nyaut," rengeknya. Shani kembali duduk saat Viny sudah menyahutinya.
Karena, sejak tadi dia melihat seseorang yang tidak di kenal olehnya di luar kantin sana. Hendak ingin memberitahu Viny, tapi gadis itu malah mengabaikannya.
Seorang anak kecil, tubuhnya mungil, memiliki wajah yang sangat menggemaskan, juga kacamata bulat peraknya, membuat Shani semakin penasaran dengan gadis itu.
Melihat Viny yang nampaknya masih kesal, Shani akhirnya enggan memberitahu. Dia kemudian beranjak bangun, berjalan melewati Viny.
Namun, dengan cepat Viny menarik tangan Shani.
"Mau kemana?"
Shani diam beberapa saat sebelum akhirnya mendapatkan jawaban yang sekiranya Viny bisa segera melepaskannya. Gadis itu kemudian tersenyum manis menatap Viny.
"Hati Kakak," senyumnya begitu manis.
Segera Viny melepas tangan Shani yang dia tarik sebelumnya. Membiarkan Shani meninggalkannya guna mengikuti gadus kecil yang sengaja diikuti olehnya.
.
"Yori.." Shani berjalan perlahan, menjaga jarak dengan gadis kecil yang sedari tadi diikuti olehnya. Tatapannya terlihat sangat dingin, tapi menyaratkan suatu ke khawatiran di dalamnya.
Dia berusaha memastikan, apakah benar gadis itu adalah Yori yang selama ini membuatnya menjadi lebih kuat? Atau hanya seorang Yori yang sekaligus membuatnya takut?
Gadis mungil itu berbalik. Tersenyum menatap Shani. Matanya menyipit saat senyumnya mengembang. Terpancar sebuah kebahagiaan di dalamnya, namun sayangnya Shani tidak bisa melihat itu.
Detik berikutnya, senyuman itu pudar. Yori memiringkan kepalanya. Sebelah alisnya terangkat.
"Halo Ci Shani, lama kita gak temu kangen ya," senyum Yori. Shani mengernyitkan dahinya, menatap penuh tanya gadis mungil di hadapannya.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Shani.
Yori memalingkan wajahnya ke arah atas. Nampak tengah berfikir. "Ngapain ya ... Mungkin mau liat Kakak-kakak aku yang aku kangenin kali ya," Yori terkekeh pelan. Dia kemudian berjalan mendekati Shani. Memastikan sesuatu yang pernah dia berikan pada Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma // [END]
Fanfiction"Jika ada dua orang berarti keduanya saling berhubungan, kan?" Title by : @mochazukkii (WP) Member art by : @andre_random (IG)