Enambelas // In My Dream

706 68 40
                                    

"Dengan kata lain yang harus dibunuh itu ... Christy?"

Srt-


"Shani, jangan!" teriak Shania.

Viny pun menatap Shania, "Kali ini aja.. Ma,"

Bug!


Viny membulatkan matanya tak percaya melihat kejadian di depannya. Dia bahkan tidak mengira bahwa orang yang Shani bunuh bukanlah Christy..

... Melainkan, Yori.

Shani sengaja menarik perhatian Yori dengan berdiri dibelakang Christy sambil memegang kepala Christy guna memutar kepala gadis kecil itu. Membuat Yori ketakutan dan mengacaukan pikirannya.

Sampai tiba saat dimana Yori kehilangan fokusnya, Shani berhasil membawa tubuhnya tepat dibelakang Yori. Kemudian dia pun memutar kepala Yori, membuat leher Yori sedikit robek dan mengeluarkan darah.

"Semudah itu?"

Ketika tubuh Yori sudah terjatuh, Shani menghempaskan tangannya. Kemudian menatap Veranda dan Christy secara bergantian. Langkahnya membawanya mendekat pada Christy.

"Shan.. Kamu mau ngapain? Yor- yori udah mati, kan?" Viny terus menarik tangan Christy untuk berdiri di belakangnya. Melindungi adik kecilnya dari Shani yang terus mengincarnya.

"Vin.. Lindungi Shani, bukan Christy," Shania pun mengambil alih tangan Christy.

"Kenapa?"

Shania menghela napas kasar, "Dia berhasil hancurin jiwa Yori. Dia dalam bahaya," Viny yang mendengar itupun terdiam. Dia terus menatap Shani yang terus diam membisu.

Viny pun menghilangkan tubuhnya, kemudian berdiri dibelakang Shani. Menautkan jari-jari tangan kekasihnya itu. Viny menatapnya dengan sendu.

"Indira.."


Brak!

Tubuh Shani terpental menghantam knop pintu dibelakang sana. Gadis itu meringis. Tubuhnya benar-benar terlihat cukup lemah. Shani memaksakan tubuhnya untuk beranjak namun..


Prank!



"Argh!"

Kembali tubuh Shani terpental dan kini menghantam guci di sudut ruangan. Pecahan guci tersebut menusuk setiap inci lengannya. Shani berteriak cukup kencang. Tangannya kembali dilumuri banyak darah. Dengan banyaknya pecahan guci tersebut menancap dikulitnya.

Tubuhnya perlahan terangkat. Melayang layaknya seseorang yang sudah terkena sihir. Shani berontak. Darah terus keluar, menetes ke lantai.

"SHANI!"




BRAK!




Viny segera membawa tubuhnya berada dibelakang Shani sebelum gadis itu kembali menghantam benda tajam yang ada di ruangan ini. Viny merelakan tubuhnya untuk menjadi tumpuan. Dia tidak ingin melihat Shani merasakan sakit untuk yang kesekian kalinya. Viny memejamkan matanya saat tubuhnya ikut terjatuh. Tangannya melingkar rapih dipinggang Shani, memeluk gadis kesayangannya, memastikannya bahwa Shani tetap aman dalam pelukannya.

"Indira.. A-aku obatin ya,"

Tangan Viny bergetar hebat menahan pecahan guci yang ikut menancap ditubuhnya. Dia mengeluarkan asap ungu miliknya untuk mengobati luka-luka Shani.

Tetapi, tiba-tiba saja Christy berada dihadapannya, menarik Shani dengan begitu kasar.

Shani pun mengeluarkan asap biru miliknya, mengubahnya menjadi sebuah pedang. Dia kemudian menarik benda tajam disekitarnya, kemudian diarahkannya ke Christy.

Enigma // [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang