💞3💞

27 11 2
                                    

Maaf yah kalau kelamaan up😅. Karena akhir-akhir ini tugas menumpuk banyak sekali dan juga aku ujian kenaikan kelas

Jangan pernah bosan baca ceritaku gengs😊♡


💞Happy Reading Guys💞

"Gue penasaran sama keadaan cewek tadi," ucap Felix penasaran.

"Gue juga," balas Roman.

"Gimana kalau kita jenguk tuh cewek," usul Brayen tersenyum

"Ide bagus juga itu," Felix mengiyakan perkataan Brayen. Sekalian meminta maaf tentang apa yang di perbuat Steve kepada cewek itu.

🎀🎀🎀🎀

"ANJING...,"

"AKHHHH BANGSAT," maki Bridilla keras membuat orang-orang di sekitarnya memperhatikannya jijik dan kaget. Namun Bridilla tidak mempedulikannya dan tetap melanjutkan langkahnya dengan emosi.

Hilang sudah respectnya pada Steve. Sekarang dalam dirinya hanya penyesalan karena pernah suka sama orang seperti Steve.

Retta yang berada di sampingnya malu setengah mati karena kelakuan temannya yang satu ini. Mereka berdua baru selesai mengurus administrasi pembayaran biaya rumah sakit Nesya. Dan entah setan apa yang merasuki Bridilla sampai dia berkata kasar saat mau kembali ke ruangan Nesya.

"Diam gak," Retta menarik lengan Bridilla dengan paksa karena Bridilla dari tadi tidak berhenti mengumpat.

"Kenapa? Gue kesel tau Ta. Si Steve anjing yang gak ada hati sampai sekarang gak datang untuk minta maaf sama Nesya. Jelas gue marah Ta. Sakit hati gue Ta lihat teman gue digituin. Harusnya gue yang di pukul begitu bukan Nesya," ucap Bridilla gemetar bila mengingat kejadian tadi.

Retta menghembuskan napasnya gusar dan memandang Bridilla dalam diam. Sungguh dia juga kesal dan marah dengan apa yang terjadi pada Nesya. Tapi apa yang harus dia perbuat. Percuma jika melawan orang seperti Steve.

Retta memegang kedua bahu Bridilla dan semakin mendalam menatap sahabatnya itu.

"Gue tau sekarang lo lagi kesal dan benar-benar emosi. Gue juga emosi dilla sama yang seperti yang lo rasain. Tapi jangan terlalu emosi, itu malah membuat keadaan semakin memburuk. Sekarang kita harus ada di dekat Nesya dan jagain dia.

Dan lo pasti tau kalau kita begini, nanti Tante Dewi gak percaya sama kita dan makin khawatir dengan keadaan Nesya. Sekarang kita harus saling menjaga. Dan jangan biarkan api semakin besar dalam hati lo dill," ucap Retta semakin mengeratkan tangannya pada bahu Bridilla dan tersenyum.

Bridilla tidak menjawabnya lalu melepaskan tangannya Retta dari bahunya.

"Hmmm," ucap Retta pasrah.

"Maaf Ret. Hati gue gak selembut hati lo. Dan gue akan laporin kejadian ini sama polisi," balas Bridilla mantap dan tersenyum sinis.

Retta yang mendengarnya kaget bukan main. "Bridilla. Lo gak gila! Lo mau laporin kejadian ini? Jangan perpanjang masalah ini dill. Gak kasihan lo sama Nesya kalau ini semakin panjang" ucap Retta khawatir.

Bridilla menyipitkan matanya memandang Retta yang menurutnya aneh.

"Eh Ta. Ini lo bukan?" Tanya Bridilla.

NARSIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang