💞7💞

15 4 0
                                    

💞Happy Reading Guys💞

Jika Hal itu Memang baik. Maka lakukanlah. Tapi jika itu buruk, sebaiknya jangan lakukan.

🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

"Maaf den. Itu, ada perempuan di depan dari tadi pengen masuk dan ketemu sama den Steve. Bibi tadi udah larang sama pak Agus. Tapi dia tetap maksa buat masuk. Saya harus gimana den?" Tanya asisten Brayen.

"Suruh masuk aja bi," balas Steve.

"Baik den. Mari," ucap Bi Misum dan langsung bergegas keluar.

"Siapa?" Tanya Roman. Namun Steve hanya mengangguk tidak tahu juga.

Mereka kembali melakukan aktivitasnya masing-masing tanpa mempedulikan siapa yang akan datang. Steve yang sedari tadi diam, tiba-tiba membuka bajunya lalu mengambil gambar dirinya. Kemudian dia mengaploadnya di instagramnya.

"Hemmm. Lumayan," gumamnya pada dirinya bangga. Selain suka perawatan, Steve juga rajin olahraga dan yang paling dia gemari adalah nge-gym. Tidak heran jika dari keempat temannya, dia yang memiliki badan atletis.

Tok tok tok

Itu suara ketukan dari luar pintu di mana Steve dan ketiganya masih ada di dalam. Felix yang mengode Brayen agar membukakan pintu langsung berdiri dan bergegas membuka pintunya.

Tapi sebelum membukanya, Brayen menatap ketiga temannya dengan sinis.  "Gue yang punya rumah malah gue yang bukain," ucapnya.

"Eh tamu itu adalah raja. Jadi lo harus melayani raja. Oke," balas Roman cengengesan.

"Raja pala lo," Brayen langsung membuka pintu dengan kesal (uh baperan, wkwkw).

"Hi Brayen,"

Tanpa aba-aba, adik kecil Brayen langsung berdiri karena disuguhkan dengan pemandangan yang tak biasa. Bagaimana tidak, didepannya ada perempuan yang menggunakan rok pendek memperlihatkan kulit putih mulus dan atasannya yang memperlihatkan belahan maut besar terpampang jelas di depan mata Brayen.

"Anjing pakek berdiri segala lagi," batin Brayen.

Cepat-cepat Brayen langsung pergi dari hadapan perempuan itu dan langsung berjalan ke arah teman-temannya yang duduk. Perlu di ketahui kalau Brayen tipikal cowok yang cepat sekali terangsang jika melihat perempuan yang pakaiannya terbuka.

Tapi untuk sekarang dia tahan dulu untuk menggodanya karena sekarang di hatinya terukir nama Bridilla. Entah sejak kapan dia mulai merindukan wajah jengkel cewek itu.

"Hy Steve, hi Felix, hi Roman. Kalian apa kabar?" Tanya perempuan itu tersenyum manja dan langsung duduk di depan keempatnya.

Keempatnya yang salah fokus melihat yang lain, langsung mengarahkan pandangan satu sama lain. Bingung karena harus ngapain.

"Lo siapa?" Tanya Steve to the point karena memang tidak ada yang mengenali perempuan itu sama sekali termasuk dirinya sekalipun.

Perempuan itu tersenyum membuat siapa saja yang melihatnya diabetes akut. Kemudian dia memilin rambutnya yang bergelombang dan masih dalam keadaan tersenyum. Lalu menatap Steve seperti singa yang siap menerkamnya kapan saja.

Merasa di perhatikan aneh, Steve kembali menatap perempuan itu dengan seksama untuk mengingat siapa dia sebenarnya. Tapi hasilnya nihil karena memang, mereka tidak pernah bertemu.

NARSIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang