💞9💞

11 3 0
                                    

💞Happy Reading Guys 💞

“Tahan Nesya. Hitung perlahan-lahan supaya tidak terlalu kaku.
Satu
Dua
Tiga...,” Nesya membuka sedikit matanya dan melihat siapa orang itu.

“Kamu!!!”

“Ia. Ngapain tutup mata, kamu kira aku bakal cium kamu makanya tutup mata. Maaf saja aku tidak tertarik,” ucap laki-laki itu masih memperhatikan Nesya yang bingung.

“Haaaa. Maksud lo gue tutup mata karena ngira lo bakal cium gue, Gitu?” tanya Nesya sekali lagi untuk memahami maksud cowok di depannya. Cowok itu hanya mengganguk mengiyakan ucapan Nesya.

“YAKALI GUE MAU DI CIUM COWOK KAYAK LO!!!” Nesya menaikkan oktav suaranya karena kaget dengan jalan pikiran cowok di depannya.

“Dasar cowok mesum, awas aja kalau buat sesuatu yang aneh sama gue. Lepas langsung kakatuanya,” batin Nesya dalam hati mengantisipasi apa yang terjadi selanjutnya.

Respon cowok itu di luar dugaan Nesya. Dia hanya memperhatikan Nesya dengan tatapan aneh yang membuat bulu kuduk Nesya berdiri.

“Baju kamu basah. Mau ku pinjamkan jaketku?” tanya cowok itu datar.
Nesya yang sudah menduga arah pembicaraan cowok itu langsung menutup bajunya dengan tasnya.

“Anjing. Lo kira gue gak tau apa tujuan lo datang kesini! Lo buntutin gue yah, terus karena lo rasa aman jadi lo mau berbuat mesum sama gue? Dari gaya bicara lo aja, gue udah ngerasa ada yang aneh sama diri lo,” ucap Nesya dengan sangat cepat dan kesal. Cowok yang di depannya hanya diam dan masih setia mendengar ocehan Nesya yang terlalu banyak.

“kamu udah selesai bicara? Kalau udah, sekali lagi aku tanya. Kamu mau pake jaket aku atau enggak?” tanya laki-laki itu sekali dengan gaya bicara yang sudah biasa saja namun dengan ekspresi yang aneh.

“Enggak perlu dan gak guna juga buat gue,” balas Nesya yang lebih mementingkan egonya, padahal dia tipean orang yang tidak enak jika tidak menerima bantuan dari orang lain.

“Ini yah, gue gak tau apa tujuan lo datang temuin gue disini dan tiba-tiba mau ngasih jaket pula. Emang kita kenal? Gue aja baru kenal lo kemarin karena lo ngasih makanan sama kami. Oke disitu gue biasa aja karena emang lo tetangga baru kami.

 Tapi karena sekarang secara tiba-tiba aja lo datang, gak tau maksudnya apa juga gue ngerasa aneh. Atau jangan-jangan lo mau berbuat jahat sama gue?” tanya Nesya mulai berjalan mundur untuk menjauhi cowok itu karena dia rasa sudah tidak aman lagi.

“Udah berpikir negatifnya terus? Kalau emang kamu gak mau aku bantuin, oke saya pergi. Dan trimakasih untuk kata-katanya,” balas cowok itu dan langsung pergi meninggalkan Nesya yang masih terpaku diam di tempatnya.

"DASAR BAPERAN," Teriak Nesya saat motor cowok itu sudah melaju.

“Dasar cowok gak peka. Harusnya ngantarin gue gitu sampai disekolah, ini malah banyak bacot. Kalau udah tahu begitu gak usah gue ladenin tuh anak,” ucap Nesya sambil membersihkan bajunya yang kotor.

“Belum sehari penuh, tapi masalah udah bertubi-tubi,” ucap Nesya pada dirinya sendiri meskipun sebenarnya lawan bicaranya tidak ada.

Saat mau sampai di depan gerbang sekolah, Nesya sudah menduga hal itu akan terjadi karena gerbang sekolah sudah di tutup. “Nes, siap-siap di hukum,” batin Nesya merapihkan rambutnya yang agak lepek karena terkena air dijalan tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARSIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang