💞5💞

32 13 2
                                    

Happy Reading Guys
💞💞💞💞

Setelah mengantar Nesya dengan kedua temannya. Rendy langsung pulang meskipun sudah di tawari oleh Bridilla untuk makan siang dulu bersama mereka. Tapi karena ada urusan, dia menolaknya untuk kali ini saja.

"Eh kalian jangan bilang-bilang yah sama mama kalau gue begini," ucap Nesya saat mereka ada di depan pasar.

Claretta dan Bridilla mengangguk mengerti dengan apa perkataan Nesya.

"Tapi badan lo masih ada yang sakit gak?" Tanya Claretta.

Nesya tersenyum dan menggelengkan kepalanya karena memang sekarang badannya tidak ada yang sakit. Meskipun wajahnya jika di sentuh terasa sakit.

"Oke deh," balas Bridilla tersenyum.

"Dill," panggil Nesya saat mereka mau ke kedai Nesya.

"Ia," balasnya.

"Mmmm. Lo suka sama Rendy?" Tanya Nesya spontan membuat Bridilla yang memakan martabak telurnya langsung tersendat.

"Eh busyet air," Bridilla dengan cepat mengambil minuman dari tangan Claretta dan menghabiskannya dalam satu tegukan.

"Parah lu Dill. Beliin minuman gue lagi," Claretta cemberut karena minuman kesukaannya di habiskan oleh Bridilla. Tapi Bridilla cuman cengegesan dan kembali memakan martabak telurnya tanpa ada rasa bersalah.

"Lo belum jawab pertanyaan gue," ucap Nesya yang masih tertawa melihat kelakuan mereka. Apalagi wajah kesal Claretta.

"Yaelah. Gue gak suka sama dia Nes. Ngapain gue suka sama si kurus. Atau jangan-jangan lo yang suka sama dia kan. Ngaku lo?" Tanya Bridilla menggoda Nesya. Nesya hanya tersenyum ketir karena memang dia tidak menyukai Rendy sama sekali.

"Gue yang suka Dill," balas Claretta tiba-tiba membuat Bridilla kembali tersendat. Nesya yang mempunyai kepekaan tinggi langsung menyerahkan botol minumnya untuk di minum Bridilla.

Selesai minum. Bridilla memandang Claretta tak percaya karena memang dia pikir Claretta menyukai Bima kelas XI Ips-3. Tapi ternyata Rendy si ketua kelas.

"Biasa aja kale. Gak usah pakek tersendat-sendat terus. Kayak berita besar aja sampai gitu banget ekspresi muka lo," ucap Claretta santai. Dia akan menduga kalau ekspresi Bridilla akan seperti itu.

"Gimana gue gak kaget bambang. Yang gue tau lo sukanya sama si Bima, eh udah berpindah jalur lagi sama yang lain. Dan lo Nes, lo udah tau tentang ini?" Tanya Bridilla menatap Nesya yang bisa di bilang biasa aja saat mendengar berita ini.

Nesya menggangukkan kepala dan tersenyum. Karena memang dia sudah mengetahui sejak lama.

"Parah...benar-benar parah. Jadi selama ini pertemanan kita apa? Mainan gitu! Jahat lo berdua sama gue. Berita kayak gini gak di beritahu sama gue. Jahat lu pada," Bridilla tersenyum kecut karena dia hanya tak menyangka dengan kedua temannya yang menyembunyikan hal itu padanya.

Memang hal sepele. Tapi apa salahnya membicarakan itu padanya.

"Baperan amat sih mak. Ia deh maafin gue. Gue tau salah karna kita berdua gak beritahu hal ini sama lo. Jangan marah lagi yah. Yah yah," bujuk Claretta menggandeng tangan Bridilla. Bridilla yang masih kesal hanya tersenyum miris karena bagaimanapun dia sudah di bohongi.

NARSIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang