Yaya Sakit

280 110 48
                                    

"Sekuat apa pun kamu, jika takdir berkata tidak, ya tidak."

"Eh, Yaya ke mana?" tanya Firda pada seseorang yang berada di samping bangku Yaya.

"Gak masuk."

"Tau aku, maksudnya gak masuk kenapa?"

"Sakit."

Firda hanya ber-oh kecil, kepalanya manggut-manggut. Dia mengerti alasan sakitnya Yaya, pasti karena kemarin di jungkir oleh Danpol.

"Kemarin kamu sama Lili dan Yaya di jungkir Danpol?" tanya seseorang tadi, dia adalah Satya.

Satya adalah teman sebangkunya Yaya, Satya juga merupakan karib Firda sejak awal pendaftaran.

"Eh, Iya. Hehehehe."

"Kok bisa?"

"Gak papa," singkat Firda lalu enyah dari hadapan Satya dan duduk di kursinya.

Firda mencari makhluk yang bernama Lili, ia belum melihat batang hidung teman satu bangkunya itu. Firda ingin memaki Lili secara brutal, membabi buta.

Firda menjelajahi setiap bilah ruang, menyoroti dari pojok kanan sampai ke kiri. Batang hidung Lili belum nampak juga.

"Woy, bangsat! Ngerti Lili di mana gak?!" tanya pekik Firda ke Satya.

"Namaku, Satya njir!"

"Kan, bener. Bang-Sat–Bang Satya." Firda terkekeh.

"Apaan kek gitu, gak bisalah!"

"Iya-iya, Sat. Ngerti Lili di mana gak?"

"Di kantin, tadi sama si Iwan."

Firda mengacungkan jempolnya untuk Satya, Satya tersenyum beberapa detik untuk Firda. Firda berdiri dari kursinya, ia ingin ke kantin mencari Lili. Tapi keberuntungan berpihak pada Firda, Lili sudah berada di ambang pintu.

"Hallo evribaddehhh!!" sapa pekik Lili, ia melambai-lambaikan tangannya.

Lili bergaya seolah sedang di red carpet, Firda istighfar di dalam hati melihat tingkah laku temannya itu.

~Astaghfirullah~

"Hallo, Mbar!" sapa Lili ke Firda.

Lili sudah kebiasaan memanggil Firda dengan sebutan mbar–kembar. Lili merasa bahwa dirinya kembar dengan Firda.

"Hallo-hallo apa? Gegara kamu, Yaya gak masuk kambing!"

"Aku?"

"Iya, kamu." Firda menunjuk Lili tepat di dadanya.

"Aku adalah duta sampo, hahaha."

Firda menceletuk, "Aku serius, Yaya gak masuk kambing!"

"UDAH TAU! TAPI BISA GAK? MANGGILNYA PAKEK NAMA, GAK USAH KAMBING-KAMBINGAN!"

"Serah!"

"Yang salah bukan hanya aku doang, kan kesalahan kalian berdua juga. Ngobrol di dalam barisan."

Firda di buat bungkam oleh Lili, Firda melupakan hal itu. Melupakan kesalahannya kemarin dengan Yaya di barisan.

"Kenapa diam? Baru inget kesalahannya? Gak amnesia, kan?" tanya sinis Lili.

Lili tidak habis pikir, bagaimana bisa Firda memfitnahnya dengan tuduhan bahwa Yaya sakit karenanya. Kemarin adalah kesalahan mereka bertiga.

"Hem, iya. Aku salah, aku minta maaf." Firda menyalurkan tangannya untuk minta maaf.

The Difference Between Us [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang