Seungcheol mendobrak paksa pintu kayu coklat dengan banyak tulisan dan stiker warna warni di depannya ini. Membuat sahabat satu kontrakannya, jeon wonwoo, mendelik galak menatapnya.
"Ketok dulu sat!"
Seungcheol hanya tersenyum memamerkan gigi sampingnya. Dengan tatapan tanpa dosa. Membuat wonwoo yang rasanya gemas sekali ingin menimpuk wajah ganteng temannya itu dengan bantalnya
"yaudah maaf. Btw jisoo udah balik?" Tanya seungcheol to the point.
Dasar choi seungcheol bodoh! Bisa-bisanya dia malah ketiduran setelah memikirkan banyak kemungkinan yang kira-kira terjadi pada hubungannya dengan jisoo. Dan ketika seungcheol membuka matanya ia hampir terjungkal setelah melihat jam di layar ponselnya yang menunjuk angka empat sore. Bagus sekali seungcheol! Entah dirinya sebentar lagi akan tamat di tangan jisoo. Mati kau cheol.
"Yaiyalah daritadi siang! Sekarang udah sore cheol!" Jelas wonwoo singkat. Ia lebih memilih fokus dengan kegiatan mendownload seri manga di laptopnya.
Seungcheol menjambak rambutnya frustasi. Ini sih seratus persen benar jika jisoonya akan marah padanya.
"Kenapa sih?" Tanya wonwoo ikut penasaran.
"Won, jisoo pulang ke rumahnya apa kosannya?" Bukannya menjawab pertanyaan wonwoo barusan, namun seungcheol malah mengajukan pertanyaan lain.
Wonwoo hanya menatap mengenaskan kondisi teman bodohnya itu. Kaos lusuh, rambut berantakan, dan masih ada bekas air liur di wajah tampannya. Air wajahnya terlihat panik dan bingung. Dan juga, sejak kapan seungcheol peduli dengan si sahabat kucingnya, hong jisoo.
"Katanya sih balik ke kosan" Jawab wonwoo sambil mengingat lagi perkataan jisoo yang terakhir sebelum ia pamit. Iya benar kok, pemuda manis itu mengatakan ia akan pulang ke kosannya siang tadi. Sekalian jisoo ingin mengerjakan sisa lpj mereka.
"Kasih tau gue alamat kosannya!"
©©©
Seungcheol menghela napas beratnya perlahan. Dengan tatapan nanar dan putus asa, di pandangnya pintu kayu berwarna putih di hadapannya itu. Dengan sedikit takut dan bingung, seungcheol mengangkat bimbang tangannya. Ia ingin sekali mengetuk pintu itu. Tapi dirinya terlalu pengecut untuk menjelaskan semuanya pada jisoonya.
Setelah mendapat alamat kosan pacar cantiknya itu dari wonwoo, seungcheol segera mengambil dompet, jaket, dan kunci sepeda motor ducatinya itu. Dan segera berlalu cepat menuju kosan sang kekasih cantiknya itu. Tidak peduli seokmin yang meneriakinya untuk jadwal membersihkan kamar mandi kontrakan. Persetan dengan jadwal piket, urusannya dengan jisoo lebih penting.
Tok tok.
Seungcheol akhirnya mengetuk sepelan dan selembut mungkin pintu kayu putih itu.
"Siapa?!"
Astaga itu suara jisoo dari dalam kamarnya. Baru suara saja, tapi demi apapun, jantung seungcheol sudah berdetak tak karuan. Eh ya bagus juga, berarti seungcheol tidak salah kamar.
Pemuda tampan itu hampir saja membuka mulutnya untuk melanjutkan acara bicaranya menjawab pertanyaan jisoo. Jika saja pintu putih di depannya itu mendadak terbuka dari dalam. Lalu memperlihatkan sosok pemuda semanis kucing dan cantik yang mengisi hatinya saat ini.
Jisoo tampak imut dan menggemaskan dengan piyama bebeknya. Membuat seungcheol yang menatapnya langsung tersenyum lembut.
Brak.
Tapi di luar dugaan, jisoo malah dengan sadisnya menutup pintu kamar kosnya. Tanpa peduli seungcheol yang menatap bingung sang kekasih. Oke ini benar dan fix, jisoo sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
straight 🍧 cheolsoo ✔
FanfictionBeloknya cuma sama kamu... Iya kamu :) ↪17 maret 2019 - 22 juni 2020 🍧original story by @kwonsyg, 2k19