"Duduk dulu soo, gue ambil laptop dulu sama notanya" wonwoo mempersilahkan sahabat kucingnya itu dengan sedikit malas. Kaos oblong putih agak lusuh dan kekuningan dengan celana pendek selutut. Pakaian tidurnya. Dan jangan lupakan fakta belum sempat mandinya.
Hari ini hari sabtu dan masih jam 8 pagi tapi sepertinya jisoo benar-benar tidak membiarkan dirinya bersantai-santai sejenak. Memang sih hari ini rencananya mereka akan mengerjakan laporan pertanggung jawaban atau lpj acara BEM festival FIB kemarin. Kebetulan jisoo dan wonwoo berada di divisi bendahara. Dan senin besok lpj mereka harus sudah maju ke dekanat. Jadi hari libur wonwoo hari ini akan tersita akibat lpj menyesatkan ini.
Jisoo hanya mengangguk pelan sambil mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu kontrakan wonwoo. Matanya menelusuri setiap titik kontrakan sederhana ini. Cukup bersih untuk ukuran kontrakan laki-laki. Sama seperti kamar kosan jisoo yang rapih.
Untuk sedikit informasinya, jisoo memiliki satu kamar kosan di dekat kampusnya. Walaupun jarang ia gunakan karena jisoo lebih sering pulang langsung ke rumahnya yang ya sedikit jauh. Namun kosannya tetap berguna jika jisoo sedang memiliki jam nanggung menunggu jeda kelasnya. Atau rapat-rapat menyebalkan dari BEM yang menuntutnya 24 jam berada di area kampus.
Oh iya karena ini kontrakan wonwoo, berarti artinya ini kontrakan seungcheol juga. Tapi dengan usilnya jisoo tidak memberi tahu pacarnya itu jika ia akan mengerjakan lpj di kontrakan mereka. Biar surprise aja sih. Ah jisoo jadi tidak sabar ingin melihat reaksi kekasihnya itu jika pagi ini ia berada di kontrakannya.
Kontrakan mereka terlihat sederhana dan rapi. Ada tiga kamar berjejer di depan ruang tamu. Lalu dapur sederhana dan kamar mandi. Dan tangga ke arah lantai dua. Kata wonwoo, ada dua kamar lainnya di lantai dua. Jisoo menatap penasaran satu persatu kamar di depannya, kira-kira kamar seungcheol yang sebelah mana ya?
"WOI SEUNGCHEOL TUNGGUIN LO MAH CURANG!!"
"BODOAMAT BUBUR AYAM LO BUAT GUE DUA PORSI!"
"TAI ASU LO BERDUA MINGYU SEUNGCHEOL WOI!"
"EH GUA JUGA MENANG, AWAS LO YA!"
"JANCOKK MINGYU SEOKMIN KAKI GUE!!"
Brak
"ANJ-- EH JISOO? ANJIR NIH GUE GAK SALAH LIAT?!!" Mingyu menatap puja sekaligus terkejut melihat siapa pemuda cantik sekaligus manis yang secara tiba-tiba pagi ini ada di ruang tamu kontrakannya.
Astaga! Keajaiban dunia! Entah kebaikan apa yang mingyu lakukan hingga doanya untuk melihat sosok cantik hong jisoo pagi ini menjadi terkabul. Akhir-akhir ini mingyu memang sedang disibukkan dengan tugas maket akhirnya. Jadi dia sedang tak banyak memiliki waktu untuk mengunjungi fakultas jisoo.
"Oh jadi ini toh yang namanya hong jisoo? Hehe cantik gyu!" seru seokmin bersemangat. Seungcheol di sebelahnya hanya mendelik tak suka.
"Hai mau ketemu aku ya jisoo? Kenapa gak ngomong dulu kalo mau kesini, hm?" Dengan tidak tahu malunya, mingyu ikut mendudukan pantatnya di sofa sebelah jisoo.
Sementara pemuda manis itu hanya diam mematung menatap ketiga orang di depannya. Sepertinya mereka habis melakukan jogging pagi atau sejenisnya. Masih dengan kaos oblong masing-masing dan training panjang bagi seungcheol dan mingyu, dan cowok berhidung mancung di sebelah mereka bercelana sepaha. Sampai akhirnya pandangan jisoo bertemu dengan kedua manik seungcheol.
Pemuda yang semenjak beberapa hari lalu itu menjadi kekasihnya. Tapi mengapa seungcheol sepertinya malah menatap jisoo kaget atau tak suka? Dan dia juga seperti terlihat begitu cuek dan tak peduli melihat mingyu atau teman mereka mengganggu dirinya.
"Udah sana sana!! Lo bertiga ganggu aja! Gue sama jisoo mau lpj-an!!" Sampai wonwoo akhirnya mengusir dengan kesal ketiga teman satu kontrakannya itu. Ia meletakkan laptop dan dompet kainnya di meja depan jisoo.
"Eh jisoo udah sarapan belum? Mau bubur ayam gak?" Seakan tak takut dengan teriakan wonwoo, mingyu malah masih asyik menatap wajah indah jisoo di depannya.
"Hai jisoo, boleh kenalan gak? Gue seokmin, temennya mingyu. Jangan mau sama mingyu, mending sama gue lebih putih dan bangir ye gak?" Seokmin mengulurkan tangannya dengan penuh percaya diri. Ikut mencoba menarik perhatian si kucing manis itu.
Hm momen bertemu bidadari tidak boleh dilewatkan bukan?
Tidak peduli seungcheol yang sudah mencoba sekuat tenaga keinginan menjewer kedua temannya ini. Apa-apaan beraninya mereka berdua masih saja berharap jisoo, ingin sekali rasanya seungcheol berteriak jika jisoo itu miliknya. Milik choi seungcheol! Enak saja diajak kenalan dan digoda.
Sementara jisoo hanya mengerutkan alisnya heran. Sudah jelas-jelas kedua temannya ini sedang menggoda dirinya. Tapi mengapa seungcheol seperti tidak peduli dan diam saja.
"HEH PERGI GAK KALIAN BERTIGA?!!" Wonwoo kembali berteriak garang mengusir ketiga teman tidak tahu dirinya itu.
Kemudian menyeret kaos mingyu dan seokmin menjauh dengan sadis. Membuat dua orang itu mencibir kesal dan protes.
"Eh won bentar dulu lah. Gue mau ngobrol sama jisoo ah!"
"Lah iya gue juga mau kenalan sama bidadari anjir!"
"MASUK LO BERDUA! ATAU GUE SERET?!" Lalu dibantu seungcheol yang ikut berteriak emosi dan kelewat kesal dengan kelakuan dua bongsor itu.
Mingyu dan seokmin hanya mencibir pelan lalu menuruti dan mengekor di belakang seungcheol masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Meninggalkan wonwoo yang hanya menghela napas kasar sembari membuka laptopnya. Dan jisoo yang mematung memikirkan perlakuan seungcheol barusan.
Apakah seungcheol pura-pura lupa setelah ia menyatakan perasaannya pada jisoo di puncak beberapa hari lalu. Atau memang ia lupa kalau mereka sedang menjalin hubungan sekarang? Atau memang dia tidak mau dan malu mengakui jisoo sebagai pacarnya di depan teman-temannya?
Lalu mengapa ia malah bersikap seolah tidak pernah mengenal jisoo tadi?
I love ten thousand apanya? Bullshit! -jisoo
Maaf soo, maaf maaf, tapi sekarang aku belum bisa akuin kamu di depan temen-temen aku -seungcheol
KAMU SEDANG MEMBACA
straight 🍧 cheolsoo ✔
FanficBeloknya cuma sama kamu... Iya kamu :) ↪17 maret 2019 - 22 juni 2020 🍧original story by @kwonsyg, 2k19