Prolog

76 16 0
                                    

Bissmillahirrahmannirrahim.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi/siang/sore/malam buat kalian yang lagi baca ini😂

Sebelumnya saya minta maaf kalo banyak kesalahan-kesalahan karena saya pemula, dan ini karya pertama.
Jika ada kesalahan langsung comment aja, saya menerima kritik dan saran dari kalian🙏.

Semoga kalian suka cerita ini🖤 dan jangan lupa ajak temen-temen kalian buat ikutan baca ya!

Jika ada kesamaan nama tokoh saya mohon maaf karena unsur ketidaksengajaan.

Jangan lupa juga vote and comment, satu vote and satu comment dari kalian sangat berharga buat saya😭.

Thanks buat kalian yang udah baca, vote and comment🖤💙💜💛💚.

Saat ini keluarga Vinky sedang makan malam bersama di ruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat ini keluarga Vinky sedang makan malam bersama di ruang makan.

Prangg!!

Gadis itu memecahkan gelas secara tidak sengaja. Ia gadis yang cantik, berkulit putih dengan rambut sedikit ikal di bawahnya, dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi menambah kesan imut di wajah cantiknya, gadis yang hari-harinya selalu ceria Dia adalah Adista Maurillea Vinky.

"Ya ampun Adista, kamu itu hati-hati dong Sayang." Ujar Erin Sang Bunda.

"Tau tuh, udah mau masuk Sma masih aja ceroboh, huu." Ejek Vero Maurilleon Vinky sebagai Kakak Adista.

"Kak Dista mah gitu ceroboh terus, kalah sama aku." Ejek Fehreno Maurilleon Vinky adik Adista dan Vero.

"Sudah-sudah, biar nanti Bi Idha yang beresin." Ujar Martin Azrilleon Vinky Sang Ayah

***

Setelah menyelesaikan makan malamnya, sekarang mereka sedang bersantai sekedar mengobrol di ruang keluarga.

"Vero kamu lanjut kuliah dimana? Jadi lanjutin bisnis Ayah?" Tanya Martin.

"Ayah ini gimana sih, Bang Vero itu mau jadi Power Rangers." ujar Adista yang mendapat tatapan tajam dari Vero.

"Abang mau jadi Power Rangers ya? Aku nanti mau jadi Bima X aja deh." Ucap Reno ikut-ikutan.

"Ish, enggak Yah. Aku udah memutuskan kalo aku mau sekolah pilot aja di Bali, bolehkan Yah?" Tanya Vero dengan raut wajah memohon.

"Katanya lo mau jadi Power Rangers Bang?" Tanya Adista santai. Vero memandang Adista seperti ingin menerkam yang dipandang hanya menampakan raut wajah datar.

"Adista jangan mengejek, Abangmu ini sedang ingin bicara serius Sayang," tegur Erin.

"Lah? Adista juga serius Bun, dulu Bang Vero pernah bilang waktu main sepeda-sepeda'an di halaman, kan Adista jatuh nah Bang Vero bilang gini, 'udah jangan nangis ya Dek nanti kalo Abang udah besar ntar mau jadi Power Rangers biar bisa lindungin kamu sama Bunda' katanya gitu," Adista cerita dengan semangat.

"Berisik lo. Dulu lo juga mau jadi Putri Cinderella, ya kan? nah itu Yah makanya Adista dulu nangis sampe guling-guling ingusnya meler-meler, dia minta di beliin sepatu kaca, waktu selesai nonton kartun," ujar Vero mengejek sambil menjulurkan lidahnya.

"Wah gak gitu juga kali! Ngawur banget si lo upil kadal!"

"Hei, Adista." Tegur Martin, Adista hanya nyengir.

"Kadal punya upil ya Kak? Kok Reno gak pernah lihat, Reno kira yang punya upil cuman Reno." Ujar Reno lugu dengan santainya sambil mengupil. Semuanya sontak memandang Reno jijik.

"Ada apa? Reno ganteng ya? Udah tahu kok." Jawabnya dengan cengiran.

"Ihh! Jorok banget sih lo! Sekali lagi lo gitu di depan gue. Bakal gue buang lo ke sungai Amazon biar jadi upil buaya!" Kesal Adista, adiknya itu jorok sekali.

"Amazon itu mana Kak?"

"Amazon itu nama sungai deket rumah kita." Jawab Vero. Dijelaskanpun adiknya tak akan paham. Reno langsung mengangguk mengerti.

"Sudah-sudah kalian ini, jadi kamu mau sekolah pilot Vero?" Tanya Martin.

"Iya Ayah."

"Tapikan itu jauh Sayang," ujar Erin khawatir.

"Iya sih, tapi Bunda gak usah khawatir nanti Vero tinggal di apartmentnya Om Dion."

"Bunda keberatan buat mengizinkan kamu Ver, kenapa kamu nggak ngambil yang lain aja, yang deket di Bandung?"

"Sudahlah Bun, Vero ini sudah besar, dia tahu mana yang baik buat masa depannya, tugas kita sebagai orang tua hanya mendukung dan berdoa, lagian dia tinggal di apartmentnya Dion. Jadi Dion bisa selalu memantau Vero, tenang saja." Ujar Martin menenangkan.

Erin menghela nafas pasrah "Baiklah, Bunda mengizinkan kamu."

"Beneran Bunda?" Tanya Vero, kemudian Erin mengangguk, Vero tersenyum langsung memeluk Bundanya.

TBC

Jangan lupa vomment🖤
Ig:princessann00_
#Terimakasih.

MoodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang