Rizal De Loesie
Saat itu,
Kita hanya memunguti cangkang kerang
Seperti anak-anak telanjang berlarian
Sepanjang pantai
Aku ingat betul,
Kau melempari kaleng minuman yang terombang ombak
Sambil bergumam jodoh atau bukan
Ah kau,
Hidup bagai permainan dan teka -teki
Seperti aku menaksirmu
Saat musim pasang
Setelah musim badai itu,
Serpihan perahu dan kayu bakau
Membakar segenap jiwaku
Dalam api cemburu
Kini pun,
Gelora ombak itu mengempas di dadaku
Kecipaknya tak jua menghapus rona senyummu
Mengejar diriku kepalung jiwa
Yang selalu meronta